Ini lagi. Katanya, di pasal 10 Peraturan KPI 2/2007,tayangan televisi gak boleh mempertontonkan adegan kekerasan. Tapi kok adegan tawuran dengan bahasa kasar begini, bebas bergerilya, lolos dari jeratan KPI?
Kalau adegannya yang ditayangin sudah begiini, ya wajar kalau banyakanak muda, anak sekolah yang suka tawuran. Jadi lain kali, kalau ada tawuran di sekolah, jangan salahin gurunya, jangan juga salahin orang tuanya. Salahin KPI yang udah lolosin sinetron yang mempertontonkan adegan kekerasan.
Jujur, sebenarnya saya ingin mendukung karya anak bangsa, agar tayangan televisi Indonesia bisa go Internaional. Dengan begitu mungkin kualitas program TV kita bisa lebih baik lagi. Tapi kalau setiap kali nyalain TV, tayangannya bikin sakit kepala, saya bisa apa?
Justru saya lebih respect sama karya anak bangsa, sinetron model “Angling Dharma,” “Mak Lampir,” “Jaka Tarub,” “Jaka Tingkir,” dan lain-lain yang semacam itu. Bukan seperti sinetron sekarang, yang saya tegaskan sekali lagi, Gak Edukatif banget.