Adapun untuk 75 pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos TWK, sebanyak 51 orang di antaranya dicap sudah 'merah' dan tak bisa bergabung lagi dengan KPK. Sedangkan 24 orang lainnya masih bisa menjadi ASN asal mau dibina.
Namun demikian, belum ada surat keputusan resmi dari pimpinan KPK terkait nasib 51 pegawai yang sudah 'merah' dan 24 pegawai yang masih bisa dibina tersebut.
"Yang diberikan kesempatan akan ikut bela negara, itu harus bekerja sama dengan pihak lain. Tak ada kita bisa menyelesaikan persoalan sendiri. Diklat nanti kita bekerja sama. Tapi secara informal kita sudah bahas dengan Kemenhan. Nanti 24 kita ajak bicara . Bersedia ikuti atau tidak," kata Firli, Selasa (1/6).
Sungguh sangat miris, ketika TWK kpk sebagai pendalaman pengetahuan kebangsaan. Namun pertanyaan tersebut tidak membangun, menambah wawasan kebangsaan. Bahkan di kabarkan para peserta ada yang mengalami traumatik sehingga menangis akibat di lontarkan pertanyaan mengenai perceraian hubungan rumah tangganya. Tiap peserta memiliki perbedaan tiap sesi wawancara ini. Ada yang hanya yang 2 menit hingga 2 jam lebih.
Dengan adanya pertanyaan yang menyeleweng seperti ini, tanpa di sadari bahwa jajaran para ketua kpk yaitu Firli Bahuri mau menyingkirkan tim penyidik kpk Novel Baswedan yang memiliki integritas tinggi.
Mau di bawa kemana rasa kebangsaan ini jika tidak di dasari dengan kejujuran yang tinggi? Mau jadi apa negara ini jika para pejabat tinggi yang jujur di singkirkan satu persatu?
Sudah sepatutnya kita sebagai warga negara yang waras berhak membela mana yang haq dan batil. Selektif terhadap berita hoax, kritik dalam menolak perbuatan yang menyeleweng pancasila. Harapan untuk bangsa ini, bagi siapapun yang mau menjadi salah satu bagian pemerintah jadilah manusia yang anti korupsi. Adakan twk yang berbobot , berbangsa dan bernegara bukan memecah belah persatuan bangsa indonesia.
Nama   : Shilva Nurmayanti Fauziah
Nim    : 201011500022
Kelas   : 02PPKK001