Mohon tunggu...
SHINTA VR
SHINTA VR Mohon Tunggu... Programmer - perusahaan teknologi

Making Impact with Immersive Technology

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mengungkap Enigma Konsistensi AI: Tantangan dan Solusi

7 Desember 2023   16:48 Diperbarui: 7 Desember 2023   16:51 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan Buatan atau akrab dikenal dengan sebutan Artificial Intelligence (AI) tampil sebagai intensitas transformatif yang telah mengubah perspektif kita terhadap teknologi. Bagaimanapun, konsep sulit dipahami atas konsistensi teknologi AI telah menjadi fokus diskusi dan penelitian komunitas pemerhati AI. Seiring perkembangan kompleksitas sistem teknologi AI, tantangan dan solusi demi memastikan kapabilitas AI pun semakin meningkat. Singkatnya, AI menjadi semacam teka-teki yang terus berkembang, dan kita masih bertanya-tanya pemanfaatannya.

Pengungkapan Enigma AI 

Konsistensi AI berkaitan erat pada kemampuan sistemnya dalam menyediakan hasil yang andal, presisi, dan seragam untuk berbagai situasi, masukan, dan konteks. Sebaliknya, tampak bahwa ketidakkonsekuenan AI akan mengarah pada berbagai pertimbangan yang menimbulkan sejumlah tantangan. Salah satunya, yaitu algoritma AI yang kompleks, terutama dalam pembelajaran mendalam. Hubungan yang rumit dalam model-model ini dapat menyebabkan variasi keluaran yang tidak terduga, sehingga sulit untuk memastikan konsistensi di berbagai masukan.

Di samping itu, kurangnya penjelasan dalam sistem teknologi AI kerap menjadi tantangan tersendiri bagi penggunanya. Banyak model AI yang justru dioperasikan sebagai 'kotak hitam', yang berarti proses pengambilan keputusan darinya tidak mudah diinterpretasikan. Kurangnya transparansi kompleksitas AI dapat menghambat upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab ketidakkonsistenan. Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana solusinya?

Solusi atas Tantangan

Konsistensi dari perkembangan AI perlu kejelasan. Artinya, arah kemajuan teknologi perlu ditentukan kemaslahatannya. Solusi utama yang digadang dari potongan teka-teki konsistensi tersebut adalah Explainable AI (XAI). Teknik solusi ini dapat memperkuat transparansi dari model teknologi AI. Terlebih, XAI juga mengizinkan pengguna dan pengembang sistem AI untuk memahami model proses dari pengambilan keputusan. Tentunya, ini akan memudahkannya untuk mengidentifikasi dan memperbaiki sumber dari ketidakkonsekuenan.

Solusi lainnya adalah pemberlakuan prioritas atas pertimbangan etis dalam pengembangan AI. Dengan begitu, praktik pada AI yang etis akan mampu berkontribusi pada konsistensi yang lebih signifikan, baik dalam luaran, maupun interaksi AI. Pertimbangan etis dalam pengembangan AI juga dapat menavigasi penggunanya ke arah pengembanan tanggung jawab secara memadai.

Mengungkap enigma konsistensi AI merupakan tantangan multidimensi yang memerlukan pendekatan holistik. Seiring dengan kemajuan AI, mengatasi tantangan yang terkait dengan konsistensi sangatlah penting untuk membangun kepercayaan dan keandalan dalam sistem ini. Melalui praktik data yang kuat, kemampuan menjelaskan, pemantauan berkelanjutan, pertimbangan etis, dan upaya standardisasi, komunitas AI dapat berupaya mengungkap kompleksitas konsistensi AI dan membuka jalan bagi masa depan AI yang lebih berintegritas dan dapat dipercaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun