Mohon tunggu...
Shinta Kristianti
Shinta Kristianti Mohon Tunggu... Dosen - Bidan, Dosen, Mahasiswa Program Doktoral Kesmas Universitas Sebelas Maret

Menulis untuk peradaban, mewariskan ilmu pengetahuan, memanjangkan umur (Dr. Argyo Dermatoto)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kereta Api, Sahabat Terbaik Pejuang Cita dan Cinta

30 September 2022   22:10 Diperbarui: 2 Oktober 2022   13:05 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Healthy Kit, foto diambil dalam gerbong kelas ekonomi premium. (Sumber: Dokumen Pribadi)

“…naik kereta api tut…tut…tut…siapa hendak turut…ke Bandung Surabaya… boleh lah naik dengan percuma…”

Lirik lagu ciptaan Ibu Soed yang sangat familier ini sudah kita pelajari sejak jaman pra-sekolah sampai dengan kita mengajarkan pada anak-anak kita serta cucu-cucu kita kelak...hee.....

Lagu yang sangat menginspirasi untuk memanfaatkan kereta api sebagai transportasi antar kota dan antar provinsi, kereta api merupakan kendaraan  yang bergerak di atas rel dengan tenaga gerak dari listrik, diesel maupun tenaga uap.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penumpang kereta api di Jawa Timur tahun 2021, pada wilayah DAOP VII (Madiun), DAOP VIII (Surabaya) dan DAOP IX (Jember) jumlah pengguna kereta api kategori jarak jauh pada kelas eksekutif sejumlah 664.321, kelas bisnis 64.864, dan kelas ekonomi 1.522.565 sehingga total pengguna kereta api kategori jarak jauh di Jawa Timur sebesar 2.251.750. 

Sedangkan pada kategori lokal jumlah totalnya 4.400.360, yang didominasi pada penggunaan kelas ekonomi sebesar 4.400.050, sisanya pada kelas eksekutif hanya sebesar 310. 

Dengan demikian jumlah total penumpang kereta api di Jawa Timur tahun 2021 sebesar 6.652.110. Ternyata jumlah penumpang kereta api tahun 2021 ini lebih sedikit dibandingkan jumlah total penumpang kereta api pada tahun 2020 yang totalnya sebesar 7.595.007. 

Penurunan ini dipicu adanya gelombang pandemic Covid-19 sehingga ada pembatasan penumpang dan adanya sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh penumpang kereta api. 

Tahun 2020-2021 masih menjadi tahun pandemi Covid-19, ternyata jumlah penumpang pada tahun 2020-2021 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelum terjadi pandemi Covid-19 selisih jumlah penumpang sangat besar, pada  tahun 2019 jumlah penumpang dari semua wilayah DAOP  Jawa Timur sebesar 19.194.536, dengan perbandingan antara kategori jarak jauh dengan kategori lokal hampir sama.

(Sumber: pinterest.com/RFS 182)
(Sumber: pinterest.com/RFS 182)

Data-data diatas menunjukkan bahwa jumlah kereta api merupakan sarana transportasi publik yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dari berbagai tingkat usia, pendidikan, sosial ekonomi, pekerjaan dan lain sebagainya, ini masih di provinsi Jawa Timur saja lho, belum dari provinsi lainnya.

Memori kereta api apakah yang paling dikenang? Sejenak alam sadar menembus kabut masa lalu, ternyata ada banyak cerita ketika menjadi pelanggan setia perkeretaapian...heee...

Sekitar tahun 1999-2002, selepas SMA saya mengambil studi di salah satu kampus negeri di Surabaya.

Sebagai mahasiswa yang masih sangat tergantung orang tua, tiap sabtu minggu sedapatnya harus pulang ke kampung halaman untuk mengisi pundi-pundi uang saku merupakan salah satu hal utama yang akan saya lakukan jika tidak ada tugas kuliah di akhir pekan. Terlebih lagi selalu rindu masakan ibu di rumah.

Sebelum saya mengenal seorang sahabat yang mengenalkan saya untuk mau naik kereta api ke kampung halaman, saya selalu menggunakan bus umum, yang jarak dari tempat kost dan terminal bus harus ditempuh dalam waktu sekitar 30-45 menit. 

Berbeda sekali kalau naik kereta api, cukup 5-10 menit dengan naik angkutan umum (Lyn) dari tempat kost ke stasiun. Hampir semua stasiun kereta api berada di tengah kota, dekat dengan pusat kegiatan publik, ini adalah salah satu keuntungan naik kereta api yang saya rasakan, lebih efisien waktu dan harga tiketnya ekonomis terjangkau oleh mahasiswa. 

Dalam benak, naik kereta api pastilah sangat membosankan, panas dan sebagainya, ternyata ada banyak hal yang menarik. 

Ketika naik kereta api ini, suasana di dalam gerbang walaupun saat itu masih belum tersedia AC, hanya kipas angin tapi lumayanlah dapat menghalau hawa panas, jadi harus pakai baju yang nyaman dan yang dapat menyerap keringat, kalau tidak demikian teman duduk di sebelah bakal dapat mencium aroma asam manis kita, hehehe.... 

Selain itu suasana di dalam kereta juga menyenangkan, antara suara gesekan rel kereta, deritan gerbong, suara obrolan penumpang yang selalu ramah karena satu nasib ketika menjadi penumpang kereta api, serta suara penjaja makanan yang hilir mudik bukan alunan suara indah yang dapat meninabobokan penumpang dengan mudah, kecuali penumpang tersebut memang sudah lelah, pasti pulas, tetapi harus tetap waspada dengan bawaan sendiri, jangan sampai terlena. 

Sebagai mahasiswa, kereta api ini menjadi sahabat untuk meraih cita-cita dan mendekatkan cinta dengan keluarga di rumah. Namun perlu berjuang untuk mendapatkan tiket, entah dapat tiket duduk maupun tiket berdiri, asal bisa dapat masuk dalam kereta adalah suatu kesempatan emas dan penuh berkat. Kala itu tiket harus  pesan loket karcis dan manual sekali, bahasa gaulnya "jadul".

Tahun 2009-2011, tahun yang penuh anugrah Tuhan buat saya, saya mendapatkan sponsor untuk melanjutkan kuliah di Semarang. 

Ada dua pilihan transportasi untuk mencapai kota Semarang dengan mudah (walau tidak mudah juga..heee...), yaitu bus umum dan kereta api. 

Jika saya naik bus umum harus oper kendaraan sebanyak 3 kali dan jarak tempuh selama 8 jam. Namun jika memilih kereta, saya hanya naik satu kali tanpa ganti kendaraan umum jurusan lain, walaupun jarak tempuh juga sama, yaitu hampir 8 jam juga. 

Walaupun kuliah dengan dana sponsor, status sebagai mahasiswa pun membuat harus pandai mengatur aliran dana transportasi untuk mampu mendekatkan cita dan cinta, sebagai ibu dan istri harus sering pulang juga untuk melepas kerinduan pada anak tercinta. 

Pada tahun tersebut, suasana di dalam kereta, maupun di stasiun masih  hampir sama dengan masa ketika menjadi mahasiswa di Surabaya, jadi  lebih siap mental ketika menjadi penumpang kereta api kelas ekonomi. 

Memori yang paling menyedihkan kala itu adalah ketika kereta api mengalami kerusakan di suatu daerah yang sama sekali tidak saya kenal.

Hari sudah menjelang malam, dan jika menunggu kereta api selesai diperbaiki, akan lebih malam lagi untuk sampai di Semarang, dan saya agak takut kalau turun di stasiun Poncol Semarang jika sudah terlalu malam, akhirnya harus turun dari kereta, mencari ojek dan lanjut naik bis umum, harus tetap sabar menjalani segala rintangan dan tantangan kehidupan heee..... 

Selain itu ada memori harus turun dari kereta harus "anjlok" dari pintu gerbong, ternyata pintu keluar dari gerbong kereta jauh dari tangga ataupun jauh dari lantai sejajar pintu kereta di stasiun, apalagi pada waktu itu saya sedang mengandung anak kedua, hanya bisa berdoa dan pasrah dengan segala jalan Tuhan, berdoa untuk keselamatan dan kesehatan kami semua. Bersyukur anak kedua lahir sesuai tafsiran persalinan dengan sehat dan selamat saat proses mengerjakan tugas akhir.

Setiap perjuangan meraih cita dan cinta pasti akan selalu ada suka dan duka, selalu terkenang semua memorinya, jika ingin maju harus mau berubah, akhirnya PT KAI mulai mau berbenah. 

Bapak Ignatius Jonan berhasil mengubah sistem perkeretaapian di Indonesia, mengubah wajah kusam kereta api di Indonesia mulai dari sistem pesanan tiket, suasana di stasiun, toilet di dalam kereta dan stasiun dan lain-lain, bahkan di dalam kereta api yang panas sudah berhasil didinginkan dengan pemasangan AC di setiap gerbongnya pada semua kelas, luar biasa hebat. 

Setelah tahun 2011, ada banyak upaya pembenahan tersebut, saya pun juga sudah pernah menikmati memori kereta api yang manis sebagai penumpang kereta api tereformasi. 

Pernah suatu kali "mencicipi" sebagai penumpang kelas eksekutif. Wow nyaman sekali, tetapi tetap tidak bisa terninabobokan dengan mudah, karena sedang menikmati perjalanan yang menyenangkan dalam fasilitas publik yang luar biasa ini.

Pada tahun 2022 ini, saya dapat sponsor kembali untuk melanjutkan studi di  Surakarta. Pilihan transportasi untuk mencapai Surakarta dapat ditempuh dengan menggunakan bus umum maupun dengan kereta. 

Jika menggunakan bus umum masih harus dua kali ganti kendaraan dan jika menggunakan kereta api cukup satu kali dan ternyata lebih nyaman. 

Pertengahan bulan yang lalu sempat untuk menjadi penumpang kereta api jarak jauh lagi, kebetulan waktu berangkat dapat kursi di kelas ekonomi premium. 

Di dalam gerbong kereta ekonomi premium ini terasa sangat nyaman, dinding gerbong dan pencahayaan dalam gerbong sangat cukup, AC juga berfungsi dengan baik, kursi dudukan penumpang juga lebih nyaman, karena tidak berhadapan dengan penumpang lain.

 Namun ketika pulang balik kampung halaman dapat duduk di kelas ekonomi biasa, tentu kelas ekonomi yang bukan premium memiliki fasilitas yang berbeda dengan kelas ekonomi premium, tapi tetap nyaman, tidak gerah karena sudah tersedia AC. Secara harga, kelas ekonomi premium memang lebih mahal daripada kelas ekonomi biasa, namun sebanding lah.

Selama masa pandemi Covid-19, untuk penumpang kereta api jarak jauh dari semua kelas akan mendapatkan tambahan fasilitas berupa healthy kit yang berisi masker KF94 dan tissue desinfektan basah yang dikemas dalam plastic zipper

Pemberian tambahan fasilitas ini diharapkan dapat mencegah penularan Covid-19. Setiap memori kereta api yang indah akan tetap dikenang sepanjang masa, menjadi penyemangat meraih asa.

Healthy Kit, foto diambil dalam gerbong kelas ekonomi premium. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Healthy Kit, foto diambil dalam gerbong kelas ekonomi premium. (Sumber: Dokumen Pribadi)

Berbagai keuntungan dan kemudahan akses yang ditawarkan PT KAI, betapa kereta api selalu dapat menjadi sahabat terbaik dalam mencapai cita-cita harapan di tempat rantauan yang jauh dari keluarga, sekaligus menjadi sahabat untuk dapat kembali berkumpul dengan keluarga tercinta. 

Salah satu kemudahan aksesnya yaitu kita dapat melakukan pemesanan tiket kereta dengan aplikasi telepon genggam kita misalnya dengan KAI Access, Traveloka, Tokopedia, Booking.com, pegipegi dll.

Kerjasama yang dilakukan PT KAI dengan 5 Universitas di Indonesia pada tahun 2022 ini, yaitu dengan memberikan diskon atau potongan harga tiket kereta api untuk dosen hingga alumni.  

Universitas yang dimaksud antara lain Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Padjajaran Bandung, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia Jakarta dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Diskon sebesar 10% untuk KA jarak jauh (sesuai ketentuan yang berlaku). 

Cara untuk mendapatkan diskon tarif tersebut yaitu dengan cara melakukan registrasi di costumer service di Stasiun dengan melampirkan kartu tanda kependudukan (KTP) dan kartu bukti diri, diskon tarif secara otomatis akan tersedia dalam akun KAI Access masing-masing. (Sumber)

Salah satu harapan yang terbersit, kenapa kerjasama diskon tarif hanya untuk 5 universitas tersebut di atas? 

Banyak Dosen sampai dengan alumni dari universitas lain yang pastinya juga membutuhkan diskon tarif untuk mengejar cita-cita yang setinggi langit dan mendekatkan cinta bagi keluarga tercinta. 

Semoga ke depan KAI dapat bekerja sama dengan universitas lainnya dan semakin baik dalam memberikan layanan pada masyarakat Indonesia. Kereta api sahabat terbaik kami. Salam Sehat dan Sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun