Sesampainya di rumah bibi, aura 'dunia malam' cukup kental. Bangunan besar dua lantai dengan puluhan kamar dan pencahayaan remang-remang.
Rumah tersebut menampung puluhan wanita yang tengah tidur berhimpitan layaknya ikan pindang. Mengisi tenaga sebelum menjajakan tubuhnya kepada lelaki hidung belang.
Semangat, impian, harga diri Ganga pupus di usia 16 tahun, saat tahu Ramnik menjualnya seharga 1000 rupee.
Nasi sudah menjadi bubur. Puas hati meratapi nasib, Ganga berusaha tegar, membuka lembaran baru. Mengubah nama 'Ganga' menjadi 'Gangu'.
Gadis lugu yang tumbuh di lingkungan terhormat, kini bekerja sebagai 'kupu-kupu malam'.
Selama karirnya, Gangu menerima perlakuan kasar dan pelecehan verbal. Melihat puluhan rekan sesama wanita bernasib serupa, muncul keprihatinan dalam hati.
Semangat memperjuangkan hak-hak perlindungan PSK merupakan bahan bakar Gangu menjalani hidup.
Tiga Kualitas yang Harus Dimiliki Wanita Â
Kecerdasan, keberanian dan empati, cerminan kualitas diri Gangubai Kathiawadi. Pada film, Gangubai diberkati oleh kecerdasan linguistik. Ia cakap mempersuasi lawan bicara melalui perkataannya.Â
Misalnya adegan mencari bantuan keamanan seorang mafia. Meyakinkan perdana menteri untuk menghentikan program revitalisasi. Pidato yang menggugah saat ia terpilih menjadi pemimpin Kamathipura. Atau kepekaannya menggunakan media dalam strategi kontestasi politik.Â
Keberanian. Pasca peristiwa traumatis di usianya 16 tahun, Gangubai tumbuh menjadi wanita tegas dan berani. Ucapannya sanggup menusuk hati lantaran pedas dan tajam. Ia berprinsip tidak takut siapa pun, selama yang dilakukannya adalah hal baik. Berani terjun dunia politik, sekalipun lawannya begitu alot.Â
Empati atau turut merasakan penderitaan orang lain. Gangubai paham betul bagaimana hidup sebagai kaum marginal yang dipandang sebelah mata. Hal tersebut mendorongnya untuk berjuang demi nasib PSK yang lebih baik.Â
Gangubai menolak stigma sosial jadi tolok ukur martabat seorang wanita. Memang benar, bisnis prostitusi haram di mata masyarakat. Namun, niat baik memperjuangkan hak-hak kesejahteraan, perlindungan, sekalipun mereka adalah wanita penghibur. Atau semangatnya menuntut akses pendidikan terhadap anak-anak di Kamathipura, patut diapresiasi.Â
Gangubai laksana berlian. Terbenam di perut bumi, pantang hancur berkeping-keping sekalipun ditempa palu gada.Â
Dalam film, Alia Bhatt begitu menjiwai karakter Gangubai. Sayangnya, beberapa adegan mengandung kekerasan dan unsur sensualitas sehingga kurang cocok ditonton anak bawah umur. Selain itu, tekadnya melegalkan bisnis prostitusi dikhawatirkan seolah menormalisasikan hal yang menyimpang norma sosial.