Di samping itu, penggunaan aksara sunda pada nama jalan juga dapat meningkatkan rasa bangga masyarakat sunda terhadap identitas budaya mereka. Ketika masyarakat melihat nama jalan yang ditulis dalam aksara sunda, mereka akan merasa terhubung dengan sejarah dan tradisi mereka. Hal ini dapat memperkuat rasa kebersamaan dan identitas lokal yang sangat penting dalam era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, dimana budaya asing sering kali mendominasi, penting bagi masyarakat sunda untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka. Cara yang efektif untuk melakukan hal ini selain dengan pemberian papan nama jalan menggunakan aksara sunda adalah dengan mengintegrasikan aksara sunda pada nama gedung. Kota Bandung saat ini sudah menerapkan aksara sunda pada nama sebuah gedung, salah satunya Museum Sri Baduga.
Penggunaan aksara sunda pada nama gedung juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mempelajari dan memahami aksara daerah. Hal ini tentu dapat mendorong upaya pelestarian aksara sunda, yang saat ini menghadapi tantangan dalam hal penggunaan. Selain itu, aksara sunda memiliki bentuk yang unik dan estetik. Ketika digunakan pada nama gedung, aksara ini dapat memberika daya tarik visual yang menarik.
Dengan terus mepromosikan aksara sunda, kita tidak hanya menjaga dan melestarikan warisan leluhur, tetapi juga membangun masa depan lebih kaya akan budaya dan tradisi. Melalui langkah-langkah ini diharapkan aksara sunda tetap hidup dan relevan di tengah arus modrenisasi yang terus berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H