Mohon tunggu...
Muksin Sidik
Muksin Sidik Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tantangan Untuk Noah

19 September 2012   08:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:14 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Noah band adalah nama dari sebuah band di Indonesia. Terasa asing di bagi telinga kita bila belum pernah mendengar sebelumnya. Namun hal ini berubah ketika diresmikan menjadi nama band yang digawangi oleh Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David. Ya, Noah merupakan nama pengganti dari nama band mereka yang terdahulu yaitu Peterpan.

Nama Noah sebenarnya sudah akan di rilis 2,5 tahun yang lalu, namun sialnya sang vokalis, Ariel, saat itu tersandung kasus pornografi. Akibatnya Peterpan sempat vakum dari belantika musik Indonesia. Hingga akhirnya bangkitlah band tersebut bersama keluarnya Ariel dari jeruji besi dengan status bebas bersyarat. Peresmian nama Noah sebagai nama pengganti dari Peterpanpun dilaksanakan. Menurut Uki, gitaris Noah, nama Noah dipilih karena memiliki arti yang cukup menarik. Yaitu berarti comporter, longlasting, dan peacefull. Harapannya nama Noah dapat membuat lagu-lagu yang mereka buat bisa mendamaikan,dan bisa dinikmati oleh para pendengarnya. Harapan lain supaya band ini bisa bertahan lama dan tetap eksis di belantika musik Indonesia.

Nama Noah semakin dikenal setelah mereka melakukan konser maraton. Konser mereka berjudul Born To Make History yang artinya lahir untuk membuat sejarah. Memang benar, mereka sedang membuat sejarah hari itu. Tanggal 16 September tepatnya, yang juga bertepatan dengan tanggal kelahiran sang vokalis, Ariel, konser dilakukan selama 24 jam bertempatkan di 5 negara dengan 2 benua yang berbeda. Kota Melbourne di Australia terpilih menjadi kota pertama konser maraton tersebut. Setelah dari benua Australia Noah band melanjutkan konsernya di benua Asia. Negara-negara yang mereka jajaki ialah Hongkong, Malaysia, Singapura dan, Indonesia. Tepatnya di Jakarta, Indonesia, menjadi puncak perayaan konser maratoh itu. Konser 5 negara 2 benua mampu membuat Noah memperoleh penghargaan atas pemecahan rekor MURI .

Sejarah dan prestasi yang baru saja dibuat Noah dirasakan belum cukup apabila dibandingkan dengan prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh nama besarnya di masa lalu yaitu Peterpan. Peterpan pada kala itu dapat membuat prestasi segudang. Hampir semua karya-karyanya menjadi tenar dan digemari oleh para pendengar musik nusantara dan bahkan sampai mancanegara. Lagu yang mereka ciptakan banyak mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Terhitung dari 2002 sampai 2011, Peterpan hampir tak pernah absen masuk nominasi dan memperoleh penghargaan. Memang sih, hanya pada tahun 2003 lah mereka puasa penghargaan, namun bisa diobati dengan prestasi di tahun-tahun yang lain. Sebut saja di tahun 2005, Peterpan mampu memborong 6 penghargaan di bidang musik dari berbagai instansi. Pada tahun 2009, 5 penghargaan diraihnya. Penghargaan pada tahun ini diperoleh dari televise dan majalah terkenal. Lagu “Kukatakan Dengan Indah” menjadi lagu terbaik versi majalah Rolling Stone.

Selain lagu itu, masih banyak lagi lagu-lagu dari Peterpan yang mendapat penghargaan. Antara lain yang tidak kalah berprestasi ialah lagu “Tak Bisakah”. Lagu ini menjadikan Peterpan sebagai band Indonesia pertama yang karyanya dijiplak oleh negara India. Selanjutnya hasil jiplakan dijadikan sebagai soundtrack film India yang berjudul “woh lamhe”. Selain lagu “Tak Bisakah”, lagu-lagu Peterpan lain yang menginspirasi orang-orang India ialah lagu yang berjudul “Di Belakangku” dan “Topeng”.

Dari segi Album dan peluncurannya Peterpan juga menorehkan beberapa prestasi. Album “Hari Yang Cerah Untuk Jiwa Yang Sepi” dan album “Alexandria” , menjadi tersohor setelah dalam peluncurannya sampai disiarkan dari 6 Stasiun Televisi yang berbeda. Selain itu yang tidak kalah sensasional adalah album “Bintang Di Surga” yang laku sampai menembus angka 3 juta keping. Dan isunya prestasi yang satu ini belum terpecahkan oleh band-band Indonesia lainnya.

Melihat prestasi-prestasi yang ditorehkan Peterpen, merupakan tugas yang cukup berat bagi Noah untuk dapat minimal menyamai prestasi-prestasi Peterpan tersebut. Sebagai nama pengganti, Noah dituntut dapat lebih berprestasi pula. Karena pada dasarnya sesuatu yang menjadi pengganti mesti lebih baik dari sesuatu yang dulu-dulu. Hal ini dirasa cukup berat ditambah dengan melihat jumlah personil yang berkurang. Namun di dunia ini tak ada yang tidak mungkin dilakukan. Terlebih Personil yang masih bertahan juga masih sangat kompeten. Serta ditambah lagi adanya bantuan dengan personil baru pada keyboard, yaitu David. Diharapkan nantinya David dapat mendorong Noah untuk terus berkarya.

Pada dasarnya Noah juga tidak bisa dianggap remeh. Pada peluncuran album pertama saja Noah sudah sanggup memberi kejutan dengan konser maratonnya. Menanti kejutan-kejutanmu selanjutnya. Meski banyak rintangan nantinya, Noah teruslah berkarya, kalahkan pendahulumu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun