Mohon tunggu...
Muksin Sidik
Muksin Sidik Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hiburan Menegangkan Penghilang Stres

29 Desember 2012   03:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:52 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu merupakan pagi persiapan menuju lokasi rafling. Hari Minggu tepatnya. Alat-alat sudah berada di tas. Sengaja disiapkan pada malam harinya guna keperluan rafling. Tas t-60, tas militer itu dibawa dan berangkatlah tim outbond ke lokasi rafling. Lokasi tak terlalu jauh dari pusat kota, kota Yogyakarta. Dengan berkendara sepeda motor tim sampai di lokasi. Lokasinya berada di sebelah utara jalan Babarsari, Sleman, Yogyakarta. Lebih mudahnya ikuti jalur Selokan Mataram. Tepat di jembatan Babarsari

[caption id="attachment_217161" align="aligncenter" width="300" caption="jembatan - dokumentasi pribadi"][/caption]

Ada dua jembatan. Jebatan yang pertama yang di sebelah utara adalah jalur perairan selokan mataram, dan yang sebelah selatan adalah jembatan aspal untuk lewat kendaraan bermotor. Kami biasa menggunakan jembatan yang di sebelah utara itu. Hal ini dikarenakan jembatan itu sepi, tidak banyak orang yang berlalu lalang. Kalaupun ada itupun hanya pejalan kaki. Selain itu, jembatan tersebut juga memiliki pegangan besi yang kuat yang dapat kami manfaatkan untuk pegangan tali rafling.

[caption id="attachment_217162" align="aligncenter" width="300" caption="tim rafling - dokumentasi pribadi"]

135675112062349356
135675112062349356
[/caption]

Sejurus kemudian kami mengeluarkan alat-alat rafling. Di sana ada tali karmantel, tali webbing, figure eight, carabiner delta dan carabiner oval, serta sarung tangan. Dengan cepat tali karmantel itu diulurkan dibuat sebuah simpul. Tali karmantel adalah tali yang kita gunakan untuk media ber-rafling. Dengan tali ini kami para peserta rafling turun jembatan babarsari. simpul yang dipakai pada tali karmantel adalah simpul delapan. Simpul delapan memang sudah biasa dipakai dalam ber-rafling, karena simpulnya yang sederhana namun kuat. Selanjutnya tali karmantel yang panjangnya mencapai 25 meter itu pun disambung dengan carabiner oval. carabiner oval disambung dengan tali webbing. Namun sebelumnya tali webbing itu dibuat sebuah simpul pita. Simpul yang sudah jadi, diikatkan ke pegangan jembatan. carabiner oval dipakai untuk penghubung tali karmantel –sebagai media turun rafling- dengan tali webbing –sebagai pengamanan agar tali karmantel kuat melekat di besi jembatan.

[caption id="" align="aligncenter" width="271" caption="carabiner dan figure eight - sumber : www.sciencedirect.com"]

[/caption]

Sekitar 15 menit kemudian sebuah wahana outbond-pun jadi. Dengan beberapa simpul tadi yang sederhana dan peralatan yang cukup memadai, sebuah tempat raflingpun jadi.

Setelah keamanan tempat dipastikan sempurna, sekarang saatnya membuat keamanan di badan. Hal yang tak kalah pentingnya di permainan outbond ini ialah mengenai keselamatan dari peserta rafling. Kami di sini berperan sebagai instruktur sekaligus peserta rafling. Untuk peralatan keselamatan, peserta rafling dapat menggunakan sebuah tali webbing. Tali webbing diikat di bagian pinggang dan paha peserta. Sempurna melekat di badan. Kami pastikan bahwa seluruh peralatan dan komponen rafling terpasang dengan sempurna.

Saatnya beraksi. Peserta rafling bersiap-siap untuk turun rafling. Dengan bantuan figure eight, carabiner delta dan sarung tangan, satu persatu pesertapun turun jembatan babarsari.

Ada dua gaya turun jembatan yang kami gunakan. Pertama gaya rafling biasa. Pada gaya ini peserta turun dari pijakan atas tembatan dengan punggung menghadapa tanah. Kedua ialah gaya turun heli. Gaya ini ialah kebalikan dari gaya yang pertama. Kali ini yang menghadap bawah ialah tubuh bagian depan, bagian punggung menghadap ke langit. Dalam teknik turun geli dibutuhkan skill dan tenaga yang lebih karena memang pada dasarnya gaya ini cukup rumit. Namun pada dasarnya keduanya memiliki persamaan. Tangan yang sudah mengenakan sarung tangan digunakan untuk pengereman. Pada saat proses turun jembatan, tangan yang memegang tali dibuka dan ditutup. Usahakan agar peserta turun dengan pelan-pelan. Meski keamanan sudah terjamin, namun masih ada saja rasa was-was.

[caption id="attachment_217164" align="aligncenter" width="300" caption="gaya heli - dokumentasi pribadi"]

13567511871443970830
13567511871443970830
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun