Mohon tunggu...
Shifa Khaerunnisa
Shifa Khaerunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca buku. Dan dengan banyak membaca buku, saya harap saya pandai dalam menulis. Entah itu artikel, cerpen, atau karya tulis lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi Merajalela, Indonesia Krisis Budaya

27 Maret 2023   14:16 Diperbarui: 27 Maret 2023   14:27 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi menjadi topik yang sangat ramai dibicarakan di era revolusi industri 4.0 ini. Menurut Benny H. Hoed, seorang guru besar FIPB UI, dalam buku Krisis Budaya mengatakan bahwa globalisasi dengan cepat masuk ke negara Indonesia pada abad ke-20 hingga abad ke-21 dan memberikan pengaruh luas kepada kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak orang menyebutkan bahwa globalisasi membuat kehidupan masyarakat lebih baik. Namun, sebagian orang juga mengatakan bahwa globalisasi berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat.

Sebenarnya, apa itu globalisasi? Singkatnya, globalisasi merupakan hilangnya batas-batas antar negara sehingga semua orang bisa terhubung satu sama lain dan berbagai aspek kehidupan bisa menyatu tanpa ada yang bisa membatasinya lagi. Hal-hal yang berasal dari luar negeri akan dengan mudah masuk ke tanah air. Misalnya masuknya barang dan jasa. Tidak hanya masuknya barang dan jasa, namun akan disertai juga dengan pergeseran budaya, masuknya teknologi serta pola kehidupan baru ke dalam Indonesia. 

Komunikasi dan informasi menjadi bidang pertama yang menandakan adanya proses globalisasi. Dari aspek informasi dan komunikasi inilah proses globalisasi mulai mempengaruhi aspek kehidupan lainnya seperti aspek politik, budaya dan yang lainnya (Suneki, 2012). Dengan globalisasi, masyarakat bisa dengan mudah menerima budaya dari bangsa lain. Apalagi sekarang sudah banyak teknologi canggih seperti ponsel yang didukung dengan internet. Apa saja bisa diakses dengan mudah.

Lalu, apakah dengan masuknya budaya asing ke tanah air akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat Indonesisa? Hal itu tergantung dari bagaimana masyrakat menyikapi globalisasi. Jika dilihat lebih teliti lagi, masyarakat Indonesia sudah terpengaruh oleh kebudayan asing. Bahkan sudah mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh yang paling banyak yang bisa dilihat adalah kebudayaan korea karena pengaruh musik korea atau yang biasa disebut dengan k-pop ini cukup kuat di beberapa negara.

Banyak masyarakat Indonesia yang mulai menerapkan gaya hidup yang sama dengan orang korea. Dan hal ini kebanyakan terjadi di kota-kota besar seperti di ibukota. Tak hanya terjadi di ibukota, di kota-kota besar lain juga sudah banyak masyarakat yang mulai terpengaruh dengan kebudayaan asing yang masuk ke dalam negeri. Hanya kota pedalaman yang sulit terjangkau oleh internet saja yang masih awam dengan hal tersebut. Dengan masuknya budaya asing ke dalam kehidupan, maka kebudayaan lokal bisa terlupakan dan lama kelamaan menjadi hilang.

Sekarang ini, Indonesia dapat dikatakan sedang krisis budaya. Dengan banyaknya informasi yang diperoleh dari luar, perilaku masyarakat perlahan-lahan akan berubah. Seperti k-pop yang sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Tahun 2023 ini, banyak artis korea yang akan melakukan konser di Indonesia. Sudah bisa dipastikan bahwa penggemar musik korea atau yang biasa dikenal dengan K-pop ini memiliki penggemar yang banyak. 

Dengan sangat antusias masyarakat Indonesia berbondong-bondong menonton konser, kita sebut saja konser Blackpink. Banyak yang menghadiri konser Blackpink, mulai dari kalangan masyarakat biasa hingga artis bahkan anak pejabat juga ada yang ikut menonton. Namun, ternyata tak lama setelah konser Blackpink berakhir ada banyak media massa yang meemberitakan bahwa sempat terjadi kericuhan kecil di konser tersebut. Banyak penggemar Indonesia yang berdesak-desakkan maju untuk mendekati panggung demi menyapa idola mereka. 

Ada juga berita lain yang mengatakan bahwa ada penggemar dari Indonesia yang melemparkan barang secara tiba-tiba kepada artis korea tersebut. Kedua hal itu merupakan perilaku yang tidak sopan. Bisa dibilang bahwa orang-orang tersebut hanya mementingkan kesenangan tersendiri tanpa memikirkan kenyamanan orang lain, dan itu dimulai dari menjadi penggemar budaya luar. Jika disimpulkan dari kejadian tersebut, seseorang bahkan rela melakukan apapun agar dirinya senang tanpa memikirkan perasaan orang lain. 

Hal itu tidak mencerminakn budaya Indonesia yang bisa bertoleransi satu sama lain. Dari kejadian tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat tidak terpaku lagi pada nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan adanya konser-konser dari luar negeri, masyarakat Indonesia akan lebih fokus pada budaya yang dibawa oleh konser tersebut dibandingkan dengan budaya-budaya lokal. Termasuk generasi muda, mereka  merupakan kalangan yang paling banyak terpengaruh oleh kebudayaan asing. 

Ada banyak sekali berita yang mengabarkan mengenai siswa yang tdak sopan dan melawan gurunya, berita mengenai anak muda yang tawuran, berita mengenai siswi yang hamil di luar nikah, berita mengenai perundungan di sekolah, dan berita negatif lainnya. Banyak anak muda yang sudah hilang arah dan terpengaruh dengan yang ada di media sosial sehingga perilaku mereka tidak mencerminkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia.

Dalam hal ini konservasi nilai-nilai kebudayaan perlu dilakukan di Indonesia. Dengan tujuan untuk menyadarkan kembali betapa pentingnya budaya lokal dan untuk memunculkan kembali nilai-nilai budaya yang hilang. Dalam hal ini pemerintah diharapkan ikut aktif dalam membangkitkan lagi kesadaran masyarakat Indonesia mengenai budaya lokal dengan membangun dan mengadakan kembali budaya atau tradisi yang sudah mulai hilang, sehingga budaya lokal bisa hidup kembali di kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak hanya pemerintah, pemuda-pemudi generasi milenial juga harus ikut dalam membangun kembali budaya lokal yang mulai redup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun