Mohon tunggu...
Gayatri Shima
Gayatri Shima Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang yang senang menggunakan semua indera untuk mengenal semesta. Saya suka sekali dengan hujan dan setiap aroma yang di bawanya. Saya juga sangat menyukai sunset.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Naik Kereta Berkuda Lima"

10 September 2014   11:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:08 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14103043701865900239

Hingga akhirnya, saya menemukan bahwa semua rasa itu timbul karena panca indera yang kemudian diolah oleh pikiran kita sendiri.  Penganut Zen menyebutnya sebagai delusi. "Kita akan menyadari bahwa pikiranlah yang bergerak, bukan obyek-obyek eksternal." (ZEN: Melatih Kucing Menangkap Tikus: 104, 2002). Delusi yang menghadirkan angan-angan dan ingin-ingin yang bermacam-macam. Dan semua itu membuat diri saya menjadi lelah, tak pernah berhenti pada satu titik kedamaian, dan tidak bisa melihat tujuan hidup saya. Saya tak akan mampu mengangkat busur dan anak panah saya jika saya hanya sibuk dengan semua delusi itu.

Arjuna membutuhkan Krisna untuk mengendalikan lima ekor kuda putih di medan pertempuran Kuruksetra, agar dia bisa membidikkan anak panah tepat pada sasarannya tanpa mengkhawatirkan lagi kereta kudanya. Seperti ruh individu saya yang membutuhkan ruh Tuhan untuk membasahi ruh individu saya yang selama ini kering.  Agar diri saya bisa mengendalikan lima indera saya, yang karena kelima indera saya itulah, saya bisa melihat duniawi-surgawi, mendengar bisikan-teriakan, merasakan sentuhan-pukulan, membaui anyir-wangi, dan mengecap rasa manis-pahit. Mengendalikan mereka dengan kecerdasan dan kejernihan pikiran agar tetap pada jalan-NYA. Jalan yang diinginkan Tuhan, bukan jalan yang diinginkan oleh indriawi atau angan yang dikhayalkan oleh pikiran. Agar tujuan hidup untuk menjadi bermanfaat bagi semesta raya bisa terlaksana dan tercapai. Hanya dengan terus membersihkan tempat bersemayamnya ruh Tuhan-lah semua itu dapat tercapai. Terus membersihkan ruh invidu diri, dengan lelaku yang diatur dalam prinsip-prinsip moral dan agama. Memang berat, dan saya akan terus belajar. Walaupun berkali-kali kuda saya jatuh terperosok dalam perangkap, sehingga membuat keretanya rusak dan penumpangnya babak belur, saya akan terus berlatih mengendalikan lima ekor kuda putih saya, agar tidak jatuh lagi. Agar saya dapat mengangkat busur dan melepaskan anak panah dengan akurasi tinggi, di bawah payung semesta raya. Dari semesta untuk semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun