Mohon tunggu...
Shin Winds
Shin Winds Mohon Tunggu... -

"To fall in love is easy. To love responsibly, is not." Jatuh cinta itu mudah. Tapi untuk mencintai dengan penuh tanggung-jawab, tidak mudah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kami "Dipaksa" Golput Hari Ini

9 Juli 2014   18:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini menjadi hari yang pahit bagi kami sebagai pemilih. Bagaimana tidak semangat kami untuk mencoblos calon presiden pupus sudah.

Beberapa hari yang lalu saya dan saudara saya mengunjungi KPU dengan niat untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih di tempat tinggal kami sekarang ini. Setibanya di KPU kami langsung dihadapkan oleh petugas dan menanyakan perihal kedatangan kami. Kami menjelaskan bahwa kami berdua ingin mendaftarkan diri sebagai pemilih, dan sang petugas dengan tersenyum memberikan solusi bahwa kami bisa memilih namun didaftarkan sebagai DPK (Daftar Pemilih Khusus). Dengan syarat dia punya identitas resmi negara seperti KTP, paspor, dan lainnya, yang ingin menyalurkan hak pilihnya. Dan bisa langusng datang ke TPS, menginformasikan namanya di tempat tinggalnya.

Namun apalacur, hari ini kami mendapati kenyataan tidak semudah apa yang diucapkan oleh petugas KPU tersebut. Bagaimana tidak? Ada perbedaan antara KPU dengan petugas di TPS. Ketika datang ke TPS kami tidak diterima dikarenakan tidak memiliki kejelasan surat - surat. Seperti surat undangan dari TPS atau surat pengantar dari kelurahan.

Hari H pun tiba. Kami mencoba meyakinkan panitia TPS dengan mengatakan kami adalah DPK (Daftar Pemilih Khusus), sehingga cukup dengan kartu identitas diri kami bisa memlih itu yang disampaikan oleh KPU. Ternyata panitia TPS tidak cukup bersahabat bagi saya dan saudara saya, bukannya mempermudah sang panitia malah mempersulit kami. Kami dipaksa ke kelurahan untuk mendapat surat PPS. Ketika di kelurahan kami dipaksa untuk memiliki Pengantar A5 dari daerah asal. Setelah kesana kemari kamipun putus asa dikarenakan sulitnya proses pendaftaran "birokrasi ala indonesia" sebagai pemilih.

Akhirnya hari ini kami tidak melanjutkan proses "birokrasi ala indonesia" (kalau bisa dipersulit ngapain dipermudah) dan memilih pulang sambil gigit jari. Dalam hati saya hanya bisa bergumam "Kami "Dipaksa" Golput Hari Ini".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun