Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Evolusi Judi Kini dan Masa Lalunya

19 November 2024   00:42 Diperbarui: 19 November 2024   02:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain di meja judi (Foto:Tribunnews)

Perjudian semakin berkembang pesat berkat bantuan teknologi telepon genggam, walaupun gagasan awalnya sebagian besar tetap sama dengan judi ribuan tahun yang lalu. 

Judi sudah dikenal manusia sebelum uang ditemukan. Sebelum mempertaruhkan uang, manusia bertaruh harta benda seperti makanan, ternak, bahkan tanah. Tentunya setelah alat tukar berupa uang ditemukan, maka perjudian pun menggunakan uang.

Judi telah dikenal di Tiongkok setidaknya 1000 tahun SM. Tren judi tidak hanya sebagai hiburan namun juga menjadi cerminan status sosial di mana awalnya permainan judi sering kali dinikmati hanya oleh kelas atas. 

Namun seiring dengan waktu, judi di Tiongkok dipandang sebagai aktivitas sosial yang membawa kebersamaan. Judi tidak hanya perkara menang kalah namun turut memperkuat ikatan di antara sesama pemainnya. Akhirnya judi menyebar di berbagai strata masyarakat dan menjadi umum dilakukan pada pertemuan-pertemuan maupun hari raya di Tiongkok. 

Aktivitas seperti bermain mahyong atau bermain kartu menjadi biasa di hari raya tahun baru. Bermain permainan tersebut menjadi tradisi yang menguatkan komunitas dan tradisi. 

Dari Italia ke seluruh Eropa hingga Amerika

Judi di Italia sendiri sudah ada selama berabad-abad dan memiliki berbagai bentuk. Berawal di zaman Kekaisaran Romawi, ada permainan papan yang dinamakan Ludus duodecim scriptorum, atau XII scripta (permainan dua belas tanda). Permainan ini diyakini sebagai pendahulunya permainan papan populer backgammon

Ludus duocecim scriptorum menjadi populer di kalangan prajurit Romawi yang disebut legiuner. Merekalah yang kemudian membawa permainan ini ke negara-negara Eropa lainnya.

Ludus duodecim scriptorum, permainan papan zaman Romawi kuno yang diyakini sebagai pendahulu Backgammon. (Foto:Ancient Games Wiki)
Ludus duodecim scriptorum, permainan papan zaman Romawi kuno yang diyakini sebagai pendahulu Backgammon. (Foto:Ancient Games Wiki)
Dari berbagai sumber, diketahui rumah bisnis judi atau kasino berawal dari Italia. Dari Italia kasino kemudian menyebar ke seluruh Eropa dan akhirnya sampai ke Amerika Serikat (AS). Kasino semakin umum di Eropa pada era 1800-an. 

Pada tahun 1800-an rumah judi muncul di Amerika Serikat. Sekitar tahun 1850, mesin slot ditemukan. 

Ilustrasi kasino (Foto:casino.betmgm.com)
Ilustrasi kasino (Foto:casino.betmgm.com)
Namun hingga awal abad ke-20, perjudian adalah kegiatan terlarang di AS hingga tahun 1931. Sesudahnya pemerintah AS melegalkan perjudian hanya di negara bagian tertentu seperti Las Vegas, Nevada dan Atlantic City, New Jersey untuk memacu perekonomian negara selama masa Great Depression. Setelah itu, perjudian semakin menyebar, dimodernisasi, dan menjadi legal di 48 negara bagian di AS. 

Pada tahun 1990-an, dengan semakin berkembangnya teknologi internet, perjudian memasuki dunia online dan sejak itu menjadi industri jutaan dolar. Bisnis judi menjadi semakin besar oleh penggunaan telepon genggam yang membuat akses kepada judi online semakin mudah. 

Awal mula kasino

Aktivitas judi di masyarakat Italia zaman dahulu berkembang lebih lanjut menjadi terpusat di lingkungan yang lebih terkendali yang disebut kasino. Kasino pertama di dunia ada di Venesia, Italia. 

Kata kasino berasal dari bahasa Italia "casino" yang artinya rumah mungil. Akar katanya adalah casa (bahasa Italia) yang artinya rumah dan casa dalam bahasa Latin juga berarti pondok atau gubuk. 

Namun kata kasino kemudian mengalami perluasan makna menjadi "rumah untuk bermain".  Hal ini karena kasino-kasino di Venesia dan sekitar lagunanya digunakan oleh keluarga bangsawan untuk pertemuan sosial atau tempat berlibur sementara ketika mereka berada di luar kota. Selain di teater, masyarakat kelas atas Italia bersosialisasi di kasino-kasino.

Mereka memamerkan kekayaan dan kekuasaan mereka di kasino. Di dalam kasino terjadi diskusi tentang politik, seni, dan sastra. Musik yang indah dimainkan oleh para musisi dan para bangsawan mempertunjukkan pakaian-pakaian yang mewah. Sering kali pesta di kasino disertai dengan permainan judi sebagai salah satu menu hiburannya. 

Semakin eksklusif sebuah kasino, semakin tinggi cita rasa dekorasi dan perabotannya. Mereka yang datang diharuskan mengenakan busana dengan dress code tertentu. Kasino eksklusif juga memiliki pengamanan yang ketat. 

Lama kelamaan, kasino semakin berasosiasi sebagai tempat judi sehingga kata kasino pun dipakai untuk menyebut tempat perjudian di resor-resor (tempat liburan) Eropa pada abad ke-19 hingga saat ini. Orang-orang kemudian lebih memilih ke kasino untuk berjudi daripada melakukannya secara sembunyi-sembunyi di rumah, gang, atau tempat-tempat minum tertentu.

Lukisan suasana dalam Il Ridotto di palazzo Dandolo San Moise, Italia. (Foto:Wikipedia)
Lukisan suasana dalam Il Ridotto di palazzo Dandolo San Moise, Italia. (Foto:Wikipedia)

Ridotto, kasino legal pertama

Ridotto adalah kasino atau rumah bisnis judi legal pertama di dunia. "Ridotti" atau rumah-rumah judi adalah jamak dari ridotto. Ridotto dibuka di Venesia pada tahun 1638 (386 tahun yang lalu). 

Dinamakan ridotto karena tempat ini menawarkan permainan yang sifatnya privat untuk para bangsawan. Ridotto berasal dari kata "riddure" (Italia) yang artinya "menutup" atau "menjadikan bersifat pribadi/privat".

Sebelum ada ridotti, masyarakat melakukan judi sosial (bukan untuk bisnis) di rumah-rumah judi yang semuanya beroperasi di atas aktivitas bisnis terlarang lainnya yang bertindak sebagai fasilitator. 

Adanya rumah-rumah judi sosial ini membuat berjudi semakin menjadi kegemaran yang merebak di masyarakat.  Sering terjadi perkelahian dan penganiayaan yang disertai kekerasan di rumah-rumah judi tersebut sehingga otoritas Venesia merasa berkewajiban untuk membatasinya secara hukum. 

Pada tahun 1506, permainan kartu dan dadu dilarang. Namun masyarakat Venesia mengabaikan hal ini meskipun hukuman yang dikenakan sangat berat. Seorang bangsawan yang ketahuan berjudi di kasino akan didenda 300 dukat dan dikeluarkan dari jabatan publik selama 10 tahun. Untuk masyarakat kelas bawah dapat diusir dari Venesia hingga 10 tahun. 

Pada tahun 1609, aturan semakin diperluas di mana siapa pun yang diketahui bekerja di kasino menghadapi hukuman 6 tahun penjara dan hidung serta telinganya dipotong. 

Kerasnya hukuman ternyata tidak membuat warga Venesia kapok berjudi. Mereka pun memilih beberapa kasino yang lebih menarik dan lebih aman. Tamu dapat keluar melalui pintu rahasia (misalnya lemari) dan keluar melalui pintu belakang. 

Meningkatnya popularitas bisnis perjudian, meskipun ada larangan hukum, membuat Venesia menghadapi masalah besar dalam penegakan hukumnya. Judi ilegal menjadi masalah serius. Selain itu pemerintah menjalankan lotere yang pemainnya kebanyakan dari masyarakat kelas bawah, namun hal tersebut tidak mempengaruhi banyaknya rumah-rumah judi yang beroperasi di kota tersebut.

Akhirnya pada tahun 1638, pemerintah Venesia menyerah. Rumah judi pun dilegalkan sehingga aktivitasnya lebih terkontrol. 

Ridotto pun diberi izin sehingga aktivitas perjudian warga dapat dikontrol. Ridotto menjadi oposisi judi sosial (berjudi dengan teman). Ridotto menjadi salah satu rumah pertama yang menampung uang dari berbagai permainan-permainan judi. 

Selain ridotto kaum bangsawan, dilaporkan ada juga ridotto yang dikhususkan untuk kelas pekerja, namun letaknya di pinggiran kota. Di ridotto kelas ini, mereka juga bermain permainan menggunakan bola-bola di lapangan rumput yang terbuka. Dilaporkan juga ada ridotto yang dikhususkan untuk sekretaris, pengrajin rumahan, koki, dan para pelayan. 

Di dalam ridotto

Il Ridotto adalah salah satu kasino terkenal saat itu yang berada di Palazzo Dandolo. Palazzo adalah istilah untuk bangunan di Italia yang sangat besar dan mewah. Palazzo Dandolo adalah milik keluarga Dandolo dan pada tahun 1638 disewakan kepada pemerintah Venesia. 

Bangunan empat lantai di palazzo itu kemudian diubah menjadi rumah judi yang terbuka untuk umum. Ridotto menjadi sangat terkenal di seluruh Eropa karena menjadi rumah judi pertama yang dikelola oleh negara. 

Ridotto di Venesia juga adalah rumah judi legal pertama di dunia Barat. Meskipun terbuka untuk umum alias gratis, namun hanya bangsawan terkaya di kota-kota yang bertaruh judi di dalamnya karena nilai taruhannya sangatlah tinggi. 

Topeng khas Venesia 'Bauta' salah satu atribut yang harus dikenakan para pemain dalam Ridotto. (Foto: Camacana.com)
Topeng khas Venesia 'Bauta' salah satu atribut yang harus dikenakan para pemain dalam Ridotto. (Foto: Camacana.com)
Para pemain yang datang diharuskan mengenakan busana khusus yaitu topi bersudut tiga, jubah tanpa lengan (cape), dan topeng khas Venesia hitam putih yang disebut 'Bauta'. Karena aturan yang ketat tersebut, warga yang berpenghasilan rendah di Venesia secara tidak langsung dibatasi untuk ikut berjudi di meja kasino ini. 

Karena sebagian besar pengunjungnya mengenakan topeng, ridotto menjadi tempat untuk plot-plot konspirasi dan perjumpaan asmara terlarang, sehingga memicu imajinasi para seniman di Venesia abad ke-18 seperti Longhi, Guardi, dan Tiepolo. Mereka menuangkan banyak adegan dalam ridotti dalam lukisan-lukisannya. Tulisan atau karya sastra Casanova dan Goldini juga diinspirasi dari seputar tempat ini. 

Banyak bangsawan maupun orang terkenal menjadi pengunjung reguler ridotto seperti Frederick IV dari Denmark dan Guiseppe Verdi yang merayakan kesuksesan operanya "Rigoletto" pada tahun 1851 di Ridotto San Moise. 

Reputasi Ridotto pun menjadi sangat terkenal di seluruh Eropa sehingga juga mengundang banyak selebriti pada masa itu untuk bermain di meja judinya, antara lain filsuf, penulis, dan komposer Geneva (sekarang Swiss) Jean-Jacques Rousseau; "petualang cinta" Giacomo Casanova; dan teman dekat Mozart bernama Lorenzo da Ponte.

Selain itu Ridotto juga menarik perhatian para rentenir, pelacur dan berbagai karakter buruk lainnya.

Permainan yang dimainkan di Ridotto masa itu adalah biribi (semacam lotere) dan bassetta. Kedua permainan ini memiliki house edge yang sangat tinggi. House edge yang tinggi artinya ada jaminan pemain akan kalah setiap taruhan sehingga penyelenggara judi dapat terus mengeruk keuntungan. Permainan baccarat dan bingo juga berasal dari Italia pada abad ke-15. 

Ditutupnya ridotto

Beberapa bangsawan kehilangan seluruh kekayaannya hanya dalam waktu satu malam karena berjudi di ridotto. Berjudi juga adalah kebiasaan yang sembrono dan para pemainnya berperilaku ekstrim. 

Banyak skandal, pesta pora, dan sering kali terjadi perkelahian dengan kekerasan di ridotti. Pernah ada hingga 136 kasino di Venesia. 

Akhirnya pada tahun 1774, seorang reformis Venesia Giorgio Pisani mengusulkan agar ridotto ditutup "untuk menjaga kesalehan, disiplin yang sehat, dan perilaku moderat”. 

Mosi Pisani pun disetujui oleh mayoritas dan Great Council Venesia menutup kasino tersebut dengan alasan sejumlah besar warga Venesia telah dirugikan. Setelah ridotto ditutup, kasino-kasino judi lain pun satu per satu ditutup. 

Republik Venesia bubar dan dipecah-pecah oleh jenderal Perancis Napoleon Bonaparte dan Monarki Habsburg pada Mei 1797. Di bawah kendali Napoleon, kebanyakan perabot dan karya seni dalam ridotto dipindahkan dan kasino-kasino pun ditutup.

Setelah ridotto ditutup, kondisi perjudian di Venesia menjadi lebih tidak teratur hingga pertengahan abad ke-20. Pada tahun 1946 Casinò Municipale berdiri di pulau Lido, Venesia. Kemudian pada tahun 1959 berdiri kasino ikonik Vendramin Calergi. 

Hanya ada sejumlah kasino kuno yang dapat dilihat saat ini (dibuka umum ataupun atas permintaan) karena sebagian besar bangunannya telah dihancurkan. Kasino kuno yang dibuka ini untuk memperlihatkan kembali suasana di masa lalu beserta arsitektur dan dekorasi interiornya yang elegan. 

Salah satunya adalah kasino Venier yang saat ini menjadi kantor asosiasi Alliance Française. Kasino ini diakuisisi oleh Jaksa Venier pada 1750 dan digunakan oleh istrinya Elena Priuli dan pada tahun 1980-an direstorasi oleh Komite Prancis dan kini menjadi milik pemerintah Venesia, Prancis. Bangunan ini dibisa dikunjungi dengan reservasi sebelumnya. 

Judi legal di Italia

Judi kemudian dilegalisasi di Italia pada tahun 1900-an, namun aturannya telah mengalami banyak modifikasi dari waktu ke waktu. Sekarang ini Italia adalah salah satu negara dengan aturan judi yang paling kompetitif dan modern dalam Uni Eropa. 

Italia telah mengamandemen undang-undang judinya beberapa kali. Hanya permainan-permainan kartu dengan keahlian dan jenis taruhan tertentu yang dilegalkan. Alasan utama pemerintah Italia menegakkan aturan yang ketat terkait perjudian adalah untuk menghindari dampak negatif akibat industri judi ini. 

Hanya di wilayah tertentu judi adalah legal di Italia. Undang-undang Italia mengatur nilai penarikan pajak dari bandar judi dan hitungan-hitungan yang harus dipenuhi oleh bandar judi kepada pemain. Badan yang memiliki otoritas untuk memberikan izin berjudi dan mengawasi hal-hal perjudian di Italia adalah AAMS (Amministrazione Autonoma dei Monopoli di Stato). 

Sejak Maret 2010 juga ditetapkan aturan bagi operator yang hendak merilis judi online. Para operator ini harus mendapat lisensi dari AAMS yaitu harus memenuhi baik syarat finansial, teknis, sosial, maupun aspek lain dari bisnis judi, misalnya:

  • Sudah mengelola pertandingan-pertandingan di Eropa dengan nilai turnover tidak kurang dari € 1,500,000 dalam dua tahun terakhir. 
  • Berfungsi dalam tingkat teknis yang tinggi, menyediakan layanan yang stabil, aman, dan mudah digunakan.
  • Menjadi perseroan terbatas
  • Memiliki anggota administrasi yang dapat diandalkan
  • Mempunyai kediaman resmi dan dukungan teknikal di salah satu negara Uni Eropa
  • Membayar € 350.000 kepada AAMS untuk manajemen teknis, administrasi, dan pengawasan

Suasana ruangan VIP sebuah kasino di Makau. (Foto: Shutterstock.com via The Conversation)
Suasana ruangan VIP sebuah kasino di Makau. (Foto: Shutterstock.com via The Conversation)
Perjudian legal di negara lain

Selain Italia, beberapa negara di dunia juga melegalkan perjudian antara lain Makau (di China), Curacao (negara otonom Kerajaan Belanda), Inggris Raya, Malta, Pulau Man (di bawah pemerintahan Inggris), Gibraltar di Spanyol, Australia(di setiap negara bagian ada regluatornya sendiri), dan Kanada (otoritas provinsi tertentu). 

China melarang judi dalam bentuk apapun dengan pengecualian lotere (Welfare lottery dan Sports lottery) yang dijalankan oleh negara. Lotere ini diatur dan diawasi sangat ketat oleh pemerintah China dan hasilnya digunakan untuk proyek-proyek sosial dan kesejahteraan umum. 

China memiliki dua wilayah administrasi yang khusus untuk judi yaitu Makau dan Hongkong. Kasino hanya legal di Makau. Sedangkan di Hongkong, kasino tradisional tidak diizinkan. Taruhan judi pacuan kuda, sepak bola, dan lotere diizinkan. 

Hong Kong Jockey Club memegang izin monopoli untuk perjudian. Sebagaimana China daratan, hasil dari bisnis judi digunakan untuk masyarakat dan pekerjaan amal. Lingkungan berjudi sangat dipantau erat di Hong Kong. 

Genting Casino, Malaysia. (Foto: Thatch travel)
Genting Casino, Malaysia. (Foto: Thatch travel)
Di Asia Tenggara sendiri, terdapat Kasino Genting yang menjadi tempat berjudi legal di Malaysia. Kasino Genting menjadi salah satu bagian bisnis dari induk usaha Genting Berhad. 

Dibuka pada 1971, kasino ini menjadi kasino pertama dan satu-satunya di Malaysia. Kasino Genting sukses mendatangkan penjudi dari seluruh dunia. Yang dapat masuk ke kasino hanyalah orang Malaysia nonmuslim dan orang asing yang minimal sudah berusia 21 tahun. 

Selain di Malaysia, Genting Berhad juga membuka kasino di beberapa negara, seperti Singapura, Inggris, Hong Kong, Filipina, hingga Amerika Serikat.

Saat ini Thailand dalam proses untuk melegalkan kasino sebagai bagian dari zona hiburan untuk wisatawan. Perdana menterinya telah meminta kementerian keuangan untuk menyusun rancangan undang-undang sehubungan dengan kompleks hiburan tersebut. Mayoritas anggota DPR juga mendukung pendirian kasino legal ini karena akan membantu menghasilkan pendapatan pajak negara. 

Indonesia sendiri belum melegalkan judi di kasino karena dianggap melanggar norma agama. Namun perjudian pernah menjadi hal legal di Jakarta di bawah Gubernur Ali Sadikin. 

Kala itu, Ali Sadikin terkejut ketika mengetahui APBD DKI hanya sebesar Rp 66 juta. Ia kemudian mencari solusi untuk memperoleh dana pembangunan Jakarta tanpa menabrak Undang-undang yang ada saat itu. 

Ali Sadikin kemudian mengeluarkan Surat Keputusan pada 26 Juli 1967 yang melarang semua perjudian gelap di wilayah DKI Jakarta. Setelah berselang dua bulan, Jakarta kemudian mempunyai kasino pertama di kawasan Petak Sembilan No. 52, Jakarta Barat. 

Dilansir dari Kompas, oleh karena kebijakannya itu, Ali dijuluki "Gubernur Judi" hinga "Gubernur Maksiat". Namun Ali tidak takut dan mengatakan dalam biografinya, "Saya berani untuk keperluan rakyat Jakarta."

Setelah kasino di kawasan Petak Sembilan, beberapa kasino lain menyusul dibuka, seperti Hailai Casino pada tahun 1971 dan Copacabana Casino di tahun 1975. Juga ada kasino di lantai bawah Djakarta Theater dan di Proyek Senen, Jakarta Pusat. 

Kasino-kasino ini adalah kasino bergengsi, seperti Hailai Casino yang bekerja sama dengan Stanley Ho, pengusaha tajir asal Hong Kong yang merupakan Raja Judi di Makau. 

Dari pajak judilah, pemerintah Jakarta di masa itu dapat membangun ibu kota, mulai dari perbaikan kampung-kampung, pembangunan banyak sekolah, hingga Taman Ismail Marzuki. 

Namun setelah masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada tahun 1977, kasino-kasino tersebut satu persatu ditutup untuk selamanya. Setelah kasino-kasino di Jakarta ditutup, banyak penjudi terbang ke Genting, Malaysia dan ke Makau. Hal ini disayangkan oleh Ali Sadikin karena ia menganggap hanya membuang devisa ke negara lain. 

Setelah kasino di Jakarta ditutup, malah seorang pengusaha properti asal Perth, Frank Woodmore, menggandeng pengusaha Solo, Robby Sumampow, membangun bisnis judi di Christmas Island, Australia pada tahun 1985. Lokasi judi inipun kemudian mendapat lisensi dari Pemerintah Federal Australia dan pengunjungnya umumnya berasal dari Asia Tenggara, termasuk Jakarta. 

Judi online kini di Indonesia

Kini judi konvensional telah berevolusi menjadi judi online. Judi online bahkan telah menjadi malapetaka besar bagi bangsa Indonesia saat ini karena meskipun ilegal namun ternyata situs-situs judi online begitu mudah diakses melalui telepon genggam. 

Hukum di Indonesia sesungguhnya telah menyatakan judi online adalah perbuatan terlarang. Hal ini diatur dalam Pasal 27 ayat 2 UU 1/2024 tentang perubahan kedua UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), berbunyi, "Setiap orang dengan sengaja atau tanpa hak mendistribusikan, mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian."

Orang yang melanggar ketentuan Pasal 27 ayat 2 UU 1/2024 tersebut berpotensi dipidana penjara paling lama 10 tahun dan atau denda paling banyak Rp 10 miliar sebagaimana diatur dalam Pasal 45 ayat 3 UU1/2024. Mereka yang bermain judi juga dikenakan pidana penjara paling lama 4 tahun dan atau denda pidana paling banyak Rp 10 juta berdasarkan Pasal 303 KUHP. 

Judi online (judol) sangat merusak karena yang bisa berjudi tidak terbatas hanya kalangan tertentu. Masyarakat dengan pendapatan rendah pun dapat bertaruh di judol. Sangat berbeda dengan situasi judi zaman dahulu kala di mana aktivitas berjudi lebih terbatas pada kalangan atas. 

Tidak ada batasan akses sama sekali untuk mereka yang hendak bermain judol. Anak-anak hingga orang dewasa semua dapat bermain judol. Bila kasino-kasino hanya dapat diakses oleh orang dengan usia dan status sosial tertentu, judi online tidak mengenal usia dan kasta. 

Judol juga berlangsung tanpa batasan waktu dan tempat. Dahulu hanya di kasino tertentu dan pada waktu tertentu aktivitas judi dapat dilakukan. Sekarang judol dapat diakses dan dilakukan 24 jam. Mengerikan sekali bukan? 

Judi sepanjang sejarah telah menghancurkan banyak manusia. Selamanya "hantu" judi juga akan terus memburu manusia yang menginginkan kekayaan secara instan. Meskipun sudah terbukti ribuan tahun, bandar judi yang semakin kaya sedangkan pemainnya akan melarat dan menderita, namun tetap saja judi memakan banyak korban hingga saat ini. 

Negara harus serius dan segera menangani perihal judi online ini karena sudah menjadi bencana nasional. Banyak keluarga hancur, banyak korban yang depresi dan mengakhiri hidupnya karena banyak korban kecanduan judol juga ternyata terlilit pinjaman online (pinjol). Korban judol tidak hanya masyarakat sipil, namun juga dari anggota TNI dan Polri. 

Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf, juga menegaskan tidak ada program bantuan sosial (Bansos) untuk korban judol. Sedangkan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengatakan pihaknya memprioritaskan pemulihan psikologis korban judol yang dirawat di rumah sakit. 

Menkomdigi juga menyatakan komitmennya untuk menghapus konten judi online sembari melakukan kegiatan preventif untuk menghindari bahaya judi online lewat peningkatan literasi digital. Kemkomdigi juga membuka kanal aduan agar masyarakat bisa melaporkan konten judi online supaya ditindak. 

Namun kita menyadari bisnis judi tidak mungkin dapat dimusnahkan sepenuhnya. Atau memang memungkinkan? 

Yang pasti perjudian, baik offline maupun online, harus dan dapat diatur dengan ketat oleh negara. Negara punya tanggung jawab untuk melindungi warganya dari bahaya dan bencana akibat aktivitas judi. 

Dengan melihat sejarah kasino di berbagai negara dan juga di Indonesia, apakah bisnis judi baik offline maupun online memang harus dilokalisir atau dibatasi bandar-bandarnya? Tidakkah lebih baik bila nilai taruhan judi memang dibuat sedemikian tinggi sehingga hanya mampu dilakukan oleh kalangan ekonomi atas? Bukankah suatu bencana besar bila hanya dengan Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu orang sudah bisa berjudi? 

Mampukah negara konsisten memblokir semua situs judi online dan memastikan situs-situs judi secara online tidak dapat lagi diakses oleh siapapun? Bagaimana pendapatmu? 

Penulis tentunya berharap untuk judi online tidak seharusnya bisa diakses oleh siapapun di wilayah NKRI ini, tidak juga dengan VPN. Tidak hanya karena dampak negatifnya karena aksesnya yang tidak terbatas, namun utamanya karena judi online adalah scam alias penipuan. Tidak ada hitungan probabilitas di judi online karena menang kalah diatur oleh manusia dibalik mesin. 

Judi online selain ilegal juga tidak membawa keuntungan apapun bagi negara karena semua uang hasil penipuannya menjadi milik bandar judi. Tidak ada pihak yang diuntungkan selain bandar judi. 

Namun apakah pemblokiran total dapat benar-benar dilakukan? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun