Mohon tunggu...
shinta tedjaningsih
shinta tedjaningsih Mohon Tunggu... Lainnya - work at travel industry

Happy wife happy mom likes traveling, hiking, cycling and photograph

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menggapai Atap Dunia, Everest Base Camp 5365m

23 Juli 2021   22:44 Diperbarui: 24 Juli 2021   21:33 2126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menu makan pagi : foto dokumentasi pribadi

Tapi kalau berangkat sore bisa-bisa malam sudah gelap ketika sampai Lukla. Setelah berdiskusi dengan guide akhirnya kita putuskan langsung ke Lukla hari itu juga. Saya mencoba mengingat-ingat bahwa perjalanan Lukla-Monjo itu tidak terlalu lama dan tidak terlalu berat. Dan ternyata ingatan saya salah, karena sebelumnya dari Lukla-Pakdhing-Monjo itu adalah jalan menurun. Jadi pulang sekembalinya dari Monjo-Pakdhing ke Lukla adalah tanjakan yang panjang. 

Tak ayal Perjalanan terakhir yang sudah sangat melelahkan itu adalah perjalanan yang paling mengesankan sekaligus mengesalkan. Selain tanjakan yang panjang juga hari sudah malam jauh sebelum sampai di Lukla. Akhirnya jam 9 malam kami baru sampai ke Lukla.Berarti hari ini kami berjalan kurang lebih 14 jam, untungnya ini hari terakhir. Semangat pulang tetap menggebu.

Baru sekarang, setelah berhari hari melakukan trek yang melelahkan terasa bahwa badan ini seperti ingin sedikit dimanjakan, dan  showering satu satunya pilihan yang ada, walau ekspektasi lebih dari pada itu, apa boleh buat mandi air panas dalam keadaan penat dan cuaca yang dingin sudah bisa membuatku tidur lelap setelahnya.

Udara pagi agak berkabut, di bandara  Lukla terlihat hanya ada 2 pesawat kecil yang bolak balik dan parkir di apron. Dari pagar bandara yang hanya terbuat dari ram kawat kami bisa melihat pemandangan yang menakjubkan sekaligus membuat hati ciut, dimana ujung runway bandara adalah jurang yang dalam

Alhamdulillah puji Tuhan, kami akhirnya mendapat pesawat setelah direschedule karena lebih cepat satu hari, dan beruntung pula cuaca cerah sehingga kami langsung berangkat ke Kathmandu pagi itu juga dan tiba di Kathmandu dengan wajah gosong terbakar terik matahari, namun anehnya badan, kaki dan tangan tidak terasa pegal mungkin karena perjalanan yang panjang sehingga tidak terasa kecuraman yang extrim dan tubuh ikut menyesuaikan. 

Once in a life time experience, kalimat yang paling tepat untuk pendakian ke EBC. 

Siapa mau coba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun