Halo Kompasianer, gimana nih kabar di Bulan Desember? Semoga masih semangat ya meskipun sebentar lagi pergantian tahun 2023 dan mendekati masa-masa liburan. Nah, berhubung bulan ini adalah Bulan Desember dimana masyarakat Indonesia memperingati hari ibu nasional setiap tanggal 22 Desember. Tentunya hal tersebut dilaksanakan untuk mengingat setiap perjuangan ibu, menghormati, dan menyayangi sosok ibu. Lantas, apakah hari-hari biasa kita tidak perlu menghargai, menghormati, dan menyayangi ibu? Tentunya bukan begitu pola pikirnya. Setiap hari sudah pasti kita tetap harus menyayangi, menghormati, dan menghargai seorang ibu.Â
Kali ini aku mau cerita terkait kisah perjuangan ibuku tercinta. Jadi, ibuku menikah dengan ayahku tepat saat usianya tujuh belas tahun, dimana pada saat itu ayahku berusia 24 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh tidak membuat ibu merasa bahwasanya pernikahan yang dilakukan adalah sesuatu yang salah, melainkan malah dijadikan sebagai sesuatu yang menyenangkan, karena disini ayah tidak hanya sebagai seorang suami bagi ibu, melainkan juga sebagai sosok kakak yang bisa membimbing kearah lebih baik lagi di masa depan.
Kemudian, selang setahun saat ibu berusia delapan belas tahun lebih dua bulan, ibu melahirkan sosok anak perempuan yaitu aku, hehehe. Tentunya menjadi ibu di usia yang masih muda tidaklah mudah, namun ibuku bisa melewati masa-masa itu. Ibuku merupakan sosok yang energik, berusaha menjadi sosok yang bisa diandalkan oleh semua anggota keluarga.Â
Ada satu hal yang aku pelajari dari sosok ibuku, dimana jam berapapun beliau mulai tidur di malam hari misalnya karena mengerjakan beberapa pekerjaan sampai larut malam, ibu tetap mengusahakan bangun pagi yang paling awal diantara aku, ayah, dan adik. Ibu tidak mau membuat keluarganya merasa kelaparan, selalu menyiapkan sarapan misalnya. Setelah semua anak-anaknya pergi ke sekolah, ibu kemudian berangka bekerja di sawah membantu ayah.Â
Kemudian, terkait perhatian kepada anak-anaknya, ibu selalu meluangkan waktunya untuk membantu mengerjakan PR, kemudian juga ketika ada anggota keluarga yang sakit, ibu rela begadang untuk memastikan bahwa anggota keluarganya tetap merasa aman, nyaman sehingga bisa berangsur-angsur sembuh.Â
Hemm, meskipun aktivitas ibu yang sangat padat itu, ibu masih tetap mempunyai semangat yang tinggi. Ibu suka sekali dengan kegiatan menanam sayur-sayuran dan buah-buahan, tak heran ini menjadikan beliau sebagai sosok petani yang handal disamping menjadi seorang ibu rumah tangga yang hebat. Ibu juga gemar bersosialisasi dengan banyak orang, baik yang sudah dikenal maupun orag baru. Beliau sangat ramah dengan siapapun. Ini menginspirasiku untuk bisa berbaur dengan semua orang dan senantiasa berbuat baik bagi sesama.Â
Karena keseharian ibu selain menjadi ibu rumah tangga yang super woman adalah sebagai petani yang tentunya membantu ayah bekerja di sawah, membuat wajah ibu menjadi kusam, gelap, dan mungkin kerutan sudah mulai terlihat akibat terpapar sinar matahari secara terus menerus tanpa menggunakan pelindung kulit apapun. Selain rasa lelah, tentunya hal seperti itu dialami oleh ibu. Bukan tanpa alasan, ibu melakukan itu agar anak-anaknya bisa dengan puas menikmati makanan dan barang-barang yang diinginkan secara mudah.
Bahkan, ada satu pesan khusus dari ibu terhadapku bahwasanya aku harus pintar, menempuh pendidikan dengan baik, gunakan wawasan yang aku punya untuk membantu banyak orang. Carilah pekerjaan yang tidak membuatmu terlalu sengsara. Hehe maksudnya disini harus panas-panasan kayak ibu karena harus bekerja sebagai petani. Dan aku cukup mengiyakannya saja.
Ibu tetap jadi sosok panutan dalam hidupku, semangatnya tak pernah surut untuk terus berusaha menjadi yang terbaik untuk keluarganya meskipun usinya yang kini menuju kepala empat. Ibu menjadi sosok berharga dan yang akan senantiasa kami cintai dan sayangi selama-lamanya.Â
Pada hari ibu nanti aku ingin memberi hadiah ibu sebuah produk kecantikan untuk anti aging agar ibu bisa awet muda dan tampak cantik meskipun di usinya yang sudah semakin tua.Â
Ibu, makasih sudah sesayang ini sama aku, semoga sehat selalu karena semangat ibu tak akan pernah lekang oleh waktu. Love you ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H