Usungan konsep pembangunan berkelanjutan telah menghasilkan banyak karya dari tangan para ahli yang bertalenta. Tidak hanya pada perkembangan keramahan teknologi untuk industri dan rumah tangga, namun kreativitas nya juga berkembang pada bidang – bidang lain yang tidak dapat terlepas dari kehidupan halayak, seperti dunia pendidikan misalnya. Pengelolaan tempat semua generasi menuntut ilmu tersebut saat ini juga berlomba – lomba untuk menciptakan infrastruktur dan lingkungan yang baik untuk dapat menjadi cerminan edukasi masyarakat. Dari banyak nya karya, salah satu sekolah di kawasan Jaisalmer, India Utara, bernama Rajkumari Ratnavati telah menarik perhatian untuk diketahui lebih jauh; dimana bangunan ini berada di tengah padang gurun Thar yang luas, gersang dan berpasir, sulit akses namun tetap berdiri kokoh dengan memanfaatkan sumber daya alam.
Sejak dirilis tahun 2020 lalu oleh CITTA, sebuah yayasan sosial non profit asal Amerika Serikat yang bekerja sama dengan arsitek ternama Diana Kellogs, sekolah khusus anak perempuan dengan design yang unik ini dapat menampung 400 murid. Dibangun dengan batu pasir lokal yang diukir oleh para pengerajin disana, ajaib nya bangunan ini tidak menggunakan AC untuk menghindari suhu yang mencapai 49ºC pada titik terpanas nya. Mereka membangun kanopi panel surya di atap untuk memberikan cahaya masuk dengan tetap menahan sengatan panas, meletakan jallis wall di langit – langit sudut ruangan agar memberikan aliran udara yang sejuk. Distrik sekolah ini memiliki akses yang minim terhadap listrik sehingga prinsip tradisional masih digunakan, termasuk teknik pemanenan air kuno setempat untuk memaksimalkan air hujan dan air limbah yang didaur ulang di sekolah untuk kebutuhan air nya.
Dengan bangunan yang berbentuk oval ini membantu menyerap banyak energi cahaya dan udara yang disediakan oleh alam. Dibagian atas bangunan dibiarkan menjadi tempat anak – anak bermain, di lengkapi dengan jallis wall dan nuansa aestetic dengan simbol yang feminis.
Sekolah ini menjadi banyak harapan bagi gerenasi perempuan muda yang hidup dibawah garis kemiskinan yang minim literasi, buta huruf, kesenjangan sosial yang tinggi, dan kendala kemajuan teknologi. Tercatat 126 yang ada saat ini sangat excited memperoleh pendidikan keterampilan yang menjadi ciri kebudayaan disana. Mengutip kalimat baik dari sang arsitektur, “I wanted to create a building about light and community – a structure that resonates with the soul of its people and enforces the natural energies to nurture and heal the women and girl”, bahwasanya nilai dari pada sebuah karya bangunan dapat ditafsir dari dampak perubahan sosial yang lebih baik.
Dalam beberapa wawancara yang dikutip dari berbagai sumber, Kellogg sangat disambut baik oleh para pengerajin setempat yang dilibatkan dalam pembangunan sekolah ini. Kebanyakan dari mereka juga merupakan orang tua dari murid yang hadir sampai sekarang. Secara ekonomi dan sosial masyarakat India masih sama – sama berjuang mensejahterakan diri seperti negara berkembang lain nya. Ide pembangunan kreatif seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak kawasan lain yang sulit mobilitas untuk menjangkau pendidikan yang wajib bagi generasi penerus. Meski masih memiliki banyak kendala dari pemanfaatan yang ada, sekolah ini tetap memberikan lingkungan yang nyaman bagi anak – anak disana.
https://www.nytimes.com/2023/03/07/world/asia/architect-kellogg-india-girls- school.html
https://www.archilovers.com/projects/300625/the-rajkumari-ratnavati-girls-school.html
https://www.aiany.org/architecture/featured-projects/view/rajkumari-ratnavati-girls-school/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H