Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tupai King, Asli atau Palsu?

21 November 2024   03:05 Diperbarui: 21 November 2024   19:00 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diana Ser bersama dengan lima orang pakar untuk menguji keaslian nama varietas durian yang dibelinya di beberapa toko di Singapura. (Sumber:CNA)

Nama Tupai King sebagai durian premium kembali mencuat. Jenis durian ini sebenarnya sudah pernah terdengar beberapa tahun yang lalu. Durian ini pun kembali menjadi perbincangan warga Singapura. 

Jenis Tupai King dan Black Thorn saat ini mengguncang pasar durian Singapura dengan harga 50 hingga 90 persen lebih mahal daripada jenis klasik seperti Musang King

Varietas-varietas baru ini membingungkan seorang penggemar durian Andrew Yeo yang mengaku menikmati buah ini hampir dua kali dalam seminggu di musim durian September 2024 lalu. 

Andrew membayar 28 dolar Singapura per kilogram untuk jenis Tupai King, harga tertinggi yang telah dia bayar sejauh ini. Namun ia kemudian meragukan keaslian varietasnya karena salah satu toko menuliskan “Tupai King” dan juga “Mao Shan Wang” (Musang King) di bawahnya.

"Apa yang sebenarnya telah saya bayar? Ketika saya berbicara dengan penjual durian yang berbeda, mereka memberikan jawaban yang tidak sama," kata Andrew. "Saya curiga jenis-jenis ini adalah varietas yang sama, hanya tidak dilabel dengan benar."

Andrew Yeow seorang durian lover di Singapura bertanya kepada Talking Point perihal keaslian Tupai King di Singapura. (Sumber:CNA)
Andrew Yeow seorang durian lover di Singapura bertanya kepada Talking Point perihal keaslian Tupai King di Singapura. (Sumber:CNA)
Varietas-varietas durian memang menawarkan aneka rasa dan tekstur yang unik. Apakah nama-nama baru adalah bagian dari gimmick pemasaran atau memang sesungguhnya ada varietas tersebut?

Untuk menjawab hal ini, program Talking Point, sebuah program acara di Singapura yang menjawab aneka pertanyaan dan isu terkini di Singapura, menginvestigasi secara mendalam akan hal ini. 

Talking Point meminta bantuan para pakar durian untuk menyelidiki apakah durian yang dijual benar-benar seperti yang diiklankan. Selain itu Talking Point mengirimkan reporternya Diana Ser ke petani asal muasal Tupai King di Malaysia. 

Tupai King

Tupai King atau Squirrel King adalah varietas durian terbaru yang sedang hot. Jenis ini memiliki bentuk buah yang ramping dan oval, bukan bulat. 

Biasanya durian dibuka dari bagian bawah. Namun jenis Tupai King dibuka dari atas karena kulitnya lebih tipis pada bagian atas dibandingkan bagian bawahnya. 

Dari segi rasa, Tupai King lebih pahit dan tidak semanis Musang King. Warna dagingnya memiliki sedikit warna memar kehijauan, bahkan dalam kondisi buah tidak terlalu terfermentasi. 

Chew Chee Wan adalah petani durian dan pemilik kedai durian "Cap Tupai" adalah orang yang pertama membudidayakan Tupai King. 

Pria berusia 56 tahun ini juga telah mensertifikasi varietasnya ini pada Institut Riset dan Pengembangan Agrikultur Malaysia dengan nama varietas TUPAI 226.

Reporter Talking Point bersama petani pemilik sertifikasi Tupai King (Sumber:Talking Point)
Reporter Talking Point bersama petani pemilik sertifikasi Tupai King (Sumber:Talking Point)
Chew membudidayakan Tupai King di kebun seluas 6,5 kali luas lapangan bola di Sungai Ara, Pulau Pinang, Malaysia. Ia sendiri telah membudidayakan durian sejak tahun 2004.

Durian yang masih jumlahnya terbatas ini tidak selalu dapat dipajang di tokonya karena tergantung musim. Sejak panen tahun 2022, setiap musimnya hanya ada sekitar 1000 durian yang bisa dihasilkan.  

Chew menerangkan kalau buah Tupai King yang berkualitas tinggi lebih cepat dipanen bila varietas ini dicangkokkan pada batang pohon durian yang sudah tua. Buah dapat dipanen setelah pohon cangkokan ini berusia tiga setengah tahun, sedangkan bila dari biji harus menunggu hingga 25 tahun.

Ia mulai memasarkan Tupai King dan menjual anakannya hanya di tahun 2022. Ia juga membagikan benihnya dengan beberapa orang teman petani, namun semuanya masih belum berbuah.

Pohon durian Tupai King (Sumber:Talking Point)
Pohon durian Tupai King (Sumber:Talking Point)
Karena kelangkaannya saat ini  harga Tupai King pun sangat premium. Chew menjualnya seharga Rp 440 ribu perkilogram. Satu durian Tupai King dapat mencapai berat 3 kilogram.

Berdasarkan laju kultivasi, para ahli memperkirakan butuh 5 hingga 10 tahun lagi untuk pasar Singapura menikmati cita rasa Tupai King.

Menjawab pertanyaan tentang keaslian Tupai King saat ini di Singapura, Chew pun dengan yakin mengatakan, "Saya berani katakan Tupai King yang ada di Singapura bukan Tupai King saya yang asli. Tupai King saya belum diekspor ke Singapura". 

Keaslian di balik berbagai nama varietas premium

Talking Point melanjutkan investigasi lebih mendalam untuk menjawab pertanyan penggemar durian Andrew Yeo. Lima orang pakar menjadi panelis durian. 

Diana Ser membeli durian dengan label Tupai King dari sebuah toko di Singapura dengan harga 58 dolar Singapura per kilogram untuk dicoba oleh para pakar. Selain itu ia juga membeli tiga jenis durian premium lainnya. 

Diana Ser bersama dengan lima orang pakar untuk menguji keaslian nama varietas durian yang dibelinya di beberapa toko di Singapura. (Sumber:CNA)
Diana Ser bersama dengan lima orang pakar untuk menguji keaslian nama varietas durian yang dibelinya di beberapa toko di Singapura. (Sumber:CNA)
Pakar durian Raymond Ng dan Josiah Jeremy langsung dengan cepat dapat mengenali bahwa Tupai King yang disajikan adalah palsu hanya dengan melihat fisik daging buah yang disajikan. Raymond adalah pemilik Lele Durian dengan pengalaman 40 tahun, sedangkan Josiah adalah pendiri perusahaan durian Golden Moments dengan pengalaman 7 tahun. 

Mereka sepakat bahwa durian yang telah dibeli itu sebenarnya masih varian Musang King. Warna kuning kontras dari Musang King sangatlah khas, berbeda dengan Tupai King yang daging buahnya mempunyai warna seperti memar.

Setelah durian dimakan, penjual durian dengan pengalaman 18 tahun David Loh juga mengatakan biji durian yang rata dan berwarna coklat gelap adalah ciri khas Musang King. Pakar yang lain semua sepakat akan hal ini. 

Selain membeli label Tupai King, sang reporter juga membeli label-label premium seperti Old Tree, Black Gold, dan King of Kings.

Durian dengan label "Old Tree" seharga 18 dolar Singapura per kilogram pun ternyata adalah durian Chanee Thailand. 

Dinamakan Old Tree karena jenis ini dipanen ketika buah sudah jatuh sendiri dari pohonnya atau bukan dipetik langsung. 

Penggolongan “Old Tree” atau "pohon tua" sendiri masih kontroversial. Diana mengetahui di Penang pun tidak  biasanya durian disortir berdasarkan umur pohonnya sehingga kecil kemungkinan penjual dapat membedakan durian dari pohon yang tua dan yang bukan.

Label durian premium yang dibeli untuk dicoba para pakar durian di Talking Point. (Foto:Talking Point)
Label durian premium yang dibeli untuk dicoba para pakar durian di Talking Point. (Foto:Talking Point)
Para pakar ini pun menjelaskan kalau penamaan Black Gold, King of Kings dan Old Tree sering kali hanyalah nama rumit dari varian Musang King. 

