Sering kali juga efek samping dari obat-obat herbal ini tidak dilaporkan oleh masyarakat dan akhirnya diklaim oleh produsen kalau obat herbalnya tanpa efek samping, padahal sesungguhnya tidak ada obat yang tanpa efek samping.Â
Pasien juga punya kecenderungan untuk tidak memberi tahu dokternya kalau mereka juga menggunakan obat atau suplemen herbal tertentu. Hal ini tentunya berakibat tidak baik bagi pasien. Mereka percaya produk herbal adalah alami dan sesuatu yang alami dipercaya tidak mempunyai efek samping. Padahal sesungguhnya banyak sekali efek samping serius yang sudah diketahui akibat penggunaan bahan dari tanaman tertentu. Dan memang tidak ada bahan apapun yang tidak berbahaya bila sudah digunakan di luar dosis terapinya.Â
Sesungguhnya herbal justru dapat menjadi sumber potensial dari toksin (racun) dan kenyataannya memang banyak obat-obatan kimia ditemukan berasal dari tanaman ataupun bahan alam lainnya. Toksin dalam dosis tertentu memang dapat bermanfaat untuk menghasilkan efek terapi tertentu. Di atas dosis terapi tersebut tentulah merugikan tubuh.Â
Masyarakat juga perlu berhati-hati dengan produk herbal, karena produsen yang tidak bertanggung jawab bisa secara ilegal menambahkan bahan-bahan yang tidak seharusnya ada dalam obat herbal tersebut untuk meningkatkan efektivitas obat. Zat aktif obat yang biasanya ditambahkan dapat berupa antibiotik, steroid, dan zat-zat yang bersifat psikoaktif.Â
Penelitian juga menemukan pada beberapa obat herbal terdapat cemaran logam berat seperti timbal dan kadmium yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan keracunan akut. Beberapa mengandung pestisida ataupun kontaminan lain karena penyimpanan yang tidak sesuai dengan persyaratan keamanan produk.Â
Produsen farmasi obat kimia diharuskan mencantumkan semua efek samping obat yang mungkin terjadi dan juga interaksi obat dari produk yang dipasarkan. Namun banyak produsen obat herbal yang tidak mencantumkan hal tersebut pada kemasan produknya. Kemungkinan besar juga karena mereka memang tidak mempunyai data akan hal tersebut dan memang belum ada penelitian yang memadai terkait bahan tersebut secara mendetail. Bahasa pemasaran yang berlebihan dan mengklaim bahwa obat herbal tidak memberikan efek samping alias pasti aman juga membuat masyarakat menjadi tidak waspada.Â
Akhir kata, penulis berharap penelitian terhadap produk yang mengandung beras Angkak merah ini dapat segera tuntas sehingga kita dapat mengetahui dengan lebih tepat profil keamanan produk tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H