Mohon tunggu...
Shinta Melodi
Shinta Melodi Mohon Tunggu... Wirausaha -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Nilai Luhur Bangsa Indonesia

15 Januari 2019   22:09 Diperbarui: 15 Januari 2019   22:31 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita telah memasuki Tahun 2019. Sebuah pergantian masa yang selalu ditandai dengan hingar bingar, suka gembira dan pesta pora. Tapi, apakah kita telah sadar, bahwa pergantian waktu itu juga menuntut untuk perbaikan dalam hidup kita?  Dalam scoop bangsa Indonesia, tentu akan sangat kompleks permasalahannya.

Bangsa Indonesia telah melewati hampir 74 tahun dalam masa kemerdekaan. Sebagai bangsa yang merdeka, telah banyak pula yang dikerjakan oleh para pendahulu kita dalam kurun masa itu. Berbagai tantangan kita hadapi untuk merawat warisan nilai luhur dan cita-cita bangsa agar tetap terjaga. Tak mudah memang. Para pendahulu kita bukan orang-orang yang pendek pemikirannya. Tentu mereka berfikir jauh ke depan, demi anak cucunya.

Di sini saya hanya mengingatkan, terutama untuk diri saya sendiri, terlebih lagi untuk kita semua, sebagai bahan renungan mengawali tahun 2019.

Mengingat nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia tidaklah sulit. Coba sempatkan kita mencermati kalimat yang ada di dalam teks Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Di sanalah Bangsa Indonesia meneguhkan sikap dan berkomitmen secara bersama-sama untuk bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang bertujuan mensejahterakan rakyat dan mencerdaskan bangsa yang berdasarkan Pancasila.

Sepertinya ini bahasa klise yang pernah kita pelajari sejak Sekolah Dasar.  Memang tidak salah. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, tantangan bangsa Indonesia yang semakin berat dan ancaman terhadap eksistensi bangsa Indonesia, mau tidak mau, kita harus kembali merenungi dan mengimplementasikan cita-cita para leluhur kita tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Acap kali kita melihat di media mainstream atau media sosial, acap kali terjadi perselisihan bahkan pertikaian antar kelompok. Saling bully di media sosial, bahkan adu fisik. Tentu ini sangat tidak kondusif untuk melangsungkan kehidupan berbangsa yang aman, tertib dan semangat membangun.

Seperti kita ketahui, sebentar lagi dalam beberapa bulan ke depan, bangsa kita merayakan pesta demokrasi yang mestinya menjadi ajang adu program, adu kecerdasan dan adu kreatifitas. Bukan adu bullying atau fisik yang justru akan merugikan kita semua. Karena semua itu akan menciptakan suasana chaos, yang sangat mengganggu jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hampir 74 tahun indonesia berdiri, tingkat pendidikan masyarakat pun berkembang sedemikian rupa. Ini mestinya menjadi landasan paradigma berfikir kita semua, terutama generasi muda, untuk berfikir jernih, obyektif dan bermartabat untuk menilai apapun. Tidak mudah terprovokasi dan adil. Jika ini telah menjadi dasar pola fikir kita semua, saya yakin, perselisihan karena perbedaan pandangan pun akan kita sikapi dengan elegan dan bermartabat. Bukan dengan bully dan pertengkaran.

Nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia, seperti gotong-royong, hidup rukun, cinta damai, saling membantu yang lemah, mesti kita bangkitkan kembali. Karena seiring dengan kemajuan teknologi informasi, terkadang menjadikan generasi muda kita terkungkung pada hubungan instan dengan media sosial dan hanya berorientasi pada kepentingan-kepentingan material dan individual, sehingga terjauh dari sikap luhur untuk mendahulukan kepentingan publik. Inilah pentingnya silaturrahmi. Dengan bertemu muka, maka saya yakin akan mereduksi sikap-sikap yang intoleran dan anti pada pihak lain yang berseberangan.

Di awal Tahun 2019 ini, saya mengajak semua elemen masyarakat, terutama generasi muda kita, untuk merenungi dan mencermati sikap-sikap kita dalam konteks introspeksi diri agar kita dapat memperbaiki sikap, perilaku dan pola fikir kita dalam menghadapi segala permasalahan yang muncul di sekitar kita. 

Jangan sampai menimbulkan permasalahan-permasalahan yang tidak kondusif dalam mendukung pembangunan mentalitas bangsa Indonesia. Untuk itu tidak ada salahnya kita merenungi dan meresapi nilai-nilai luhur para pendahulu kita, pendiri bangsa Indonesia, agar dapat menginspirasi segala perilaku kita. Tak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, dan tentu tetap bersemangat untuk membangun bangsa. ***

Salam Satu Bendera!

Shinta Melodiyana Putri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun