Mohon tunggu...
Shiloh Lumaris
Shiloh Lumaris Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Atlet renang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

10 Tahun lagi Mau Kerja Apa Kita ?

2 Oktober 2017   17:58 Diperbarui: 2 Oktober 2017   18:20 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan siang di sebuah food court di west mall Bukit Batok Singapura hari ini ada sesuatu yang menarik. Ada sebuah kotak sebesar lemari es dua pintu besar mondar mandir kesana kemari. Kotak besar itu rupanya robot yang berjalan sendiri dan menyapa pengunjung untuk meletakkan piring yang kotor atau piring yang sudah dipakai termasuk dengan traynya.

Robot itu berjalan kesana kemari, jika ada orang didepannya yang mau meletakkan tray robot itu akan berhenti. Setelah orang meletakkan tray dan piring yang kotor dia akan menariknya dengan rollernya dan mengatakan " Thank You " .

Ada 2 robot seperti ini di food court tempat aku makan siang tadi. Artinya jika ada 2 robot seperti itu di food court tersebut orang yang bekerja sebagai tukang mengambil piring dan tray kotor dari meja food court akan berkurang karena orang akan sukarela untuk membawanya ke robot tersebut.

Tidak hanya di food court saja yang menggunakan teknologi untuk menggantikan pekerjaan manusia. Tapi sekarang banyak pekerjaan yang akan hilang karena teknologi dan internet. Di bank, teller akan tidak terpakai lagi diganti dengan mesin ATM. Orang pun lebih suka belanja barang retail online di tokopedia, blibli, amazon, taobao dan ali express. Sehingga banyak outlet reyail di mall yang mulai tutup karena kalah bersaing dengan belanja online.

Di bidang travel dan pariwisata juga begitu sekarang beli tiket pesawat, dan tiket kereta api tidak perlu antri atau lewat travel biro cukup online saja orang sudah bisa memesannya. Akibatnya banyak travel biro yang gulung tikar. Orang lebih suka booking tiket pesawat dan kamar hotel lewat website masing masing airline dan lewat Agoda, booking.com,  Traveloka atau Trivago.

Apa yang akan terjadi 5 atau 10 tahun ke depan ? Kemungkinan pekerjaan seperti kasir, resepsionis, agen asuransi, customer service, sekretaris, sales marketing dan masih banyak lagi, akan dilakukan oleh mesin atau robot dengan memanfaatkan teknologi, kecerdasaan antifisial dan internet.

Bagaimana dengam pekerjaan seperti petani dan peternak. Di New Jersey sudah ada yang mengembangkan pertanian vertikal di dalam pabrik dengan cara menanam tanaman tanpa tanah seperti hidrophonik tapi mereka menggunakan lampu led untuk menggantikan sinar matahari. Di israel telah dikembangkan daging syntetis. Bukan dari plastik tetapi dari sel hewan terbaik yang diambil dan dikembangkan menjadi daging dalam laboratorium masal. Itu sebabnya dinamakan " lab grown meat ", mereka tidak perlu memelihara dan menyembelih sapi, ayam dan babi. Tapi bisa memanen daging dengan kualitas terbaik. Sekarang israel bahkan sudah dapat pesanan dari China seharga 300 juta dolar. Amerika juga tengah mengembangkan lab grown meat serupa di silicon valley termasuk ikan dan udang yg merupakan makanan favorit mereka.

Lab grown meat atau daging hewan yang dibuat di laboratorium yang diambil dari sel hewan hewan. Foto: bigthink.com
Lab grown meat atau daging hewan yang dibuat di laboratorium yang diambil dari sel hewan hewan. Foto: bigthink.com
Bayangkan kalau daging tersebut membanjiri supermarket ceritanya jadi seperti telur ayam negeri yang dulu tidak ada tapi sekarang ada di mana mana. Bagaimana kalau semua restoran fast food dan banyak orang menggunakan " lab grown meat " yang mungkin lebih enak dan murah. Maka peternak akan kehilangan mata pencahariannya. Begitu juga petani sayur dan buah akan menghadapi banjir sayuran dan hasil pertanian vertikal dalam pabrik.

Apa yang akan terjadi 5-10 tahun mendatang sudah bisa diprediksi dan di antisipasi. Kita tidak boleh ketinggalan dan menjadi korban kemajuan teknologi. Come on Wake up !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun