Tempe...siapa yang belum pernah makan tempe?
Tempe merupakan makanan khas Indonesia, sudah menjadi makanan budaya Jawa khususnya Jawa Tengah dan berdasarkan Serat Centhini dengan setting Jawa abad ke-16 (Wikipedia.com). Tempe dapat berbuat dari berbagai bahan kacang-kacangan, ada yang berbahan dasar kedelai hitam, kedelai putih, kacang hijau, kacang tolo, kacang koro, bahkan edamame juga bisa di buat tempe.
Tapi tempe dari bahan kedelai putih memang menjadi favorit, tempe diidentifikasi dari tatanan kedelai putih terfermentasi dengan lapisan putih yang menyelimuti tiap butir kedelainya, khas bentukan dari ragi tempe. Tempe dapat diolah menjadi aneka makanan, mulai dari menjadi tumisan, botokan, pepesan, gorengan, mendoan, kripik, sambal, maupun lauk yang lain, sepertinya tempe menjadi menu wajib bagi budaya Jawa.
Mumpung hari ini hari libur, sempatlah saya pergi ke pasar pagi membeli tempe dan bahan-bahan makanan lainnya. Tempe masih dapat dengan mudah saya temukan di pagar pagi, di pedagang tempe langganan harganya mengalami kenaikan, tempe yang biasanya saya beli mengalami kenaikan hingga Rp 1000, tapi perasaan ukurannya menjadi sedikit lebih ciut..hehee...ya sudahlah, tidak apa-apa, yang penting masih bisa makan tempe hari ini. Tidak ada tempe dirumah rasanya ada sesuatu yang janggal, apalagi ditanggal tua begini, tempe masih menjadi favorit. Menu siang ini tempe goreng dengan sambal terasi hiasi petai sedikitlah biar lebih manis, yang penting cacing-cacing diperut ini bisa sedikit ndak ngomel-ngomel lagi...hehehe.
Emak-emak pastilah sedikit mengomel kalau bahan pangan mengalami kenaikan harga, ada yang susah didapat, kalaupun ada bahan pangan yang mengalami penurunan harga juga tidak mungkin akan memborong, karena semua ada anggaran alokasinya. Bulan Februari sebenarnya bulan yang paling pendek diantara 11 bulan lainnya dalam setahun, tapi dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu seperti sekarang ini, pandemi Covid-19 juga belum mereda, harus sebijak mungkin mengatur anggaran belanja isi perut.
Saya pun juga harus memiliki persediaan tempe dirumah, salah satu bahan makanan yang saya harus punya persediaan yaitu tempe si super food, tempe yang untuk lauk hari ini yaitu tempe yang sudah siap masak hari ini, selain itu biasanya saya juga membeli tempe yang belum masak, yang harus didiamkan di suhu ruangan untuk bisa menjadi siap masak sendiri. Hari ini memang ingin membeli tempe agak banyak karena tanggal sudah tua hehehe..., biarpun mengalami kenaikan tetap harus tetap di beli, karena sudah menjadi sahabat dan selalu dicari dirumah. Jika stok tempe yang dirumah terlalu terfermentasi (menjadi terlalu matang/mengalami tanda-tanda busuk) karena lama di lemari pendingin dan belum sempat dimasak, langsung deh masuk ke kukusan dan siap dimasak menjadi sambal tumpang nan lezat.
Sambal tumpeng menjadi sajian khas bagi masyarakat Jawa Timuran, yang disajikan dengan cara diguyurkan diatas sayuran, kalau anda seorang vegetarian pasti akan suka, yang pemakan segala aja juga suka kog..hehehe. Masakan dari bahan dasar tempe ini merupakan sajian khas di daerah tempat tinggal saya, dapat dinikmati di warung-warung makan sederhana di pinggir jalan, di kampung-kampung, biasanya cocok untuk sarapan maupun makan malam. Sambal tumpang dibuat dari tempe busuk, dipadupadankan dengan racikan bumbu dapur dan santan, beberapa penjual ada yang membuat kuahnya sedikit kental, tapi saya suka yang agak encer, biar makin segar makan sama kuahnya, ya...sesuai selera lah. Kalau sampai tempe menjadi langka, bagaimana kami bisa masak sambal tumpang yang telah menjadi kearifan lokal kami. Bapak ibu produsen tempe tetaplah membuat tempe, kami selalu siap membeli dan mengkonsumsinya setiap hari.
Sambal tumpeng biasanya juga menjadi sambal pelengkap dari menu pecel. Semoga para pembaca yang budiman sudah tahu ya pecel yang seperti apa..hehhee. Pecel itu sayuran yang diguyur sambel kacang, sambal Pecel sudah dikenal di daerah jawa Tengah, Yogyakarta maupun Jawa Timuran. Pecel pun juga akan lebih nikmat dimakan dengan lauk tempe goreng.
Nah...tempe sang primadona Indonesia, Indonesian Foodie, jangan sampai tahu tempe langka di pasaran. Tempe sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan, kalau sampai tempe menjadi langka, bagaimana kita dapat mengenalkan tempe pada anak-anak kita, pada orang lain, bahkan mengenalkan tempe pada dunia.
 Mari kita mendukung tempe supaya segera mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai budaya Indonesia, budaya kuliner asli Indonesia.
Sudahkan makan tempe hari ini? Tempe itu lezat dan bergizi!
Jangan lupa selalu menerapkan Protokol Kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Salam Sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H