Mohon tunggu...
Singgah Sima Dewi
Singgah Sima Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - Plants Enthusiast

Menanam, mengakar, tumbuh, merekah dan berkembang biak dalam kebaikan sabda alam. Semoga bermanfaat 😊👌.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sakit Luarbiasa di Perut Kanan Atas, Bukan Usus Buntu tapi Kram Perut, Waspadai Pemicunya !!!

30 November 2023   12:16 Diperbarui: 30 Desember 2023   13:27 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Kol/Kubis (https://pin.it/42wZ3Xm)

Beberapa waktu yang lalu saya tiba-tiba sering mengalami sakit perut yang sangat luar biasa, saya mengalami sakit di perut bagian kanan atas. Sakit perut ini saya alami pertama kali pada tahun 2022 yang lalu, di malam hari saya tiba-tiba mengalami sakit perut yang tidak biasa, rasanya seperti suduk'en atau dalam istilah medis disebut exercise-related transient abdominal pain (ETAP) . 

Menurut artikel di hellosehat.com, definisi suduk'en adalah sensasi sakit, seperti ditusuk jarum, yang terasa pada perut bagian atas, terutama pada sisi kiri atau kanan tubuh. Kondisi yang dalam istilah medis disebut exercise-related transient abdominal pain (ETAP) lebih rentan terjadi pada pelari.  

Suduk'en atau exercise-related transient abdominal pain (ETAP) biasanya terjadi saat seseorang melakukan aktivitas fisik atau saat berolahraga, saat saya mengalami suduk'en saat berolahraga rasa sakitnya bisa ditahan dan biasanya akan hilang sendiri dengan cepat, namun rasa sakit perut yang saya alami, rasa sakitnya tak tertahankan dan bertahan lama, karna sakit perut itu saya sampai tidak bisa tidur. Ibu saya memberi saya obat maag untuk pertolongan pertama, tetapi rasa sakitnya tetap tidak mereda sampai tengah malam, saya sampai tidak bisa berbaring, berbaring membuat perut rasanya semakin sakit, dudukpun juga tidak nyaman, saya hanya bisa duduk dengan posisi kedepan dengan memeluk bantal berharap bisa  memberi sedikit rasa nyaman. 

Sampai tengah malam rasa sakitnya semakin menjadi-jadi, saya sampai tidak kuat lagi menahannya, akhirnya jam 1 pagi saya dibawa ke klinik 24 jam, disana saya di periksa oleh petugas kesehatan. Setelah di periksa, saya diberi beberapa obat untuk diminum, petugas kesehatan bilang, jika setelah minum obat sakitnya tidak mereda, saya diminta untuk segera pergi ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut karena di khawatirkan gejala apendisitis atau usus buntu.

Menurut yang ada di artikel hallodoc.com penyakit usus buntu atau apendisitis adalah kondisi peradangan pada usus buntu (apendiks). Kebanyakan penyebab usus buntu adalah infeksi yang tidak mendapat pertolongan sesegera mungkin, beberapa gejalanya adalah rasa nyeri mendadak yang berawal pada sisi kanan perut bagian bawah, nyeri tiba-tiba yang berawal pada sekitar pusar dan sering berpindah ke perut kanan bawah, rasa nyeri yang memburuk jika pengidapnya batuk, berjalan, atau melakukan gerakan menggelegar lainnya, mual dan muntah, kehilangan selera makan, demam ringan yang dapat memburuk seiring perkembangan penyakit, sembelit atau diare, dan perut kembung.

Saya agak ragu jika yang saya alami adalah gejala apendisitis atau usus buntu, di siang hari sebelum saya mengalami sakit perut, saya memang mengalami diare tetapi berbeda dengan gejala usus buntu yang letak rasa sakitnya di area usus buntu yaitu di perut kanan bawah, yang saya alami rasa sakitnya berada di perut kanan atas. Setelah saya di beri obat dan meminumnya alhamdulillah sakitnya mereda setelah sekitar 3 jam kemudian, dan pagi harinya saya sudah tidak merasakan sakit sama-sekali.

Beberapa bulan setelahnya, sakit perut itu kambuh lagi saat bulan puasa tahun lalu, sakit perut mulai terasa di siang hari namun masih bisa ditahan, lama-lama sakitnya bertambah, akhirnya saya memutuskan membatal puasa untuk meminum obat sebelum sakitnya semakin bertambah lagi. Setelah minum obat rasa sakitnya mereda, tetapi di malam hari muncul lagi sakitnya sampai ke tingkat rasa sakit yang tak tertahankan disertai rasa mual sampai tengah malam, akhirnya saya dibawa ke UGD Rumah Sakit jam 1 malam, saya diperiksa oleh dokter. Hasil pemeriksaan dokter, saya mengalami kram perut. Mendengar kata dokter, saya sedikit merasa lega ternyata bukan apendisitis atau usus buntu. Untuk menghilangkan rasa sakit, awalnya dokter menawarkan saya untuk disuntik agar sakitnya cepat mereda tetapi tidak jadi, yang diberikan ke saya adalah obat yang dimasukkan melalui dubur tidak tau apa namanya dan beberapa obat untuk diminum yaitu obat maag (Antasida Doen), obat GERD (Omeprazole 20 mg), obat untuk kram perut (Scopma 10 mg) dan obat untuk mual (Ondansetron 4 mg), dari situ saya baru tau ternyata saya punya sakit lambung, sayangnya waktu itu dokter tidak menjelaskan penyebabnya karna apa saja jadi saya berkesimpulan sendiri jika penyebabnya adalah karna makanan pedas.

Dari website alodokter.com kram perut adalah kontraksi otot pada area perut, lambung dan usus. Pada beberapa kasus, kram perut sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bukan berarti kondisi ini bisa dibiarkan begitu saja. Kram perut yang tak kunjung membaik bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan serius.

Beberapa bulan terakhir ini kram perutnya kambuh lagi, dan intensitasnya jadi lebih sering dari yang sebelumnya dan sama rasa sakitnya tak tertahankan, yang bikin panik adalah saya sudah tidak lagi berada di Indonesia tetapi sedang berada di Mesir bersama suami, untuk periksa dan ke klinik atau rumah sakit di Mesir kami belum tau harus kemana dan belum tau caranya dan biayanya juga pasti cenderung lebih mahal dibanding periksa di Indonesia. Karena itu, saya akhirnya hanya bergantung dengan sisa obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter dari Indonesia. Saat obat habis, kami mencoba mencari obatnya di apotek Mesir, dan ternyata di apotek Mesir kami tidak menemukan obat yang sama, kami hanya mendapatkan obat yang kandungannya sama tetapi dengan merk yang berbeda, dan kami hanya mendapatkan obat untuk maag dan GERD, sedangkan obat yang untuk kram perut (Scopma 10 mg) sampai saat ini kami belum mendapatkannya, sudah banyak apotek kami kunjungi dan obat tersebut tidak ada. 

Saat kram perut saya kambuh dan saya meminum obat maag dan obat GERD dari apotik Mesir tanpa obat kram perut, yang saya rasakan penyembuhannya dua kali lebih lama, jadi saya harus menahan rasa sakit lebih lama kurang lebih 6 jam. Karena sulitnya mendapatkan obat, suami saya semakin intens mencari tau penyebab dari sakit perut saya. Di suatu hari suami saya tiba-tiba bilang, "kamu gak boleh makan kol, karna kol mengandung gas".  Saya kaget kenapa tiba-tiba saya tidak boleh makan kol, kol itu kan sayur, masa iya sayuran bikin sakit. Awalnya saya mengabaikan itu, karena sayur kol adalah termasuk makanan yang paling saya suka, apalagi di Mesir tidak ada sayur hijau seperti bayam, daun singkong, daun ubi jalar, dan daun hijau lainnya, hanya kol, wortel, buncis, kentang, terong dan daun bawang yang ada dan masuk dengan lidah saya. Kol memang sayur yang paling sering kami konsumsi selama di Mesir tapi apa benar kol membuat gas di perut yang menyebabkan kram perut?. Setidaknya kami jadi tau salah satu penyeban kram perut adalah gas yang menumpuk di dalam perut.

Informasi dari website ciputrahospital.com bahwa penyebab kram perut dapat bermacam-macam. Gejala yang ditimbulkan pun berbeda, salah satunya adalah gas. Ketika gas menumpuk di dalam perut. Ini dapat menyebabkan perasaan tertekan, kembung, dan perut terasa penuh. Saat mengalaminya seseorang ingin sendawa atau buang angin (mengeluarkan gas melalui anus).

Gambar 2. Kol/Kubis (https://pin.it/42wZ3Xm)
Gambar 2. Kol/Kubis (https://pin.it/42wZ3Xm)

Saya teringat kata-kata suami saya, sejak saat itu saya berusaha mulai membuat list makanan apa saja yang saya konsumsi setiap harinya dan suatu hari saya mencoba membuktikan apakah kol/kubis benar-benar membuat gas di perut saya dan kemudian membuat saya sakit kram perut. Suatu hari saya makan sayur kol agak banyak di siang dan sore hari dan ternyata benar setelahnya saya merasakan perut saya terasa penuh dengan gas, mual, dada terasa penuh dan rasanya ada makanan bercampur dengan air kembali ke kerongkongan dan setelahnya saya mengalami kram perut.

Dua hari setelahnya saya mencoba mengulangi lagi makan kol untuk lebih meyakinkan diri jika kol memang berefek pada perut saya, dan setelahnya makan, beberapa jam kemudian saya juga mengalami kram perut  disertai mual sampai muntah, saya berkesimpulan berati benar kol salah satu makanan penyebab saya mengalami kram perut. Sejak saat itu saya tidak lagi mengkonsumsi kol, saya menempatkan kol ke dalam daftar makanan yang harus saya hindari untuk mengkonsumsinya. Selama 2 bulan ini alhamdulillah saya tidak lagi mengalami kram perut setelah berhenti mengkonsumsi kol. 

Dalam artikel yang dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, kubis menjadi salah satu sayuran pemicu asam lambung dikarenakan kubis memiliki kandungan fruktosa tinggi gula yang dapat memicu lambung menghasilkan lebih banyak gas. Selain itu, kandungan serat dalam kubis cukup tinggi sehingga sulit dicerna oleh tubuh. Bagi penderita asam lambung, akan lebih baik jika mengonsumsi kubis dengan memasaknya terlebih dulu. Efek yang dirasakan oleh penderita asam lambung setelah mengonsumsi kubis bisa jadi kembung atau sering buang gas.

Mulai sekarang saya jdi lebih hati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Setiap makanan memberikan efek yang berbeda-beda pada setiap orang. Setelah saya mulai membuat list makanan apa saja yang saya konsumsi, ternyata saya juga menemukan 2 makanan lain yang cukup berefek di perut saya selain kol yaitu ful mesir (makanan khas mesir yang terbuat dari kacang-kacangan) dan buah kesemek jepang (kesemek yang tidak ada bedaknya). Saat saya mengkonsumsi ful Mesir dalam jumlah sedikit, saya merasakan ada gas di perut saya tetapi tidak sampai kram perut, saya masih bisa mengkonsumsi ful Mesir tapi dengan jumlah yang sangat terbatas.

Gambar 3. Ful Mesir (https://pin.it/EM45P7p)
Gambar 3. Ful Mesir (https://pin.it/EM45P7p)

Saya excited dengan kesemek jepang waktu itu karena di Mesir kesemek jepang sedang ada banyak yang menjualnya dan harganya juga murah, dan kebetulan saya juga belum pernah memakannya saat di Indonesia, saya makan buah kesemek jepang 2 kali, yang pertama saya tidak merasakan apa-apa di perut saya tapi yang kedua kalinya saya mengalami kram perut beberapa jam setelah mengkonsumsinya. Sepertinya saya harus mencoba sekali lagi untuk makan kesemek jepang untuk lebih meyakinkan apakah buah ini benar-benar mempunyai efek pada perut saya. Untuk saat ini kol, ful mesir, dan kesemek jepang tetap masuk ke dalam list makanan yang saya waspadai, meskipun efek dari konsumsi ful mesir dan kesemek jepang tidak separah saat konsumsi kol.

Gambar 4. Kesemek Jepang (https://pin.it/4iezlZ0)
Gambar 4. Kesemek Jepang (https://pin.it/4iezlZ0)

Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah juga ternyata tidak hanya kubis, beragam jenis makanan dan minuman lain juga diketahui bisa memicu pembentukan banyak gas saat dicerna contohnya:

  • Kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Susu dan olahannya (keju, es krim)
  • Sayuran, seperti brokoli, asparagus, kembang kol, buncis
  • Buah, seperti apel, pir
  • Bawang
  • Permen karet
  • Makanan ultraproses, seperti roti, sereal, makanan kemasan, minuman kaleng
  • Minuman bersoda

Tentu, anjuran makan pada penderita sakit maag ini bisa saja berbeda tergantung dari penyebab penyakitnya, keparahan gejalanya, dan status kesehatannya secara umum.

Dari penjelasan dr. Nadia diatas, ternyata banyak juga makanan yang mungkin bisa berefek ke perut seseorang, karna itu mulai sekarang sebaiknya harus tetap memperhatikan makanan-makan yang di konsumsi, agar kedepannya sakit perut atau kram perut bisa dihindari. Semoga bermanfaat dan kita semua diberikan kesehatan dimanapun berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun