Mohon tunggu...
Shinta DwiRizkika
Shinta DwiRizkika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Semester 4

TERUS BELAJAR MENCARI INOVASI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

I'tiqad (Kepercayaan)

6 Juli 2020   21:08 Diperbarui: 4 Juni 2021   17:24 6561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam memahami soal-soal I'tiqad ( kepercayaan) dalam islam lebih baik terdahulu dimaklumi  istilah-istilah yang terpakai dalam lingkungan ini.

Ushuluddin artinya pokok-pokok Agama.

Ilmu Ushuluddin artinya ilmu pokok-pokok Agama.

Di dalam ushuluddin dibicarakan soal-soal I'tiqad yang menjadi pokok bagi Agama:

  • Kepercayaan ( I'tiqad) yang bertalian pada ketuhanan (Ilahiyat)
  • Kepercayaan yang bertalian dengan kenabian ( Nubuwwat)
  • Kepercayaan yang bertalian dengan soal-soal yang gaib (hari akhirat, syurga, neraka, dan lain-lain
  • Dan lain-lain soal kepercayaan

Ilmu ushuluddin kadang-kadang dinamai ilmu kalam, yakni kalam Tuhan karena dalam ilmu ini banyak di bicarakan sifat-sifat Tuhan, diantaranya sifat kalam (berkata).

Ulama-ulama dan ahli-ahli ilmu kalam dinamai Mutakallimuun atau Mutakallimiin.

Ada juga orang menamai ilmu ini dengan ilmu Tauhid, yakni ilmu ke-Esaan Tuhan karena yang banyak dibicarakan dalam ilmu ini ialah tentang ke-Esaan Tuhan.

Ada juga yang menamainya dengan ilmu 'Aqaid, yakni ilmu I'tiqad karena yang banyak dibicarakan dalam ilmu ini ialah soal-soal I'tiqad.

Di Indonesia ada orang-orang yang menamainya dengan ilmu sifat dua puluh, karena di dalam ilmu ini dibicarakan 20 sifat yang wajib (mesti ada ) bagi Tuhan.

Baca juga : Perilaku Tata Bicara dan Itikad Publik

Memahami I'tiqad (Kepercayaan)
Memahami I'tiqad (Kepercayaan)
Pendeknya perkataan-perkataan Ilmu Ushuluddin, Ilmu Kalam, Ilmu Tauhid, Ilmu 'Aqaid, ilmu Sifat Dua Puluh, sama artinya yaitu ilmu yang dibicarakan di dalamnya soal-soal I'tiqad (kepercayaan dengan Ketuhanan, Kenabian, Keakhiratan)

Kalau kita berbicara tentang usul (pokok) sudah tentu ada yang furu'(cabang).Dalam istilah keagamaan furu' syari'at berarti soal-soal ibadat yang dikerjakan setiap hari, umpamanya sembahyang, puasa, zakat, haji, nikah, jual beli dan lain-lain.

Kesimpulannya dapat di tegaskan bahwa ushuluddin ialah I'tiqad-I'tiqad, dan furu' syari'at ialah ibadat-ibadat yang lahir.

Arti Ahlussunah Wal Jama'ah

Arti Ahlussunah ialah penganut sunnah Nabi

Arti Wal Jama'ah ialah penganut I'tiqad sebagai I'tiqad jama'ah sahabat-sahabat Nabi.

Kaum Ahlussunah wal Jama'ah ialah kaum yang menganut I'tiqad sebagai I'tiqad yang dianut oleh Nabi Muhammad Saw.dan sahabat-sahabat beliau.

Baca juga : New Normal, Itikad Baik, dan Krisis Kepercayaan

I'tiqad Nabi dan sahabat-sahabat itu telah termaktub dalam Al-qur'an dan dalam Sunnah Rasul secara terpencar-pencar, belum tersusun secara rapi dan teratur, tetapi kemudian dikumpulkan dan dirumuskan dengan rapi oleh seorang ulama Ushuluddin yang besar, yaitu Syeikh Abu Hasan 'Ali al Asy'ari (Lahir di Basrah tahun 260 H-wafat di Basrah juga tahun 324 H dalam usia 64 tahun).

Karena itu ada orang yang memberi nama kepada kaum Ahlussunnah wal Jama'ah dengan kaum 'Asya'irah, jama'dari Asy'ari, dikaitkan kepada Imam Abu Hasan 'Ali At Asy'ari tersebut.

Dalam kitab-kitab, ushuluddin biasa juga di jumpai perkataan "Sunny", kependekan Ahlussunnah wal Jama'ah, orang-orangnya dinamai "Sunniyun".

Tersebut dalam kitab "Ihtihaf Sadatul Muttaqin" karangan Imam Muhammad bin Muhammad al Husni az Zabidi, yaitu kitab syarah dari kitab, "Ihya Ulummuddin" karangan Imam Ghazali, pada jilid II, 6 yaitu:

Artinya :

Apabila disebut kaum Ahlussunnah wal Jama'ah, maka maksudnya ialah orang-orang yang mengikut rumusan (paham) Asyari dan paham Abu Mansur al Maturidi.

Abu Mansur al Maturidi adalah seorang ulama Ushuluddin juga, yang paham dan I'tiqadnya sama atau hampir sama dengan Abu Hasan Al Asy'ari.Beliau wafat di sebuah desa bernama Maturidi Samarqand, di Asih Tengah pada tahun 333 H, terkemudian 9 tahun dari Imam Abu Hasan al Asy'ari.

Sudah menjadi adat kebiasaan dalam dunia islam, hkum agama yang di gali dari Qur'an dan Hadits oleh seseorang imam, maka hukum itu dinamai "Madzhab".Hasil ijtihad Imam Hanafi dinamai Madzhab Hanafi, ijtihad Imam Maliki dinamai Madzhab Maliki, hasil ijtihad Imam Syafi'I dinamai Madzhab Syafi'I hasil ijtihad imam Ahmad bin Hanbal dinamai Madzhab

Hanbali, walaupun pada hakikatnya semuanya adalah agama Allah yang termaktub secara tersurat atau tersirat di dalam al-Qur'an dan Hadits.

Begitu juga dalam soal-soal I'tiqad.Hasil galian dari al-Qur'an dan Hadits oleh Imam Abu Hasan al Asy'ari dinamai "Madzhab Asy'ari"atau "faham Asy'ari", walaupun pada hakikatnya Imam Abu Hasan al Asy'ari hanya menggali, merumuskan, memfatwakan, menyiarkan, mempertahankan apa yang sudh ada dalam Al-Qur'an dan Hadits juga, apa yang sudah dii'tiqadkan oleh Nabi Muhammad Saw.dan sahabat-sahabat beliau.

Firqah-Firqah Dalam Islam

Dalam ajaran islam telah tercatat adanya firqah-firqah, (golonganan) di lingkungan ummat islam, yang antar satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk di perdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.

Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan sudah menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub Dalam kitab-kitab agama, terutama dalam kitab-kitab ushuluddin.

Barangsiapa yang membaca kitab-kitab ushuluddin akan menjumpai di dalamnya perkataan-perkataan: Syi'ah, Khawarij, Mu'tazilah, Qadariyah, Jabariyah, Ahlussunnah wal Jama'ah ( Sunny) Mujassimah, Bahaiyah, Ahmadiyah, Wahabiyah, dan lain-lain sebagainya.

Baca juga : Antara System dan Itikad Baik

Ummat islam, khususnya yang berpengetahuan agama tidk heran melihat dan membaca hal ini, karena Nabi Muhammad SAW.sudah juga mengabarkan pad mas hidup beliau.

Banyak terdapat hadits-hadits yang bertalian dengan akan adanya firqah-firqah yang berselisihan paham dalam lingkungan ummat islam.

"maka bahwasanya siap yang hidup (lama) di antaramu niscaya akan melihat perselisihan (paham) yang banyak.ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khalifah Rasyidin yang diberi hidayah.

Pegang teguhlah itu dan gigitlah dengan gerahanmu"(Hadits riwayat Imam Abu Daud dll.Lihat sunan Abu Daud juzu'IV, pagina 201)

Tujuan hadits ini terang, bahwa aka nada perselisihan-perselisihan paham dalam lingkungan ummat islam, dan bahwa Nabi Muhammad Saw.menyuruh ummat islam ketika melihat perselisihan-perselisihan itu supaya berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan Sunnah Khalifah Rasyidin(saidina-saidina Abu Bakar, Umar, Utsman, dan 'Ali Rda)

Artinya:

"Akan ada di lngkungan umatku 30 orang pembohong yang menda'wakan bahwa ia Nabi.saya adalah Nabi penutup, tidak ada lagi Nabi sesudahku"(H.Riwayat Tirmidzi.Lihat sahih Tirmidzi juzu'9 pagina 63).

Melihat hadits-hadits sahih ini dapat di ambil kesimpulan:

  • Nabi Muhammad SAW.mengabarkan sesuatu yang akan terjadi dalam lingkungan ummat islam secara mukjizat, yaitu mengabarkan hal-hal yang akan terjadi.kabar ini tentu diterima beliau dari Tuhan.
  • Sesudah Nabi wafat aka nada perselisihan paham yang banyak, sampai 73 paham(I'tiqad)
  • Ada segolongan orang-orang muda pada akhir zaman yang sok aksi mengeluarkan dalil-dalil Al-Qur'an, tetapi keimanan tidak melewati kerongkongannya.
  • Ada dua golongan yang tidk sangkut paut dengan islam, yaitu kaum Murjikih dan Qadariyah.
  • Ada 30 orang pembohong yang akan menda'wakan bahwa ia Nabi, padah al Nabi sesudah
  • Nabi Muhammad tidak ada lagi.Dan ada orang-orang Khawarij yang paling jahat.
  • Diantar yang 73 golongan (firqah-forqah) itu ada satu yang benar, yaitu golongan kaum Ahlussunnah wal Jama'ah yang selalu berpegang kepada sunnah Nabi dan sunnah Khalifah Rasyidin.

Dan sekarang, barangsiapa yang meneliti sejarah perkembangan islam sedari abad-abad pertama, kedua ketiga dan sampai kepada zaman kita sekarang, apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW.sudah nyata kebenarannya.

Tersebut dalam kitab Bugyatul Mustarsyidin, karangan Mufti Syaikh Sayid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar, yang dimasyhurkan dengan gelar Ba'Alawi, pada pagina 398, cetakan Mathba'ah Amin Abdul Majid Cairo (138), bahwa 73 firqoh yang sesat itu berpokok pada 7 firqah, yaitu:

  • Kaum syi'ah, kaum yang berlebih-lebihan memuja saidina 'Ali Karamallahu Wajhahu.Mereka tidak mengakui khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman, Radhiyallahu'anhum.
  • Kaum syi'ah kemudian berpecah menjadi 22 aliran.
  • Kaum khawarij yaitu kaum yang berlebih-lebihan membenci saidina 'ALI kw.bahkan ada diantaranya yang mengkafirkan saidina 'Ali.firqah ini berfatwa bahwa orang-orang yang membuat dosa besar menjadi kafir.
  • Kaum khawarij kemudian berpecah menjadi 20 aliran.
  • Kaum mu'tazilah, yaitu kaum yang berpaham bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, bahwa manusia membuat pekerjaannya sendiri, bahwa Tuhan tidak bisa di lihat dengan mata dalam syurga, bahwa orang yang mengerjakan dosa besar diletakkan diantar dua tempat, dan mi'raj Nabi Muhammad hanya dengan ruh saja, dan lain-lain.
  • Kaum mu'tazilah berpecah menjadi 20 aliran.
  • Kaum murji'ah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa membuat ma'siyat ( kedurhakaan) tidak memberi mudharat kalau sudah beriman, sebagai keadaannya membuat kebajikan tidak memberi manfa'at kalau kafir.
  • Kaum Najariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yakni dijadikan Tuhan, tetapi mereka berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada.Kaum Najariyah terpecah menjadi 3aliran
  • Kaum jabariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa, manusia "majbur", artinya tidak berdaya apa-apa.Kasab atau usaha tidak ada sama sekali.kaum ini hanya 1 aliran.
  • Kaum Musyabbihah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa bahwa ada keserupaan Tuhan dengan manusia, umpamanya bertangan, berkaki, duduk di kursi, naik tangga, turun tangga dan lain-lain.
  • Kaum ini hanya 1 aliran saja.
  • Jadi, jumlahnya adalah:
  • Kaum syi'ah.............................22 aliran.
  • Kaum khawarij..........................20 aliran.
  • Kaum mu'tazilah........................20 aliran.
  • Kaum murji'ah...........................5 aliran
  • Kaum Najariyah.........................3 aliran
  • Kaum Jabariyah..........................1 aliran.
  •  Jumlah ........................................72 aliran

Kalau di tambah dengan 1 aliran lagi dengan paham kaum Ahlussunnah wal Jama'ah maka cukuplah menjadi 73 firqah, sebagai yang diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW.dalam hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.Demikian kitab Bugyatul Mustarsyidin.

Adapun kaum Qadariyah termasuk golongan kaum mu'tazilah, kaum Bahaiyah dan Ahmadyah Qad-yan masuk golongan kaum syi'ah, kaum ibnu Taimiyah masuk dalam golongan kaum Musyabbihah dan kaum Wahabi termasuk kaum pelaksana dari paham Ibnu Taimiyah.       

Semoga Tulisan Bermanfaat

Sumber Buku K.H SIRADJUDDIN ABBAS

Terima Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun