Berikut lampiran link video kegiatan pada minggu pertama dan kedua agar memudahkan pemahaman pada program kerja yang akan diadakan. Untuk merealisasikan program kerja tersebut, pada minggu pertama setelah penerjunan mahasiswa KKN secara online, aktifitas yang dilakukan adalah mengobservasi sasaran dan mewawancarai wali sasaran dan menganalisis poin masalah sebagai data dasar dalam perencanaan rancangan kegiatan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui minat dan tingkat baca sasaran sebelum pemberian materi.Â
Kemudian, pada minggu kedua, aktifitas yang akan dilakukan adalah melakukan sosialisasi platform online yang menyediakan karya sastra secara mudah dan praktis seperti aplikasi ipusnas, youtube, dsb.Â
Aktifitas ketiga yang akan dilakukan adalah pengenalan sastra (khususnya sastra anak) yang dilaksanakan dengan pemberian materi secara lisan dan aktifitas merespondnya. Aktifitas merespond sastra ini dapat dilakukan dengan kegiatan daily reading dan menonton video animasi, berserta tanggapan setelah melakukan kegiatan tersebut.Â
Aktifitas pada minggu ketiga adalah kegiatan daily reading dan kegiatan mengapresiasi sastra dengan diadakannya lomba cipta karya. Selanjutnya, pada minggu keempat, aktifitas terakhir yang akan dilakukan adalah melakukan evaluasi kegiatan baik dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) serta pemberian feedback dari sasaran terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan dan didokumentasikan dalam bentuk video wawancara.
Setelah dilaksanakannya berbagai kegiatan KKN tersebut dapat disimpulkan bahwa anak-anak usia dini terutama bagi anak yang belum bisa menulis dan membaca lebih tertarik untuk mengapresiasi sastra melalui menonton video animasi dibandingkan dengan mendengarkan secara langsung cerita rakyat atau dongeng yang dibacakan oleh para partisipan. Hal tersebut dapat dipahami karena video animasi dapat dengan mudah menarik perhatian anak-anak.Â
Selain itu, beberapa anak memiliki pemahaman yang kurang terhadap cerita rakyat akan tetapi memiliki pemahaman yang sangat bagus dalam penggunaan tik-tok sebagai media online. Hal tersebut sangatlah disayangkan mengingat tayangan pada aplikasi tik-tok yang tidak semua baik untuk dikonsumsi anak-anak.Â
Disamping itu, bagi anak-anak yang sudah bisa menulis, dapat diketahui bahwa tingkat minat baca mereka dapat dikategorikan rendah, hal ini dikarenakan oleh kegiatan belajar-mengajar online yang tidak pernah mengenalkan dan menugaskan hal tersebut sehingga kreatifitas mereka dalam hal tulis menulis pun masih sangat kurang.Â
Akan tetapi, setelah diadakannya kegiatan program kerja yang membantu mengenalkan sastra anak dan berulang kali  mengasah kreatifitas anak-anak tersebut. Dapat dilihat melalui hasil karya perlombaan yang telah diadakan, anak-anak sudah mulai menunjukkan hasil yang berbeda, yang semula hanya menceritakan poin pentingnya saja menjadi lebih memperhatikan detail dan menciptakan karakter atau jalan cerita baru diluar ekspektasi penulis. (Shinta Rahma Azzahra/Kelompok 40/Kel. Keranjingan, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur/Hermanto Rohman, S.sos, M.PA).