Mohon tunggu...
Shinta Tri Yuliasari
Shinta Tri Yuliasari Mohon Tunggu... -

It's better to try, rather than not doing anything. Keep fighting till the end!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Pramuria

28 Maret 2015   14:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, aku sadar. Tidak akan ada laki-laki yang ikhlas menerima wanita yang sudah pernah tidur dengan laki-laki lain. Tidak akan ada laki-laki yang mau denganku! Apalagi Alicia juga sudah satu tahun sekarang. Malaikat mungilku yang sekarang terpaksa hanya bisa aku kunjungi tiap dua hari sekali. Dia aku titipkan di panti asuhan karena aku tidak ingin membuat Mama kena serangan jantung. Aku tidak begitu yakin siapa ayahnya. Alicia malang.. mencari ayah baru pun susah buat bunda, Sayang..

Laki-laki itu, entahlah, apa aku benar-benar mencintainya tulus atau untuk status semata. Dia cukup tampan dengan lesung pipit yang menghiasi kedua pipi manisnya. Pandangan mata tajam yang seakan menembus ke ulu hatimu, mengetahui secara akurat apa yang kamu rasakan saat itu. Suaranya yang terdengar lembut tapi juga tegas, jantungku berdegup kencang dibuatnya.

Mungkinkah.. kami berjodoh..?

Dia mulai membuka mulutnya. Menyuapkan sendok demi sendok nasi goreng kambing ke dalam mulut. Ya.. ini adalah kencan kami yang kesekian. Aku sampai sekarang pun masih bertanya-tanya. Bagaimana sampai dia mau denganku?

Dia tau apa profesiku tapi tidak pernah sekalipun dia membicarakannya. Sering memang dia menegurku tapi tidak secara langsung. Ya menyuruh sholat lah, ya puasa lah. Tapi aku tidak bisa melakukan itu setiap hari. Pekerjaanku tidak memungkinkan.

Ingin rasanya suatu hari nanti dia bisa melamarku. Ditemani cahaya rembulan remang-remang. Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam saku celananya, kotak perhiasan. Ketika dibuka, isinya cincin! Aku tidak begitu peduli berapa karatnya, asalkan dia bersedia menerima aku dan Alicia saja sudah cukup. Lalu kami akan hidup bahagia selamanya. Aku akan meninggalkan kehidupanku yang sekarang dan mulai menuangkan tinta di lembaran kehidupan yang baru.

Is he the one? Or am I only dreaming?

Entahlah.. dia masih sibuk dengan nasi goreng kambingnya. Yang sekarang ada, akan aku nikmati dulu. Alicia, sabar ya Nak..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun