Transformasi Gang Dolly: Dulu dan Sekarang

Dolly Saiki Point. foto:SuaraSurabaya.net

Dolly Saiki Point (DSP) terletak di Gang Lebar B No. 27 yang dulunya merupakan salah satu bangunan di lokalisasi jarak. DSP merupakan wadah bagi masyarakat untuk menampilkan (display) berbagai hasil karya warga setempat. Diantaranya adalah sepatu, makanan ringan, minuman, batik, pakaian, cinderamata, dan makanan. DSP ini memfasilitasi para penggerak UMKM yang kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya.

Kurang lebih ada 20 UMKM yang tergabung dalam DSP. Dalam rentang waktu 3 bulan sekali mereka mengadakan pertemuan untuk membahas segala hal yang berkaitan dengan UMKM yang telah dirintis. Mereka juga mengundang Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini, Dinas Ketahanan Pangan untuk sesi sharing mengenai kendala yang dihadapi UMKM selama ini, bagaimana mempromosikan produk yang dihasilkan, bagaimana meningkatkan penjualan produk, dan saling membantu dalam upaya pengembangan produk.

Dengan adanya komunitas DSP ini membuka peluang gang dolly sebagai kawasan wisata edukasi. Beberapa pengunjung tertarik untuk melakukan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh UMKM di Kawasan gang dolly. Pengunjung akan diajak untuk turut serta dalam belajar menjahit, membatik, dan membuat keripik tempe serta kue. Kursus singkat ini sangat diminati oleh pengunjung yang berasal dari berbagai kalangan seperti dari akademisi (mahasiswa), birokrat, dan masyarakat umum.  

Perubahan dinamika sosial lokalisasi prostitusi gang dolly kearah positif patut mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat luas. Perubahan untuk hasil yang lebih baik tidak dapat dilakukan dengan singkat. Semua ini membutuhkan proses yang lama dan berkelanjutan serta peran serta dari berbagai pihak. Proses pendampingan dari berbagai kalangan sangat dibutuhkan bagi para pekerja, bukan hanya modal usaha, bahan produksi tetapi juga motivasi dan semangat yang tinggi untuk selalu berkreasi dan berinovasi.