Suatu badan keamanan pangan di Eropa, European Food Safety Authority (EFSA) Panel on Food Additives and Nutrient Sources Added to Food, mengatakan mereka tidak mampu mengidentifikasi jumlah yang masih dapat dianggap aman bila suatu produk angkak mengandung sejumlah monakolin.Â
Asam Puberulat
Disebutkan sebelumnya bahwa hasil penyelidikan perusahaan telah menemukan adanya kandungan sejumlah asam puberulat dalam produk suplemen angkak mereka.Â
Asam puberulat adalah senyawa alami yang dibuat oleh ragi biru. Asam puberulat mempunyai sifat antimikroba sehingga berguna dalam pengobatan malaria. "Namun efek pada ginjal belum diketahui saat ini,"kata Kementerian Kesehatan Jepang pada bulan Maret 2024.Â
Dilansir dari The Asahi Shimbun, Kementerian Kesehatan Jepang selanjutnya mengatakan asam puberulat dapat menyebabkan kerusakan pada tubulus ginjal.Â
Kementerian Kesehatan Jepang menerima sampel angkak yang diproduksi dalam tiga tahun terakhir dari Kobayashi Pharmaceutical. Lembaga nasional pun menganalisis bahan-bahan tersebut yang diproduksi antara Juni hingga Agustus tahun 2023 lalu. Â Dari hasil inspeksi Kementerian Kesehatan Jepang, hanya lot tertentu yang diketahui mengandung cemaran asam puberulat.Â
Kementerian Kesehatan pada 28 Mei 2024 menyatakan secara resmi dugaan ragi biru yang mengeluarkan asam puberulat telah secara tidak sengaja menjadi cemaran dalam proses kultivasi beras angkak merah.Â
Perkumpulan nefrologi Jepang mengatakan banyak pasien yang kemudian sakit setelah mengkonsumsi suplemen angkak Kobayashi diduga mengalami Sindrom Fanconi yang disebabkan oleh kerusakan tubulus ginjal.Â
Penelitian dari sampel-sampel tersebut menunjukkan adanya kerusakan tubulus ginjal pada tikus yang diberikan asam puberulat atau suplemen dengan kandungan asam puberulat.
Namun Kementerian Kesehatan mengatakan masih perlu penelitian lanjutan mengenai efek terhadap fungsi ginjal ketika kadar yang rendah dari asam puberulat diberikan secara berulang. Mereka menyatakan belum dapat menyimpulkan dengan tegas bahwa asam puberulat tersebut yang mengakibatkan gangguan kesehatan.Â
Kementerian Kesehatan  juga mengatakan ada dua senyawa lain yang ditemukan pada produksi antar Juni dan Agustus 2023, di mana pada masa-masa tersebut banyak laporan gangguan kesehatan. Diduga ragi biru tercampur dalam adonan dan senyawa asam puberulat terbentuk ketika beras angkak dikultivasi bersama dengan ragi biru tesebut.Â