"Musang King mempunya profil rasa yang sangat luas, dari cukup manis hingga sangat pahit," kata David Loh, mantan penjual durian dibalik akun My Durian Hubz di Facebook.

"Vendor memanfaatkan peluang ini untuk memasarkan berbagai jenis Musang King," ungkap David Loh.

Josiah setuju penamaan ini adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan margin keuntungan dan mungkin "menciptakan kebingungan konsumen". Namun Josiah tidak melihat hal tersebut salah sedangkan ada pakar lain berpandangan kalau pemberian nama-nama ini adalah hal yang nekat di Singapura. 

Josiah memberi contoh kalau pedagang memberi nama Musang King yang telah matang sempurna dengan beberapa warna lebam dengan label "Black Gold" dan buah yang lebih terfermentasi dilabeli "Old Tree". Namun Josiah berpendapat penjual tetap harus menjelaskan perbedaannya secara jujur kepada konsumen bila mereka bertanya.

David Loh juga mengatakan label seperti Black Gold juga telah sering digunakan selama bertahun-tahun untuk menciptakan ekspektasi tertentu mengenai rasa dan mendorong permintaan. Namun di lapangan sering terjadi inkonsistensi di mana ada penjual yang melabeli durian dengan rasa yang kuat dan pahit sebagai Black Gold sementara penjual lainnya melabeli jenis yang sama sebagai Musang King biasa.

Penjelasan para pakar ini menjawab pertanyaan Andrew yang sebelumnya bercerita membeli Tupai King dengan tulisan kecil "Mao Shan Wang" atau Musang King di bawahnya.  

Chew Chee Wan di Penang menunjukkan beda daging durian Tupai King dan Musang King (Sumber:Talking Point)
Chew Chee Wan di Penang menunjukkan beda daging durian Tupai King dan Musang King (Sumber:Talking Point)
Penulis sendiri menemukan di market place Indonesia beberapa toko yang menjual bibit pohon durian Tupai King / Tupai 226. Tentunya penulis tidak tahu apakah memang ini bibit pohon Tupai King asli atau tidak. Saat ini di toko online juga ada yang menjual durian utuh Tupai King yang diklaim fresh dengan harganya dua kali lipat daripada harga Musang King. 

Melihat hasil investigasi Talking Point Singapura ini, penulis berkesimpulan kemungkinan besar klaim varietas Tupai King di market place Indonesia saat ini patut dipertanyakan keasliannya. 

Tips membeli durian

Lalu bagaimana pecinta durian bisa menghindari membayar durian yang tidak sesuai dengan harganya? Para pakar menyarankan untuk membeli durian dari penjual dengan reputasi baik. Hal ini untuk menghindari risiko mendapat durian yang sudah basi ataupun durian yang nama variannya tidak sesuai dengan labelnya. 

Pencinta durian juga disarankan untuk belajar mengenali tampilan aneka varietas durian. 

Pakar durian juga memperingatkan bahwa penjualan secara online lebih besar kemungkinan terjadi penipuan karena sedikit sekali dapat diketahui mengenai siapa penjualnya. Konsumen dapat mencari penjual dengan jumlah review yang tinggi. 

Bila membeli langsung, terapkan beberapa tips berikut:

  • Pilih durian dengan berat 1,7 hingga 2,2 kg, karena durian yang berukuran lebih besar cenderung terlalu matang. 
  • Lakukan uji batang. Batang berwarna hijau berarti durian masih segar.
  • Cari ada tidaknya tanda-tanda pembusukan, seperti retakan horizontal yang dalam.
  • Kocok perlahan durian untuk menilai suaranya. Ketukan yang keras menandakan daging sudah terlalu matang, suara yang lebih pelan menandakan daging sudah matang, dan tidak ada suara sama sekali menandakan daging belum matang.
  • Gunakan indra penciuman. Durian yang matang memiliki aroma yang kuat, sedangkan yang mentah tidak berbau sama sekali.

Rasa daging durian premium memang tiada duanya. Namun konsumen tentunya tidak mau membayar dengan harga yang sangat mahal namun mendapatkan durian yang tidak sesuai dengan label namanya bukan? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun