Mohon tunggu...
Shinta Kamiliyah
Shinta Kamiliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Positivisme dan fenomenologi

7 Desember 2024   16:47 Diperbarui: 7 Desember 2024   17:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekarang sudah masuk pada positivisme dan fenomenologi.Baik saya akan menjelaskan pengertian tentang keduanya.

Pengertian tentang Positivisme dan Fenomenologi

1. Positivisme
Positivisme adalah pendekatan filsafat yang menekankan pengamatan empiris dan metode ilmiah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan pengetahuan yang valid.
Prinsip utama positivisme adalah bahwa segala fenomena harus dapat diukur dan diverifikasi secara objektif, mengesampingkan aspek subjektif, intuisi, atau spekulasi metafisik.
Dalam praktiknya, positivisme lebih condong pada ilmu alam dan cenderung mengabaikan dimensi subjektif manusia seperti nilai, makna, atau pengalaman individu.

2. Fenomenologi

Fenomenologi, sebaliknya, menekankan pada pengalaman subjektif sebagai inti untuk memahami realitas.
Filosofi ini berusaha memahami makna yang muncul dari pengalaman langsung individu terhadap dunia di sekitar mereka, tanpa prakonsepsi atau asumsi yang mengganggu.
Fenomenologi lebih peduli pada kesadaran, makna, dan bagaimana manusia memberikan interpretasi pada pengalaman mereka.

Perbedaan antara positivisme dan fenomenologi

Perbedaan: Positivisme fokus pada objektivitas dan pengukuran yang dapat diuji, sedangkan fenomenologi fokus pada subjektivitas dan pemahaman mendalam terhadap pengalaman manusia.

Keterhubungan: 

Meski berbeda, keduanya dapat saling melengkapi. Positivisme cocok untuk menjelaskan fenomena yang dapat diukur secara fisik, sementara fenomenologi relevan untuk memahami dimensi makna dan pengalaman manusia yang kompleks.

Dalam penelitian, pemilihan antara keduanya bergantung pada tujuan: jika menginginkan generalisasi dan kepastian ilmiah, pilih positivisme; jika menginginkan pemahaman mendalam tentang pengalaman manusia, pilih fenomenologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun