Mohon tunggu...
Shinta Puteri Permadani
Shinta Puteri Permadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Mata Kuliah Logika dan Pemikiran Kritis D-1.2

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi UMKM untuk Melewati Masa-masa Sulit Pandemi Covid-19

3 Juni 2022   22:08 Diperbarui: 3 Juni 2022   22:59 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 yang berkecamuk di Indonesia selama kurang lebih 2 tahun, tidak hanya membawa dampak bagi dunia kesehatan namun juga memukul kondisi perekonomian negara. Melansir dari laman Kementrian Keuangan, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar -3,49% pada triwulan III 2020. Dikarenakan  perekonomian Indonesia yang mendapat hasil negatif pada kuartal III 2020 ini mengindikasikan bahwa Indonesia tengah mengalami resesi setelah sebelumnya perekonomian Indonesia juga berkontraksi sebesar -5,32% pada triwulan II 2020.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan dari kuartal II ke kuartal III, namun dampak buruknya masih dirasakan oleh masyarakat. Selama masa pandemi Covid-19 banyak sektor usaha yang mengalami kebangkrutan dan angka pengangguran Indonesia juga mengalami peningkatan karena maraknya PHK. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah mengenai social distancing yang memaksa masyarakat untuk berdiam diri di rumah.

Munculnya pandemi Covid-19 mengubah perilaku belanja barang dan jasa masyarakat yang awalnya secara offline kini berubah menjadi online. Hal ini tentunya membawa dampak buruk bagi pelaku bisnis terutama UMKM. UMKM merupakan tonggak bagi perekonomian Indonesia. Data dari Kementrian Koperasi dan UKM menginformasikan bahwa UMKM berkontribusi besar terhadap PDB, yakni sebesar 61,97% atau senilai dengan 8.573,89 triliun rupiah.  Selain itu, UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar yakni sebesar 97% dari total tenaga kerja. Karena kontribusinya yang besar terhadap perekonomian Indonesia, tak heran ketika sektor bisnis seperti UMKM mengalami kemorosotan selama masa pandemi menyebabkan resesi nasional.

Pada masa pandemi terdapat banyak tantangan yang harus dialami oleh sektor UMKM diantaranya adalah perilaku belanja masyarakat yang berubah, mahalnya biaya produksi, kesulitan distribusi produk, dan lain sebagainya. Menurut BKPM penurunan kontribusi UMKM selama pandemi disebabkan oleh perubahan pola belanja masyarakat, permasalahan tenaga kerja akibat PSBB, kesulitan dalam distribusi dan bahan baku. Dengan adanya tantangan tersebut megharuskan UMKM untuk bisa beradaptasi dan bertransformasi untuk bertahan di masa-masa sulit. Terdapat beberapa strategi untuk bertransformasi yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk bertahan di masa-masa sulit. Strategi-strategi tersebut diantaranya sebagai berikut.

1. Digitalisasi UMKM

Strategi pertama yang dapat diterapkan oleh UMKM untuk bertahan di masa pandemi adalah dengan menerapkan digitalisasi UMKM (Hardilawati, 2020, p. 89). Digitalisasi UMKM memungkinkan untuk melakukan aktivitas perdagangan secara online, promosi menggunakan media sosial, serta mendapatkan feedback dari konsumen melalui website. Selain itu pelaku UMKM juga dapat mengamati tren yang ada di masyarakat melalui media sosial. Kemampuan untuk menguasai perangkat digital dan internet adalah modal yang wajib dikuasai oleh sektor UMKM apabila ingin bertahan dalam persaingan bisnis (Purwana, Rahmi, & Aditya, 2017). Selain karena adanya pandemi Covid-19, aktivitas jual beli yang dilakukan secara online nyatanya lebih digemari masyarakat. Dikutip dari laman CNN Indonesia bahwa NielsenIQ mencatat angka belanja online melalui e-commerce di Indonesia pada angka 32 juta di tahun 2021, dimana mengalami peningkatan sebesar 88% dari tahun sebelumnya. Alasan mengapa jual beli secara online lebih digemari diantaranya karena lebih praktis, banyaknya pilihan produk, promo dan diskon, serta sistem pembayaran yang lebih mudah.

2. Menerapkan strategi blue ocean

Strategi blue ocean dapat dikatakan sebagai kebalikan dari red ocean. Red ocean adalah kondisi dimana terjadi persaingan yang sangat ketat dan saling menjatuhkan dalam dunia bisnis. Strategi blue ocean adalah strategi dalam memenangkan persaingan dalam bisnis dengan keberanian unuk tampil beda dari kompetitor. Untuk tampil beda, pelaku usaha membutuhkan inovasi produk. Inovasi adalah ide atau gagasan baru yang diterima untuk melakukan sebuah perubahan. Inovasi adalah variabel penentu dalam persaingan bisnis dan senjata yang andal untuk menghadapi persaingan (Hartini, 2012, p. 2). Menurut Damanpour (1991) inovasi produk diartikan sebagai produk dan jasa baru yang dipublikasikan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan adanya inovasi baru ini dapat membuat UMKM bisa bertahan di masa-masa sulit karena mereka mencoba menjawab kebutuhan pasar.

3. Membina hubungan baik dengan pelanggan

Dalam menjalankan usaha, membina hubungan baik dengan pelanggan sangat dibutuhkan untuk kelangsungan bisnis kedepannya. Dengan munculnya hubungan yang baik antara pelaku usaha dengan pelanggan dapat membuat pelanggan percaya akan produk suatu usaha. Selain itu membina hubungan yang baik dengan pelanggan juga dapat menjadi media promosi. Ketika pelanggan tau bahwa produk dan layanan kita baik, maka mereka akan menyebarkannya kepada orang lain. Sehingga usaha kita dapat semakin dikenal dan berkembang.

Sumber Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun