Sekarang sudah masuk pada positivisme dan fenomenologi.Baik saya akan menjelaskan pengertian tentang keduanya.
Pengertian tentang Positivisme dan Fenomenologi
1. Positivisme
Positivisme adalah pendekatan filsafat yang menekankan pengamatan empiris dan metode ilmiah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan pengetahuan yang valid.
Prinsip utama positivisme adalah bahwa segala fenomena harus dapat diukur dan diverifikasi secara objektif, mengesampingkan aspek subjektif, intuisi, atau spekulasi metafisik.
Dalam praktiknya, positivisme lebih condong pada ilmu alam dan cenderung mengabaikan dimensi subjektif manusia seperti nilai, makna, atau pengalaman individu.
2. Fenomenologi
Fenomenologi, sebaliknya, menekankan pada pengalaman subjektif sebagai inti untuk memahami realitas.
Filosofi ini berusaha memahami makna yang muncul dari pengalaman langsung individu terhadap dunia di sekitar mereka, tanpa prakonsepsi atau asumsi yang mengganggu.
Fenomenologi lebih peduli pada kesadaran, makna, dan bagaimana manusia memberikan interpretasi pada pengalaman mereka.
Perbedaan antara positivisme dan fenomenologi
Perbedaan: Positivisme fokus pada objektivitas dan pengukuran yang dapat diuji, sedangkan fenomenologi fokus pada subjektivitas dan pemahaman mendalam terhadap pengalaman manusia.
Keterhubungan:Â
Meski berbeda, keduanya dapat saling melengkapi. Positivisme cocok untuk menjelaskan fenomena yang dapat diukur secara fisik, sementara fenomenologi relevan untuk memahami dimensi makna dan pengalaman manusia yang kompleks.
Dalam penelitian, pemilihan antara keduanya bergantung pada tujuan: jika menginginkan generalisasi dan kepastian ilmiah, pilih positivisme; jika menginginkan pemahaman mendalam tentang pengalaman manusia, pilih fenomenologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H