Red yeast rice (RYR) disebut juga red rice koji atau red koji rice atau angkak atau beras angkak merah adalah beras fermentasi dengan warna merah keunguan yang diperoleh dari hasil fermentasi menggunakan ragi yang ditumbuhkan pada permukaan beras putih. Sebenarnya beras angkak adalah penyebutan yang lebih populer di Indonesia karena berasal dari dialek Hokkian yang memang menyebut bahan ini sebagai Angkak. Ang artinya merah, dan kak artinya ragi, sehingga angkak artinya ragi merah. Angkak ini digunakan dalam beberapa masakan dan juga bahan pengobatan tradisional.Â
Sedangkan koji dalam bahasa Jepang artinya bulir atau biji (biasanya beras yang telah dimasak dan atau kedelai) yang diselimuti atau ditumbuhi dengan kultur jamur atau ragi tertentu. Umumnya koji dibuat dengan dengan kultur jamur alamiah Aspergillus oryzae. Banyak makanan Jepang dikembangkan selama berabad-abad menggunakan koji, seperti kecap kedelai (soya sauce), miso, mirin, dan sake. Sedangkan produk red yeast rice (RYR) atau angkak dihasilkan dari inokulasi kultur Monascus purpureus pada permukaan beras putih, sehingga dinamakan red rice koji atau red koji rice. Nama beni koji artinya koji yang berwarna merah tua atau warna krimson.Â
RYR atau beni koji atau angkak dibuat dengan menanam ragi Monascus purpureus pada beras selama 3-6 hari dalam suhu ruangan. Hasilnya ada yang dalam bentuk yang sudah dikeringkan atau dalam bentuk pasta yang sudah dimasak dan dipasteurisasi. Untuk bahan obat, angkak kering dibuat menjadi bentuk serbuk halus. China adalah produsen terbesar angkak dan perusahaan-perusahaan Eropa di kemudian hari ikut dalam pasar ini.Â
RYR atau Angkak Dalam Kuliner
Angkak digunakan sebagai pewarna dalam aneka produk makanan, seperti tahu fermentasi, cuka/arak beras merah, daging char siu, masakan bebek Peking, dan aneka penganan khas China yang membutuhkan warna merah. Beberapa jenis arak (jiu) China dan sake Jepang menggunakan angkak sebagai pewarna alami.
Orang Filipina juga menggunakan angkak sebagai pewarna alami dan untuk mengawetkan makanan tertentu seperti bagoong alamang (udang fermentasi), burong isda (nasi dan ikan fermentasi ), dan balao-balao (nasi dan udang fermentasi). Â
RYR atau Angkak dalam pengobatan
Selain digunakan dalam dunia memasak, RYR atau beras angkak merah juga digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Penggunaan angkak untuk pengobatan kemungkinan besar sudah dilakukan sejak masa Dinasti Tang yaitu sekitar 800 tahun sebelum Masehi, untuk melancarkan peredaran darah, menyehatkan organ limpa, dan melancarkan pencernaan.
Angkak kemudian dibuat sebagai suplemen setelah pada akhir tahun 1970-an para ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) dan Jepang berhasil mengisolasi senyawa yang diberi nama lovastatin (dari Aspergillus terreus) dan monakolin (dari Monascus). Hasil penelitian selanjutnya menemukan bahwa lovastatin dan monakolin K (salah satu jenis monakolin) adalah senyawa yang identik.Â
Strain atau jenis ragi Monascus yang berbeda akan menghasilkan jumlah monakolin yang berbeda pula. Strain Went bila difermentasi dan diproses dengan baik akan menghasilkan serbuk angkak dengan kandungan sekitar 0.4 persen monakolin, di mana separuhnya adalah jenis monakolin K yang identik degan lovastatin.Â