Mohon tunggu...
Shiloh Lumaris
Shiloh Lumaris Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Atlet renang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahan Pembuat Pohon Natal, Mulai dari Botol Bekas, Cabai, Petai, hingga Batik

22 Desember 2017   22:59 Diperbarui: 23 Desember 2017   20:50 3716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dan pohon natal di rumah dari kain batik. Ada batik sido mukit, sido asih dan sido luhur. Foto: koleksi pribadi

Natal kurang 1 hari lagi, keluarga yang merayakan pasti telah menghias rumah, gereja dan lingkungan rumahnya dengan pohon natal. Di mall mall di banyak tempat seperti di Singapura misalnya, lampu natal sepanjang Orchard Road, Garden by The Bay, Suntech City, Vivo City mulai menarik banyak turis dan memberi devisa yang banyak buat Singapura, Di mal-mal di Indonesia meski tidak semasif di Singapura juga sudah mulai dipasang pohon dan hiasan natal.

Pohon natal biasanya di buat dari pohon pinus arau cemara yang dipotong. Tapi sekarang lebih banyak dibuat dari replika pohon pinus atau cemara dari plastik berwarna hijau dan dihias dengan banyak aksesoris warna warni. Menghias pohon natal menjadi saat yang indah bagi keluarga dalam mempersiapkan natal. Kebersamaan dalam keluarga dan kegembiraan mempersatukan keluarga dalam menyiapkan natal.

Pohon pinus segar setinggi dua meter untuk pohon natal. Di Singapore dijual seharga $40. Foto: koleksi pribadi
Pohon pinus segar setinggi dua meter untuk pohon natal. Di Singapore dijual seharga $40. Foto: koleksi pribadi
Karena perkembangan komunikasi khususnya sosial media kita jadi tahu pohon natal itu tidak hanya dibuat dari pohon pinus atau pohon cemara. Banyak orang juga tidak lagi membuat pohon natal dari pohon cemara plastik. 

Banyak posting di media sosial menunjukan pohon natal bisa dibuat dari pohon pisang, rangkaian buah pete, cabe merah, buah nanas, rangkaian hasil bumi seperti jagung atau umbi umbian. Bahkan pohon natal bisa dibuat dari bahan bahan daur ulang seperti botol pastik bekas, kardus bekas atau sandal jepit bekas.

Ada banyak alasan mengapa orang tidak lagi membuat pohon natal dari pohon cemara atau pinus yang hidup. Alasannya tentu agar tidak merusak lingkungan dengan menebangi pohon. Orang juga banyak yang segan membuat pohon natal dari pohon plastik karena susah untuk menyimpannya kalupun sudah rusak dan dibuang plastik juga akan mencemari lingkungan.

Pohon natal dari botol plastik bekas. Foto: Tribunnews.com
Pohon natal dari botol plastik bekas. Foto: Tribunnews.com
Pohon natal pun digantikan dengan berbagai macam bahan yang unik. Dan ini juga memiliki alasan yang bermacam macam. Misalnya membuat pohon natal dari pohon pisang karena mudah untuk dicari dan bisa ditanam kembali, juga tidak perlu repot juga untuk menyimpannya.

Pohon natal juga ada yang dibuat dari rangkaian buah petai. Ini juga memiliki alasan tertentu mungkin di sekitar daerah mereka memiliki kebun petai yang melimpah, sehingga mempunyai ide untuk membuat pohon natal dari petai. Dan petai kalau dimonsumsi ternyata mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan.

Penulis dan pohon natal di rumah dari kain batik. Ada batik sido mukit, sido asih dan sido luhur. Foto: koleksi pribadi
Penulis dan pohon natal di rumah dari kain batik. Ada batik sido mukit, sido asih dan sido luhur. Foto: koleksi pribadi
Di rumah saya membuat 2 pohon natal. Satu dari kain batik dan satunya dari pohon kelor. Awalnya saya mau membuat pohon natal batik dari koleksi batik pesisiran punya mama (batik Lasem, batik Madura dan batik Cirebon) yang indah dan kaya warna itu. Tapi setelah tahu arti batik Sido Mukti, Sido Asih, dan Sido Luhur saya memutuskan membuat pohon natal dari kain batik tradisional itu.

Sido Mukti (batik nomor 2 dari bawah warna coklat tua) mempunyai makna harapan akan masa depan yang lebih baik dan penuh kebahagian. Sido Asih (batik nomor 3 dari bawah warna coklat muda) mempunyai makna kehidupan yang penuh kasih. Sido Luhur (batik paling atas warna putih dan coklat) mempunyai makna agar manusia selalu ingat dan bersyukur pada Tuhan serta membangun budi pekerti yang luhur. Semoga natal rahun ini mempunyai makna serupa.

Pohon natal kedua di rumah saya dibuat dari pohon kelor yang tumbuh di pot. Foto: koleksi pribadi.
Pohon natal kedua di rumah saya dibuat dari pohon kelor yang tumbuh di pot. Foto: koleksi pribadi.
Saya juga membuat pohon natal dari pohon kelor yang saya tanam di pot. Pohon kelor ternyata mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Mengandung potasium tiga kali lipat dari pada pisang, kalsium empat kali lipat daripada susu, vitamin C tujuh kali lipat daripada jeruk, dan dua kali lipat protein daripada susu.

Pohon kelor juga bermanfaat sebagai antioksidan, menjaga kesehatan ginjal, mengobati rematik, mencegah penyakit jantung, anti kanker, mengatasi diabetes, dan menyehatkan kulit. Pohon natal itu seperti hidup manusia seharusnya memberi terang dan penghiburan serta bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun