Mohon tunggu...
Shinta Nur Kholila
Shinta Nur Kholila Mohon Tunggu... -

Mahasiswi BIASA

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Salah Sebut Jari

7 Mei 2017   21:58 Diperbarui: 7 Mei 2017   22:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Biasanya orang berlatih menghitung permulaan dengan jari tangannya karena dianggap paling mudah dan efektif. Dengan menggunakan jari-jari yang kita punya, konsep bilangan akan lebih mudah dipahami oleh anak, karena anak dapat melakukan sendiri proses membilang. Hal ini perlu dilatihkan sejak usia dini agar anak terampil membilangkan dengan jari tangannya.

Namun bagaimana jika anak salah pemahan ketika menyebutkan nama jari dengan membilang angka?

Saat proses pengajaran tentang mengenalkan nama-nama jari, ada banyak hal yang tak terduga saat proses pengajaran berlangsung. Bahkan ketika saya  bertanya kepada adik saya “ dek ini namanya jari (menunjukkan jari telunjuk) apa?” jawaban dari adik saya adalah “ satu “ . “dek kalo ini jari (menunjukkan jari jempol) apa ?” jawabannya “ sip “

Ketika saya mengenalkan nama-nama jari kepada adek saya dengan sangat detail dan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami setiap harinya, adik saya tetap menyebut nama jari telunjuk itu adalah satu maupun jari lainnya jawabannya tetap bukan nama jari.

Saya sempat bingung, apa kurangnya saya saat menjelaskan tentang nama-nama jari kepada adik saya? Padahal pengajaran yang saya lakukan terhadap adik saya sudah efektif dengan menggunakan berbagi macam alat peraga. Namun adik saya juga belum paham. Hingga saya bingung. Ternyata ketika saya amati, saat adik saya difoto sama ayahnya dengan gaya sip yang menggunakan jari jempol, nah mungkin kesalahannya ada disitu.

Kemudian saya tidak hilang semangat untuk mengenalkan nama-nama jari kepada adik saya. Saat saya menyanyikan lagu “nama-nama jari” adik saya langsung paham atau langsung respon terhadap stimuli yang saya berikan.

“ini namanya jari apa?”

“Jempol”

“ini namanya jari jempol.. apa kata jari jempol kawan? Kalau sekolah tidak boleh ngompol.”

“ini namanya jari apa?”

“Telunjuk”

“ini namanya jari telunjuk.. apa kata jari telunjuk kawan? Kalau sekolah tidak boleh ngantuk.”

“ini namanya jari apa?”

“Tengah”

“ini namanya jari tengah.. apa kata jari tengah kawan? Kalau sekolah tidak boleh lengah.”

“ini namanya jari apa?”

“Manis”

“ini namanya jari manis.. apa kata jari manis kawa? Kalau sekolah tidak boleh nangis.”

“ini namanya jari apa?”

“Kelingking”

“ini namanya jari kelingking.. apa kata jari kelingking kawan? Kalau sekolah haris dapat ranking”.

Kesalah pahaman terhadap pengenalan nama-nama jari kepada anak akan diingat hingga anak dewasa nanti.  

Sudah ya, saya bingung lanjutan pembahasannya gimana hehe. Mohon maaf jika bahasanya kurang dipahami. Jika ada tambahan monggo ditambahkan di kolom komentar dibawah ini hehe ^_^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun