Mohon tunggu...
Siti SintaFauziah
Siti SintaFauziah Mohon Tunggu... Model - Mahasiswa yang bekerja keras untuk menggapai cita-cita dan memiliki hobi rebahan

Intelligent never stop being beautiful

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Grab Si Aplikasi untuk Semua yang Siap Sedia Jadi Teman Hidup di Perantauan

3 Desember 2019   17:28 Diperbarui: 3 Desember 2019   17:37 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh dari orang tua merupakan salah satu momok mengerikan bagi saya yang pada dasarnya sangat manja. Ketakutan yang sering kali menghantui saya adalah pertanyaan-pertanyaaan yang terus mendera dipikiran saya seperti "Bisakah saya hidup berjauhan dengan orang tua?, Bisakah saya melawan rasa takut saya?, Apakah akan ada yang siap sedia ketika saya butuh bantuan?" 

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang membuat saya enggan untuk berjauhan dengan orang tua. Bahkan saat saya duduk dibangku SMA, saya pernah kabur dari pondok pesantren tentu saja dengan alasan takut hidup berjauhan dengan orang tua.

Saat memasuki fase untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, rasa takut kembali menghantui saya. Pada saat itu saya lolos seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri yang berada di kota Bandung. Sempat terbesit di benak saya untuk tidak mengambil kesempatan duduk di bangku PTN dan lebih memilih PTS yang lokasinya dekat dengan rumah.

Namun, saya teringat pesan Papa saya beliau pernah berkata "Teh, kalau kamu terus-terusan hidup seperti ini, kapan kamu akan berkembang? Kamu harus terbiasa hidup mandiri supaya kamu mengetahui jati diri kamu, dunia itu luas dan kamu anak yang cerdas, sayang kalau kamu menyianyiakan kesempatan karena sebuah rasa ketakutan. Mulai sekarang lawan rasa takutmu!" Kata-kata Papaku itulah yang membuat saya memantapkan hati untuk jadi anak rantau.

Saat menjadi anak rantau banyak sekali suka duka yang di lalui. Beberapa momen itu ditemani dengan sangat setia oleh #SuperApp. Apa saja sih pengalaman unik dan menariknya? Berikut ini beberapa pengalaman saya yang sangat bermakna dengan Aplikasi yang #Selalubisa

1. Pengalaman pertama menjadi anak rantau bersama Si #SuperApp

Memulai hidup menjadi anak rantau memaksa saya harus bisa melakukan apapun mulai dari memasak, merapihkan kamar kost, mencuci pakaian dan pekerjaan lainnya yang membuat saya merasa menjadi calon menantu dan istri idaman wkwkwk dan yang paling membuat saya kesulitan adalah kebiasaan saya yang susah bangun tidur, kalau tidak ada yang membangunkan bisa-bisa saya tidur dari malam sampai malam lagi saking kebluknya hehehe. Hal itulah yang membuat saya 'Hampir' telat di hari pertama OSPEK. Eh eh eh 'Hampir' ya, tau gak kenapa gak telat? Iya bener banget karena ada Mamang Grabike yang siap sedia mengantarku tepat waktu. Terima kasih Grab kau memang #Selalubisa.

Selain mengantar saya tepat waktu dan selamat sampai tujuan, Mamang nya juga baik sekali dan sangat perhatian. Ketika diperjalanan, beliau memperhatikan saya lewat kaca spion lalu beliau bertanya kepada saya "Teh, sudah sarapan belum?" sempat bingung juga ketika beliau melontarkan pertanyaan seperti itu lalu saya menjawab disertai rasa malu-malu kucing "Belum, kebetulan saya sedang buru-buru takut telat karena hari ini hari pertama OSPEK." 

Kemudian Pengemudi Grabike ini berkata kepada saya "Ih si tetehmah, pantesan atuh pucet banget. Jangan gitu teh, sarapan itu penting apalagi kalau mau OSPEK. Bentar ya teh kita ke pinggir dulu sebentar." Saya sempat terheran-heran namun saya merasa terharu ketika beliau menyodorkan roti dan air mineral kemasan gelas sambil berkata "Sok atuh teh di makan dulu, lumayan buat ngeganjal perut." Sumpah demi apapun hal itu membuat hati saya tersentuh. Terima kasih Mamang Grabike telah mengajari saya bahwa hal yang sederhana bisa membuat bahagia.

2. Saat lapar melanda, Grab #Selalubisa meredakannya.

Salah satu resiko anak rantau adalah ketika berada pada fase dimana "Perut lapar" namun "Malas gerak" hehe. Kalau sedang di rumah sih tenang-tenang saja karena sudah disediakan makanan oleh Mama tercinta, kita tinggal menikmatinya saja sampai perut penuh terisi. Lain halnya dengan anak rantau, apalagi yang tidak terbiasa memasak seperti saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun