Ada satu nasehat yang diberikan oleh teman sejawat di satu kursus Bahasa Inggris tempat kami mengajar (saya masih mengajar di sana namun teman yang ini sudah tidak lagi). Nasehat itu adalah: Work smart, not work hard.
Dalam konteks kami tentu ini berhubungan dengan pekerjaan ajar-mengajar. Teman saya itu rupanya lebih memilih untuk mengajar kelas-kelas tutorial yang biasanya one-on-one, privat hanya dengan satu murid dalam satu kelas.
Sedangkan saya pada saat itu memang kebanyakan mengajar kelas-kelas reguler yang memiliki banyak murid, biasanya paling sedikit sepuluh.
Untuk kelas tutorial jangka waktunya juga lebih singkat. Dalam satu periode bisa hanya seperempat atau malah kurang dari masa mengajar kelas reguler untuk satu term.
Waktu pengajaran kelas tutorial juga tidak seperti kelas biasa yang mempunyai slot yang pasti 2 x 2 jam dalam seminggu setiap hari Senin dan Rabu, misalnya. Kelas tutorial tergantung perjanjian antara guru dan murid. Hari dan jam bisa saja sama setiap minggu, atau kalau mau efektif bisa lebih dipercepat.
Nah, menurut teman saya ini mengajar kelas tutorial lebih smart dari mengajar kelas biasa. Pertanyaannya sekarang, smart-nya di mana?
Jadi ternyata semua ini berhubungan dengan money yang didapat. Untuk kelas tutorial yang singkat itu, penghasilan yang didapat bisa dua kali lipat dari mengajar kelas reguler. Hal itu disebabkan karena fee per jam buat guru kelas privat berbeda dari kelas biasa.
Nilai lebih yang lain adalah dari segi administratif. Laporan untuk kelas tutorial tidak se-njelimet kelas reguler.
Setelah selesai dengan satu batch kelas tutorial tinggal loncat ke batch selanjutnya.
Saya pikir enak juga seperti itu. Namun kemudian setelah dipikir-pikir dan dipikir-pikir lagi, sepertinya banyak plot holes di sini.