Karena lapar, Fandra mengajak papinya untuk makan, tetapi papinya menyuruh Fandra untuk ngutang dulu di Warung Soto Mbok Jum. Fandra tidak mau, ia merasa tidak enak hati dengan Mbok Jum karna hutang makan kemarinpun juga belum dibayar. Akhirnya Papi Fandra menyuruh Fandra untuk pulang saja makan mie instan, Fandra menolak karena kebanyakan makan mie instan efeknya tidak baik.
Fandra pergi ke kuburan maminya, di kuburan Fandra menangis, "Nek njenengan teng mriki kulo mboten mungkin keluwen mi" kata Fandra. Fandra di kuburan maminya dari sepulang sekolah sampai malam hari masih dengan seragam sekolahnya. Fandra pulang dengan sangat sedih, sampai dirumah ia masih harus bertengkar hebat dengan papinya, Papi Fandra sangat emosi dan hampir memukul anaknya.
Sepulang dari bepergian Pak RT dan Bu RT pulang kerumah dan menemukan Fandra menangis di depan rumah Pak RT masih dengan seragam sekolah. Setelah dimarahi papinya, Fandra meninggalkan rumah dan pergi ke rumah Pak RT. Mengetahui Pak RT dan Bu RT sudah pulang, lalu Fandra langsung memeluk erat Bu RT sambil menangis sejadi-jadinya, "Papi mboten sayang kalih kulo bu, mung mami sing sayang kalih kulo".
Kelihaian Fandra dalam berakting menjadi daya tarik dalam episode 309 ini, banyak penonton yang menyukai Fandra, menurut penonton wajah Fandra tidak membosankan, manis dan ganteng.
Tidak sedikit juga yang bilang Fandra punya potensi dan sangat berbakat. Fandra bisa akting, nyanyi juga main alat music, ada juga yang berharap nantinya suatu saat Fandra bisa seperti Bayu Skak yang sukses main sinetron dan film layar lebar.
"Kelangan ibu ora kopen, kelangan bapak ora Kajen", kalimat yang sangat mendalam ini dikatakan oleh Pak Kliwon saat mencoba menengahi konflik antara Fandra dan Papi Fandra, kalimat ini sangat membekas di hati penonton dan menjadi tagline yang pas untuk episode ini.
Meskipun episode kali ini adalah episode tersedih dan bikin mewek, tetapi tetap ada part-part kelakuan konyol warga Kampung Riwil yang membuat penonton tertawa sehingga serial ini tetap tidak keluar dari genrenya yaitu serial komedi. Kelakuan lucu dan polosnya Supra si bocah gokil asal Wonogokil, keruwetan Pak Bogang yang kehilangan burungnya yang bernama Bella, problematika rumah tangga Momon dan Mintul, moment Jolodot yang belum sembuh pasca sunat dan dijenguk oleh temannya yang bernama Embun dengan pertanyaan-pertanyaan kepo nya yang beruntun menjadi penyempurna komedi dalam serial ini.
Selain itu yang menjadikan episode ini menjadi begitu sangat  istimewa adalah adanya tembang-tembang macopat yang dimasukkan kedalam cerita, tembang macopat di episode ini dilantunkan dengan sangat apik dan merdu oleh Bu Siti dan Bu RT memberikan kesan romantisme jawa, dan tembang macopat ini juga sebagai bentuk nguri-uri warisan sastra jawa. Inilah yang membuat penonton memberikan apresiasi dan jempolnya untuk Mas Panggah Rudhita sebagai penulis naskah yang selalu berhasil dalam menulis cerita yang berbeda dari yang lain.
Dalam episode ini kita dapat mengambil pelajaran, seorang anak yang kehilangan ibu rasanya berat, sebisa mungkin sebagai seorang ayah harus bisa jadi ayah yang hebat sekaligus ibu untuk anak, sebagai orang tua jangan sampai menelantarkan anak, karena anak adalah titipandan amanah dari Allah SWT.