Ia yang menangis tanpa air mata
Malam sebelum pemilihan kepala desa
Bergejolak batin menyaksikan angkara dunia
Atas laku manusia yang tak semestinya
Akan tetangga yang tak bisa menyuapkan nasi untuk anaknya
Akan kerabat yang yang terbuang saat berobat atas sakitnya
Ia yang menangis tanpa air mata
Garis tercoret mencipta deret tanpa sela
Bersama sorak pendukung kemenangan merebut tahta
Suka cita seketika mengubah tangis muka
Memalih rupa dalam Kurawa
Ia yang menangis tanpa air mata
Sebelas tahun dari hari pertama
Terpilih menjadi kepala desa
Tiba-tiba tanpa duga polisi datang membawa surat negara
Bertanya tentang harta desa yang raib tak berimba
Menyelidik tentang gelembung saldo kertas berharga
Juga tentang mengapa rakyat tetap jauh dari sejahtera
Ia yang kini sendiri tanpa keluarga tanpa saudara
Ia yang tak lagi ada bagi kawan dan kolega
Sengsara
Terpenjara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H