Mohon tunggu...
Salimah Kurniasih
Salimah Kurniasih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dan belajar menulis adalah kegemaran yang darinya aku berharap bisa memberi kemanfaatan. Untukku, dan untuk mereka yang membaca tulisanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyanyian Lebah

4 Maret 2014   20:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_298457" align="aligncenter" width="347" caption="indocropcircles.wordpress.com"][/caption]

Ngung ngung ngung riuh mendengung

Lebah-lebah pekerja menuju kaki gunung

Mencari putik-putik bunga agar madu tersembahkan segera

Tapi gunung telah menjadi belantara vila

Lebah beriring menuju desa

Hinggap diantara kuncup bunga bakung yang layu terkena pestisida

Terbang di atas gazebo yang tak lagi memiliki taman bunga

Dan kebun yang tertutup keramik terakota

Tanah tak lagi menawarkan bibit madu serupa gula-gula

Nyanyian lebah tak lagi seindah syair pujangga

Ratu gulana di atas singgasananya:

“Manusia..., sisakan untuk kami tanah berselimut bunga

agar kami tetap memberimu madu tanpa harga.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun