Mohon tunggu...
Shindy Koesumawati
Shindy Koesumawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Suka Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Qadayah Asasiyah (Isu-isu Dakwah yang Bersifat Asli)

8 Juli 2024   09:40 Diperbarui: 8 Juli 2024   09:49 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : canva.com 

Secara etimologis, kata ikhlas berasal dari kata kalasha yang artinya tidak bercampur (As'ad, 2022; Munawwir, 1997) dalam (Afandi & Adymas Pranajaya, 2023). Ikhlas diterjemahkan sebagai penyucian atau penyucian (Yunahar, 2007) dalam (Afandi & Adymas Pranajaya, 2023). 

Ini juga mengacu pada pembersihan atau pemurnian sesuatu dari sesuatu yang lain. Oleh karena itu, bila sesuatu itu suci, bebas dan bersih dari apa pun yang menajiskannya, serta perbuatan yang suci dan bebas dari kotoran (Amri, 2015) dalam (Afandi & Adymas Pranajaya, 2023), maka itulah yang disebut dengan ikhlas. Surah An-Nahl: 66. Menurut sebagian ulama, pengertian ikhlas adalah keikhlasan niat dan maksud atau motif perbuatan, yaitu dengan mencari keridhaan Allah SWT saja (NELI, 2021; Taimiyah, 2010) dalam (Affandi & Adimath Pranajaya, 2023).

Ikhlas menyucikan niat perampok takar terhadap Allah dari segala kekotoran. Ada pula yang menafsirkan bahwa Allah menyatukan  segala ketaatan, atau mengabaikan pendapat makhluk dengan selalu fokus kepada Sang Pencipta. Ikhlas berkaitan dengan kesucian ruh, yang tidak tercampur oleh motif  selain mengejar keridhaan Allah.

Ikhlas adalah  sikap melepaskan segala amalan yang telah dilakukan. Amalan tanpa keikhlasan ibarat musafir yang membawa barang berupa pasir. Artinya, perbekalan tersebut tidak ada gunanya dan hanya menjadi beban bagi para musafir. Dalam setiap episode kehidupan kita, terdapat berbagai macam bentuk integritas: integritas dalam bekerja, integritas dalam beribadah, integritas dalam beribadah, dan lain sebagainya.

Allah SWT berfirman,dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 :

       Artinya : "Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk mengikhlaskan agama untuk-Nya. Ayat tersebut menerangkan bahwa seorang Muslim harus berlaku ikhlas dalam beragama. Menjalankan ibadah bukan karena butuh, melainkan karena kewajiban. Jika kita beribadah karena rasa butuh, maka tandanya kita benar-benar mengerjakannya dengan sepenuh hati. 

Sementara itu, beribadah karena kewajiban belum tentu bisa dilakukan sepenuh hati. Karenanya, mari merefleksikan diri tentang bagaimana ibadah kita selama ini. Sikap ikhlas sangat penting dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi saat mendapatkan musibah. Dengan memiliki sifat ikhlas, maka kita tidak akan mudah mengeluh dan protes kepada Allah SWT

4. Syukur

Syukur merupakan ungkapan rasa syukur terhadap hal-hal baik dan hal-hal yang membuat bahagia, seperti berterima kasih kepada orang tua atau orang yang telah berbuat baik kepada Anda. Menurut Al-Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad, Ibnu Abi ad-Dunya, Al-Kharaiti, Al-Bayhaqi (Taymiyah, 2010), (Affandi & Adimas Pranajaya, 2023), "siapa yang tidak bersyukur kepada manusia maka ia tidak bersyukur kepada Allah". Syukur juga dapat diartikan sebagai puji-pujian atas kebaikan Allah SWT dan sifat nikmat yang dilimpahkan kepadanya.

Selain itu, Syukur juga memuji  perbuatan positif yang dilakukan sang pemberi. Rasa syukur hamba berkisar pada tiga aspek. SWT yang mengakui nikmat Allah dalam hati mereka, mengungkapkannya secara terbuka, dan menggunakannya sebagai sarana untuk menaati Allah. Oleh karena itu, rasa syukur menyangkut hati, lidah, dan anggota tubuh. Hati untuk ilmu dan cinta, lidah untuk memuji dan beribadah, menyebut nama Allah SWT, dan anggota tubuh untuk memanfaatkan nikmat ibadah dan menolak maksiat.

Syukur dijelaskan oleh Ibnu Qaim: Syukur menandakan adanya nikmat Allah terhadap dirinya. Secara lisan, hal ini berupa pujian dan ungkapan keyakinan bahwa seseorang diberkati. Melalui hati, berupa kesaksian dan cinta kepada Tuhan. Melalui anggota tubuh, dalam ketaatan dan ketaatan kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun