Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Anak Ingat Ibu yang Dibunuh Ayah Sendiri

30 Juli 2023   01:30 Diperbarui: 30 Juli 2023   21:02 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto:istockphoto/Ksenia Makagonova)

Sebuah penelitian tentang ingatan masa kecil anak diterbitkan di jurnal Memory. Penelitinya, Patricia Bauer dan rekannya Marina Larkina, melakukan penelitian pada sekelompok anak berusia tiga tahun. 

Orang tua anak-anak tersebut mewawancara anaknya mengenai enam peristiwa yang telah terjadi tiga bulan sebelumnya dalam kehidupan si anak, misalnya kunjungan ke kebun binatang atau peristiwa pra-sekolahnya. 

Wawancara ini direkam dan setelah beberapa tahun kemudian, kelompok anak-anak tersebut kembali diwawancara pada usia 5,6,7,8, dan 9 tahun. Mereka ditanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi ketika mereka berusia 3 tahun.

Karena para peneliti mengetahui rincian kejadian saat anak-anak tersebut berusia 3 tahun, mereka dapat menilai dengan tepat seberapa banyak yang mampu diingat oleh anak-anak tersebut dan bagaimana mereka menceritakannya kembali. 

Hasilnya, anak-anak yang berusia di antara 5- 7 tahun dapat mengingat sebanyak 60 persen dari peristiwa, namun yang berusia 8 dan 9 tahun hanya mengingat 40 persen bahkan kurang, dan mereka mulai berbicara tentang ingatan tersebut dengan cara yang berbeda.

Bauer menilai hal ini berkaitan dengan perkembangan sistem saraf. Selain itu cara orang tua yang menggunakan strategi yang bersifat elaboratif (menguraikan atau merinci suatu hal) dengan sang anak, seperti memberi pertanyaan seperti “Ceritakan pada ku lebih banyak lagi” dan “Apa yang terjadi?”, membuat ingatan anak lebih “kokoh”.

Bauer kemudian melanjutkan penelitiannya dengan sekelompok anak yang diikutinya kemudian selama 4 tahun. Ia mewawancara mereka terkait ingatan pada berbagai tahap dalam perkembangan anak-anak tersebut. Hasilnya, ia menemukan ingatan-ingatan terawal pada kehidupan seorang anak cenderung terkait dengan emosi, baik positif maupun negatif.

Teori lain terkait fenomena amnesia anak dihubungkan dengan kemampuan berbahasa. Direktur Institute Neuro-Physiological Psycology (INPP) di Inggris dan yang juga pengarang dari delapan buku mengenai perkembangan anak, Sally Goddart Blythe, mengatakan manusia tidak mempunyai kemampuan berbicara akan hal-hal yang terjadi sebelum lancar menggunakan bahasa.

Menurut Sally, bahasa verbal belum mencapai tahap yang kelancarannya cukup hingga usia anak 3 tahun. Dengan kata lain, tanpa kemampuan untuk membicarakan apa yang terjadi, atau menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan ingatan dalam pikiran, otak tidak mampu menyimpan memori dengan baik sebagaimana ketika usia lebih tua, di mana kita telah memiliki kemampuan bahasa.

“Namun hal ini tidak berarti anak-anak tidak mampu mengingat peristiwa yang sudah terjadi. Mereka punya ingatan ini namun hilang dengan sangat cepat,” kata Rachael Elward, ahli neurosains.

Kebanyakan ingatan episodik seseorang dimulai ketika usia 3 tahun. Secara akademis, diyakini ingatan akan peristiwa-peristiwa di awal masa kecil seseorang mulai hilang dengan cepat sejak usia 7 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun