Mohon tunggu...
shirin ebadi
shirin ebadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya olahraga dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Panel Surya Sebagai Energi Pembangkit Listrik Berkelanjutan

4 September 2024   09:25 Diperbarui: 4 September 2024   10:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema Esai : Panel surya sebagai energi terbarukan

LATAR BELAKANG

Jumlah penduduk di dunia pada tahun 2050 diperkirakan akan mengalami kenaikan pada angka 9,6 miliar jiwa. Peningkatan penduduk ini akan berimbas pula pada penggunaan energi baik terbarukan maupun tidak terbarukan yang semakin meningkat pula, salah satu contohnya yaitu tenaga listrik yang sudah menjadi kebutuhan primer manusia di Bumi. Namun, sebagian besar tenaga listrik yang digunakan sampai sekarang masih berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang sifatnya non-sustainable (tidak berkelanjutan). Akibat terbatasnya persediaan sumber energi tersebut maka manusia mulai mencari sumber energi yang dapat dimanfaatkan terus menerus seperti energi matahari, energi gelombang, energi angin, energi pasang surut, dan lainnya. Cara yang dilakukan untuk menemukan sumber energi tersebut yaitu dengan konversi energi. Konversi energi sendiri adalah proses perubahan bentuk energi dari satu menjadi bentuk energi lain yang dibutuhkan.  Energi alternatif yang paling mudah kita jumpai adalah energi surya yang sumbernya dari matahari kemudian diubah menjadi energi listrik dengan panel surya. Dengan semakin majunya teknologi dan adanya dukungan dari pemerintah, perkembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga semakin berkembang karena penggunaannya sudah banyak kita temui digunakan salah satunya di stadion sepak bola, rumah tangga, dan lain-lain.

PEMBAHASAN/ISI

Pada panel surya ini disusun oleh beberapa komponen, di mana komponen utamanya itu adalah sel surya yang terbuat dari semikonduktor, biasanya menggunakan silikon. Di dalam sel surya terdapat 2 lapisan silikon berbeda yaitu, silikon tipe n (silicon doping of phosphoraus) dan silikon tipe p (silicon doping of baron). Terdapat juga lapisan pelindung seperti kaca tempered untuk melindungi dari kerusakan fisik juga untuk menjaga kelembapan serta kerusakan lingkungan.
Ketika cahaya matahari mengenai panel surya, foton dari sinar matahari akan diserap oleh sel surya tersebut.  Karena adanya dua lapisan silikon yang berbeda, medan listrik akan mendorong elektron untuk bergerak ke arah-arah tertentu,  sehingga menghasilkan arus listrik searah (DC). Namun, listrik searah (DC) yang dihasilkan tidak bisa langsung digunakan untuk perangkat rumah tangga yang memerlukan arus listrik bolak balik (AC). Maka, arus listrik searah (DC) dikirim ke perangkat yang bernama inverter. Fungsi dari inverter ini untuk mengubah arus listrik dari DC ke AC agar dapat menjalankan peralatan rumah tangga dan juga suplai ke jaringan listrik.
Setelah arus dirubah ke AC, listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari misalnya, menyalakan lampu, mengoperasikan perlatan elektronik, dan bisa juga mengisi baterai penyimpanan energi. Perawatan panel surya cukup sederhana. Biasanya, dengan membersihkan debu dan juga kotoran yang menempel secara berkala sudah baik untuk menjalankan kinerjanya. Selain itu, efisiensi panel surya dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, sudut pemasangan dan intensitas matahari yang masuk ke dalam panel. Selain praktis dan efisien, penggunaan panel surya ini juga dapat mengurangi tagihan listrik, juga dengan menggunakan sumber energi terbarukan penghasilan emisi karbon akan berkurang.
Sesuai dengan SDGs 7 yaitu "Energi bersih dan terjangkau" yang bertujuan untuk memastikan akses yang terjangkau dan berkelanjutan terhadap energi kita semua. Panel surya ini memberikan solusi yang efisien dan biaya yang murah untuk kebutuhan energi di daerah-daerah yang mungkin tidak terjangkau listrik. Dengan memanfaatkan energi matahari, penyediaan energi listrik tidak perlu bergantung lagi pada bahan bakar fosil yang dapat menghasilkan emisi karbon. Berbeda jika menggunakan batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang dapat melepaskan gas rumah kaca dan juga polutan ke atmosfer. Panel surya hanya mengubah sinar matahari menjadi listrik tanpa menghasilkan polusi udara. Panel surya juga terus berkembang  dengan meningkatkan efisiensi konversi energi dari matahari dan mendukung SDGs 7 untuk menyediakan energi yang lebih terjangkau.

KESIMPULAN

Teknologi panel surya terus berkembang dengan meningkatkan efisiensi konversi energi juga penurunan biaya agar lebih efektif. Inovasi ini memungkinkan menyediakan energi dengan cara yang ekonomis dan praktis, bahkan di daerah terpencil yang tidak dijangkau jaringan listrik konvensional. Selain efisien, panel surya juga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan sumber energi yang andal dan bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun