Mohon tunggu...
Shiho News
Shiho News Mohon Tunggu... Lainnya - Novelis

Creator pemula.

Selanjutnya

Tutup

Film

Kontroversi Anime: Apakah "Frieren" Kurang Menghargai Wanita?

22 Maret 2024   10:46 Diperbarui: 23 Maret 2024   11:22 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah situs web asal China, Sina, mengklaim bahwa anime "Frieren" tidak menghargai wanita karena adegan yang mengolok-olok anatomi perempuan. Mereka menyoroti bahwa karakter wanita dalam anime ini terlibat dalam tindakan yang dianggap menggoda tokoh laki-laki. Meski demikian, ada juga komentar yang menekankan bahwa praktik semacam ini umum terjadi dalam banyak anime dan manga Jepang.

Baca Juga Kontroversi Karakter Anime: Aura dari Frieren


Dalam artikel tersebut, beberapa komentar dari orang-orang yang membalas artikel berbahasa Mandarin secara online juga disertakan. Salah satunya menyatakan, "Di anime, ada karakter yang bisa menggunakan kemampuan clairvoyance-nya, dan ketika dia menerapkannya pada karakter laki-laki, dia mengejek ukuran anatominya. Tidak logis jika dikatakan bahwa mengejek tubuh wanita adalah tindakan yang tidak menghormati wanita, sebaliknya mengejek tubuh pria adalah hal yang lucu. Itu standar ganda, bukan?"

Komentar lainnya mengungkapkan pandangan bahwa orang-orang yang sensitif sebaiknya tidak menonton anime atau membaca manga Jepang. Mereka berpendapat bahwa penonton yang terlalu sensitif terhadap representasi tubuh dalam karya seni seharusnya beralih ke kartun anak-anak untuk menghindari ketidaknyamanan.

Terdapat pula tanggapan yang menyoroti bahwa label yang diberikan pada pahlawan wanita yang mengenakan rok dan celana dalam dalam anime hanya bertujuan untuk menenangkan penggemar pria.

Selain itu, daftar terjemahan komentar bahasa Jepang juga dimasukkan dalam artikel. Salah satunya menyatakan, "Ini adalah tanda karya populer di mana orang-orang bodoh datang untuk memberikan pemikirannya." Komentar lain menyoroti bahwa meskipun manga adalah bagian dari budaya Jepang, mengotak-atik karakteristik fisik merupakan kebiasaan buruk yang seharusnya dihentikan.

Kontroversi ini menimbulkan perdebatan luas tentang budaya, masyarakat, dan perlakuan terhadap perempuan dalam media populer. Terlepas dari pandangan yang beragam, hal ini menyoroti pentingnya memperhatikan representasi gender dalam karya seni, serta bagaimana penonton menafsirkan dan meresponsnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun