Mohon tunggu...
Shilvia Yulianti S
Shilvia Yulianti S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Mahasiswa Jurnalistik yang memiliki ketertarikan untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Dilema Boikot Musisi Pro Israel dalam Konteks Konflik Global

3 Juli 2024   21:50 Diperbarui: 3 Juli 2024   21:50 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dilema memboikot musisi pro Israel dalam konteks konflik global (dari IDN Times dan diolah pribadi)

Bagi mereka, boikot menjadi alat untuk menekan Israel agar mengevaluasi ulang kebijakannya dan mengambil langkah-langkah yang lebih adil terhadap Palestina.

Gerakan boikot musisi pro-Israel telah menggema di seluruh dunia dan mendapatkan dukungan yang luas dari berbagai kalangan, termasuk seniman, aktivis hak asasi manusia, dan individu dari berbagai latar belakang yang bersatu dalam aksi solidaritas ini.

"Melalui berbagai aksi menyerukan boikot musisi pro-Israel di media sosial, kami berdiri bersama rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan kebebasan dan merdeka," tambah Rizka.

Kampanye online, demonstrasi, dan petisi marak di berbagai platform media sosial, menyerukan musisi untuk menolak tampil di Israel atau bekerja sama dengan pihak-pihak yang mendukung kebijakan kontroversial negara tersebut. 

Gerakan ini bukan hanya tentang memboikot musisi, tetapi juga tentang menunjukkan solidaritas terhadap Palestina, menyuarakan dukungan untuk hak mereka atas kemerdekaan dan hidup tanpa penindasan serta pembatasan akibat konflik yang berkepanjangan.

Solidaritas global ini menjadi bukti bahwa perjuangan rakyat Palestina tidak sendirian, menunjukkan kekuatan persatuan dalam menyuarakan keadilan dan kemanusiaan.

Pengaruh Terhadap Seni dan Kebebasan Berekspresi

Munculnya boikot terhadap musisi pro-Israel telah memicu perdebatan sengit mengenai batasan dan kebebasan dalam dunia seni. 

Di satu pihak, para pendukung boikot meyakini bahwa hal ini merupakan bentuk ekspresi artistik yang sah dan penting untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina. Bagi mereka, boikot menjadi alat untuk melawan penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan Israel.

Namun, disisi lain, terdapat kekhawatiran bahwa boikot dapat membatasi kebebasan seniman dan musisi untuk berkarya tanpa terbebani tekanan politik atau ideologis. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang sejauh mana seniman dan musisi harus mempertimbangkan implikasi politik dari karya mereka dan bagaimana mereka dapat menjaga otonomi kreatif mereka dalam situasi yang semakin diwarnai politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun