Mohon tunggu...
Mochlisin Mochlisin
Mochlisin Mochlisin Mohon Tunggu... Pengajar -

shining you and surrounding

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN Ciderai Kurikulum 2013

17 Desember 2012   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak Kemdiknas memberi kesempatan pada publik untuk melakukan uji publik kurikulum 2013 beberapa waktu lalu, Kemdiknas telah mendapatkan masukan atau pun kritikan untuk pengembangan rancangan kurikulum 2013 yang rencananya akan mulai digulirkan pada tahun ajaran baru tahun depan. Namun, banyak pula apresiasi yang masuk, terutama dalam hal pendekatan yang berbasis pada tematik integratif dari rancangan kurikulum 2013 ini.

Inti dari Kurikulum 2013

Semangat yang diusung dalam kurikulum 2013 yang masih diuji di publik ini adalah metode tematik integratif yang tebukti mendapat banyak apresiasi dari para pengamat atau praktisi pendidikan. Dengan pendekatan ini, para guru dan juga siswa di sekolah memiliki peluang untuk bagaimana mengeksplorasi tema bahasan mereka. Siswa juga akan dapat dengan bebas mengobservasi dan mencari tahu sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Setidaknya itu yang dipaparkan oleh Abduh Zein, praktisi pendidikan di Universitas Paramadina.

Menurut saya pribadi bahwa dengan penerapan kurikulum 2013 dengan perbaikan di sana-sini dari rancangan yang ada sekarang akan memulihkan kembali makna pendidikan sesungguhnya. Bahwa pendidikan merupakan proses mengembangkan pengetahuan dan kemampuan diri melalui metode-metode yang berbeda. Bukan seperti sekarang ini, seolah sekolah, guru, dan siswa hanya terjebak pada urusan bagaimana untuk dapat lulus dalam Ujian Nasional, yang ironisnya dengan melakukan kecurangan. Dengan kecurangan itu pula sudah membatalkan apa yang mereka pelajari dari mata pelajaran Agama atau pun Pendidikan Kewarganegaraan.

Ujian Nasional (Akan) Ciderai Kurikulum 2013

Mengingat bahwa inti kurikulum 2013 adalah metode tematik integratif dengan keleluasaan guru dan siswa mengeksplorasi pengetahuan serta mengobservasi metode belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan persoalan yang mereka temui di sekitar, maka akan membedakan cakupan pengetahuan yang mereka dapatkan dengan sekolah yang berbeda di seluruh nusantara ini. Dengan demikian, Ujian Nasional hanya akan menciderai kurikulum 2013 itu sendiri.

Metode belajar dalam kurikulum 2013 ini tanpa batasan dan dinamis sehingga akan jadi persoalan jika ujian nasional (UN) masih dijadikan alat evaluasi. Lebih lanjut apabila cara evaluasi siswa tetap menggunakan sistem UN, maka konsep kurikulum yang digagas saat ini hanya akan sia-sia. Pasalnya, guru tak akan bisa dengan bebas mengembangkan tema bahasan karena ada koridor yang harus diikuti agar anak-anak bisa mengerjakan UN dengan baik.

Untuk itu, sejalan dengan perubahan kurikulum, UN mestinya bukan lagi menjadi pilihan pemerintah untuk melakukan evaluasi pendidikan bagi para siswa di tiap jenjang. Pemerintah harus mulai mempersiapkan formulasi baru untuk alat evaluasi siswa menyesuaikan dengan metode pembelajaran pada kurikulum baru tersebut.

Namun, peniadaan Ujian Nasional sendiri (menurut saya pribadi) akan membuahkan persoalan lain. Ini hanya bentuk prasangka buruk saya terhadap para guru, dan mudah-mudahan itu salah. Persoalan itu adalah (1) sudah siapkah para guru untuk mengubah paradigma mereka dalam mengajar yang tidak hanya berorientasi pada UN semata? Sudah siapkah para guru untuk mengembangkan eksplorasi belajar siswa dalam mengobservasi permasalahan dan cara menghadapinya? Sudah siap mentalkan para guru di sekolah untuk tidak menganggap bahwa Kurikulum 2013 memberikan peluang mereka untuk bersantai dan tidak serius dalam mengajar karena mereka tidak akan berhadapan dengan UN? Itu semua mengingat bahwa masih banyak oknum guru yang menganggap bahwa guru hanyalah sekedar urusan profesi, bukan tanggung jawab moral.

Semua pertanyaan itu menurut saya harus menjadi hal serius untuk dijawab oleh Kemdiknas, jangan sampai kurikulum 2013 ini hanya terkesan proyek kemdiknas semata, namun tidak penerapan berarti nantinya. Semoga Kemdiknas sudah menyiapkan formula-formula jitu untuk menjawab prasangka-prasangka di atas. Maju terus pendidikan Indonesia baik dengan atau pun tanpa Kurikulum 2013.

dapat dibaca pula di http://bit.ly/UN-Kurikulum2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun