Kemudian varian Eropa Hakunan (hasil persilangan Cattacurgan dan Kaiji) diciptakan. Hakunan kemudian disilangkan lagi dengan varietas dengan kualitas dan rasa yang terbaik, hingga menghasilkan jenis dengan aroma Muscat saja.Â
Demikianlah Shine Muscat dihasilkan dari persilangan Akitsu nomor 21 dan Hakunan pada tahun 1988.Â
Shine Muscat asli ini terutama dipilih pada tahun 1997 di kebun anggur NIFTS (National Agriculture and Food Research Organization) di Akitsu, Jepang.
Di antara tahun 1999 hingga 2002, anggur ini dinamakan anggur Akitsu No. 23 dan dikirim untuk dilakukan uji adaptasi strain guna diperiksa karakteristiknya di seluruh wilayah Jepang (30 lokasi di 27 prefektur).
Baru pada September tahun 2003, varian ini dirilis dengan nama Shine Muscat dan didaftarkan sebagai Anggur No. 21 dari Departemen Agrikultur dan Kehutanan Jepang.
Kemudian pada Maret 2006, Shine Muscat didaftarkan oleh pengembangnya yaitu Institut Sains Agrobiologi Nasional Jepang sebagai Anggur No 13.981 di bawah Undang-undang Varietas dan Benih Tanaman Jepang (berlaku selama 30 tahun).Â
Namun varietas Shine Muscat ini tidak didaftarkan di luar Jepang karena memang tidak dimaksudkan untuk diekspor.Â
Dilansir dari JapaneseTaste, Shine Muscat terutama ditanam di Prefektur Yamanashi, Nagano, Okayama, dan Yamagata.Â
Namun pada masa-masa tersebut, benih Shine Muscat beredar keluar dari Jepang ke Korea dan China dengan harga jual benih yang lebih murah dibandingkan dengan Jepang.Â
Konvensi Internasional untuk Perlindungan Varietas Tanaman Baru mengharuskan varietas buah didaftarkan di luar negara asal dalam jangka waktu tertentu, yaitu enam tahun untuk anggur sejak tanggal pendaftaran di negara asal.
Namun hingga tahun 2012 Jepang belum mendaftarkan varietasnya tersebut sehingga Jepang pun kehilangan hak untuk mengambil royalti atas varietas tersebut. Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang memperkirakan Jepang kehilangan 10 miliar Yen per tahun atas kasus ini.