Mohon tunggu...
Shindy Nilasari
Shindy Nilasari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

masih terus belajar untuk membanggakan ortu :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Absurd: Mereka Ini yang Ada di Sekitarku

6 September 2016   14:24 Diperbarui: 6 September 2016   14:28 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak Distrik Bokondini. Dok: Shindy Nilasari

Jawablah aku mama, yang memanggil-manggilmu  #) panggilan akibatKerinduan yang mendalam atau kegagalan

Najou-jou on.

Yang memanggil-manggilmu.

Mardalan Ahu

Viky Sianipar ft. Korem Sihombing

 

Lagu itu lagi. Lagi. Lagi. 

Bulan Juni yang melelahkan. Lelah fisik, lelah mental. Kertas putih-orange berserakan dimana-mana. Kabel-kabel seliweran sana-sini. Bunyi “nguuiiiiinggggg” mesin berteknologi tinggi – baru pertama kali liat yang begini - dari mulai pagi hingga petang. Sesekali terdengar bunyi “tiiittt,tiiitt, tiiiitt” dari beberapa buah benda kotak-kotak  - akibat listrik padam. 

Ahhhh, semua benda-benda ini sukses membuat saya lupa segala macam teori-teori di bukunya Mankiw dan  Sadono Sukirno. Haduhhhh

Iseng-iseng buka laptop. Adeehhhh, lama banget loadingnya - maklum, umur laptopnya sudah hampir 6 tahun – eh, ketemu file lama yang isinya sebuah masterpiece. Yak, apalagi kalau bukan skripsi yang digarap dua tahun lalu. Lhah, emang ada masterpiece lain gitu? Heheh

Skripsi yang bikinnya penuh perjuangan – banget. Di saat teman-teman lain sudah sibuk ngomongin model, analisis, bahkan kesimpulan dan saran, lah sementara saya datanya saja belum dapat. Bagaimana tidak? Skripsi saya yang ternyata kuesionernya hampir mirip dengan pertanyaan di kertas putih-orange ini. Pertanyaan yang gampang tapi susah dijawab. Variabel kuantitatif. Pertanyaan perihal modal dan omset. Tralalala, ternyata ditolak responden sana-sini, dikira penagih pajak, sampai dikira mau membongkar rahasia perusahaan. Sekalinya dapat responden, eh si bapak malah curhat ini-itu. Kurang modal lah, pemasaran susah lah. Dan akhirnya, dalam waktu satu bulan hanya bisa dapat 32 responden dari perusahaan alas kaki mikro-kecil-menengah (digolongkan berdasarkan jumlah tenaga kerja). Sensus satu kelurahan, ceritanya. Bagaimana ini??? Kok, malah jadi sensus. T_T

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun