Mohon tunggu...
Bebyshinta Damayanti
Bebyshinta Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Study International Issues, social life and beyond

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Spy The Lie: Untungnya Memiliki Kemampuan Mendeteksi Kebohongan

19 Januari 2023   11:38 Diperbarui: 19 Januari 2023   13:37 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang harus kita waspadai dalam dalam konsteks komunikasi verbal? Ada berbagai metode dan strategi yang digunakan untuk menyembunyikan atau menutupi kebohongan. Salah satunya adalah kegagalan untuk menjawab pertanyaan yang sederhana dan lugas. Hal ini dapat terjadi karena orang yang bersangkutan mencoba mencari cara untuk menutupi kebohongannya. Namun, perilaku ini sendiri dan secara terpisah tidak langsung menunjukkan penipuan kecuali jika digabungkan dengan isyarat lain. 

Apa yang harus kita waspadai dalam konteks verbal? Ada berbagai metode dan strategi yang digunakan untuk menyembunyikan atau menutupi kebohongan. Beberapa diantaranya adalah ketika seseorang itu melakukan penyangkalan seperti "saya tidak pernah melakukan hal seperti itu", dimana kalimat ini justru mengindikasi adanya niat untuk mengalihkan pembicaraan dari pertanyaan.

Taktik lain yang berpotensi menunjukan penipuan adalah keengganan atau penolakan untuk menjawab seperti "saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu" atau cenderung emosi dengan mengungkapkan "jadi maksud kamu saya curang dalam kompetisi ini?". Hal ini tidak menutup kemungkinan mereka khawatir tidak konsisten atau bertentangan dengan diri mereka sendiri selama percakapan berlangsung karena mereka berusaha keras dan terkadang mati-matian untuk menjaga agar ceritanya tetap lurus. 

Atau mereka mungkin masuk ke mode menyerang dengan bertanya "kenapa kamu tidak percaya sama saya?" Atau mereka mungkin menyebut nama agama dan bersumpah kepada Tuhan, yang pada umumnya digunakan sebagai umpan ampuh agar pertanyaan nya dianggap skakmat.  

Lalu ada strategi yang sering digunakan untuk memalsukan amnesia sementara dengan pernyataan yang sering didengar seperti "setau saya tidak" atau bahkan jawaban yang paling umum yaitu "Sejauh yang saya tahu..." Tentu saja, jawaban-jawaban ini mungkin benar dalam beberapa kasus, namun dalam kasu lainnya yang ditemukan si penulis, jawaban-jawaban tersebut meragukan jika tidak benar-benar mencurigakan.

Disamping itu, komponen nonverbal sering ditekankan dalam banyak buku ini, misalnya ketika seseorang terlihat gugup di depan kita atau jika mereka menggunakan bahasa tubuh yang tertutup, seperti menyilangkan tangan, hal tersebut dapat menandakan penipuan namun belum tentu demikian. Mereka mungkin gugup karena itulah kepribadian mereka, atau mereka mungkin merasa nyaman duduk atau berdiri dengan posisi tersebut.

 Yang terpenting adalah mengamati dengan seksama reaksi mereka terhadap pertanyaan. Jika mereka terlihat santai dan tiba-tiba tegang atau terlibat dalam perilaku nonverbal yang tertutup saat kamu mengajukan pertanyaan, maka itu mungkin merupakan tanda penipuan. 

Faktanya, hal utama yang perlu diperhatikan di sini adalah untuk memperhatikan setiap petunjuk yang menonjol lima detik setelah pertanyaan diajukan. Jadi, apa saja gerak-gerik mencurigakan yang harus diwaspadai? Mereka mungkin menelan ludah, berdehem, atau memalingkan muka sebelum menjawab pertanyaan, serta gerak-gerik dandanan, seperti membetulkan kacamata, dasi atau manset kemeja, dan helai rambut pada wanita.

 Yang menarik, ketika seseorang itu berkeringat kerap kali menjadi sinyal lain yang sangat membantu. Isyarat lainnya adalah menyembunyikan mulut atau mata. Jika orang tersebut melakukan hal yang pertama, itu mungkin merupakan cara alami dan naluriah untuk menutupi kebohongan seseorang, terutama ketika mereka menanggapi pertanyaan yang diberikan. Selain itu, saat kita berbohong, kita akan menghindari kontak mata karena kita ingin melindungi diri dari reaksi orang yang kita bohongi dengan sengaja dan terencana.

Di sepanjang buku ini, para petugas menekankan dua hal penting. Pertama, kita harus memiliki pandangan yang dianggap sebagai pandangan L-square terhadap orang lain yang artinya kita harus secara aktif melihat serta mendengarkan kata-kata mereka dan memindai mereka untuk mencari petunjuk yang menipu. Kedua, untuk mencapai sebuah keputusan, kita tidak hanya membutuhkan satu tetapi sekelompok perilaku yang menipu. Semakin banyak perilaku menipu yang bisa ditemukan, semakin besar kemungkinan orang tersebut bersalah melakukan penipuan.

Cara -- cara berfikir, metode dan contoh -- contoh wawancara yang digambarkan penulis bisa memberikan gambaran untuk diterapkan dalam kehidupan untuk mengungkap suatu kebohongan. Terlebih kemampuan ini adalah hal yang bisa dilatih, bukan serta merta pemberian yang hanya dimiliki oleh orang -- orang tertentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun