Dua tahun yang lalu aku bertemu dengan Choi Solgyu di Singapore National Stadium pada saat tournament Singapore Open. Waktu itu aku hanya berpikir kalau dia itu pemain spesialis  double  junior  Korea yang nanti suatu saat menggantikan pemain pemain kalibern dunia  seperti Lee Yong Dae, Ko Sung Hyun, atau Yoo Yeon Song.
Waktu itu  usianya masih 19 tahunan karena dia kelahiran tahun 1995. Dia sedang berjalan dengan pemain putri Korea yang aku tidak tahu itu siapa. Penampilan pemain putri Jepang dan Korea memang berbeda kalau mereka dan diluar lapangan. Dia luar lapangan rambutnya terurai dan susah mengenalinya karena  kecuali pemain yang sudah dikenal seperti Sung Ji Hyun, atau Kim Ha Na.
Kemarin Choi solgyu bermain hebat di partai ganda campuran di final Sudirman Cup di Goldcoast  Queensland Australia. Bersama Chae yoo Jung mereka mengalahkan pemain ganda campuran China yaitu Huang Yaqiong/Lu Kai yang menduduki ranking 2 di BWF padahal Choi Solgyu/Chae Yoo Jung sendiri hanya menduduki ranking 14 di BWF dengan skor  21-13 21-16. kemenangan ini menjadi  penentu kemenangan Korea atas Tiongkok dan korea merebut Sudirman Cup 2017.
Choi Solgyu/Chae Yoo Jung sudah berpasangan sejak junior tetapi prestasi mereka masih kalah dengan pemain ganda campuran Indonesia yaitu Alfian Eko Prasetyo/Gloria Emmanuelle Wijaya ( juara dunia junior 2011) dan Edy Subaktiar/Melati Daeva Oktaviani ( juara dunia junior 2012 ). Tentu menjadi pertanyaan kita dimana prestasi 2 juara yunior ganda campuran kita itu. Sementara Liliyana natsir menjelang pensiun dan Debby Susanto bersiap siap mengundurkan diri kita dihadapkan pada prestasi yang suram di ganda campuran. Tontowi ahmad dan Praveen Jordan akan kehilangan pasangannya, sementara ganda campuran pelapisnya tidak juga kunjung berprestasi.
Sekarang kita punya beberapa pemain muda ganda campuran di pelatnas pratama, seperti  Yantoni Edy Saputra, Andika Ramadiansyah,  Rinov Rivaldy, Angelica Wiratama, Mychelle Christine Bandaso, Marsheilla Gischa Islami dan sebagainya.  Prestasi mereka di junior belum sebanding dengan Alfian Eko Prasetyo/Gloria Emmanuelle Wijaya ( juara dunia junior 2011) dan Edy Subaktiar/Melati Daeva Oktaviani ( juara dunia junior 2012 ). Meskipun begitu semoga mereka tidak salah urus lagi dan kelak menjadi penerus keunggulan kita di ganda campuran seperti di masa lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H