Mohon tunggu...
Shifa AnnisaRahma
Shifa AnnisaRahma Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Pelajar

Hai, selamat datang dan selamat membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Ya Gimana, Namanya Juga Masih Tahap Belajar"

20 Desember 2020   05:33 Diperbarui: 20 Desember 2020   05:59 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Haiii selamaatt hari Mingguuuuu. Yang hari Minggu tetep bangun pagii mari angkat tanganmu shaggyy!!

Sebenernya ngga ada yang spesial sih ditulisanku kali ini.. Sama aja kayak tulisan yang lain yang isinya curhatan, tapi semoga tetap bisa dipetik hikmahnya yaaa :)

Jhady kemaren itu aku seneeengg banget soalnya keluarga besarku dateng kerumah, ya even tho itu keluarganya sodariku tapi ya tetep seneng orang udah lama buanget ngga ketemu dan sekalinya ketemu pasti pecaah. 

Orang-orang yang aku temui semuanya udah beda. I mean i see them as better person, so much better. Then i remember how beautiful my childhood is, orang-orang ini sering banget aku temui pas kecil dan--ya! sudah bisa ditebak-we walk our own path-kepisah dengan kesibukan masing-masing. Dan ketika malem ini kita diberi kesempatan ketemu, cerita mereka sungguh bikin aku ngerasa apa yang aku rasa berat selama perjalananku-itu nggak cukup berat. 

One of my questions "kenapa masih dilanjutin?", menanggapi ceritanya yang kerja tapi gajinya ngga sepadan, bahkan cuma cukup buat ongkos transport berangkat pulang-- dan kerjaannya berat. Ketika banyak orang milih resign ketika lingkungan kerja tidak nyaman, nih orang milih ngga resign dengan keadaan yang seperti itu--i don't know how to spell it, loyal or stupid. 

"Ya gimana, namanya juga masih tahap belajar." 

Then i realized something. 

Semua orang didunia ini pasti akan selalu melewati fase 'belajar' tersebut seumur hidupnya (bagi yang bisa memaknai). Menurutku hidup bukan saja tentang sebuah usaha untuk menerima, tapi juga tentang memaknai sesuatu. Dan aku yang percaya, tuhan itu kalo memberikan hadiah untuk hambanya nggak bakal main-main, apalagi buat orng yang juga nggak main-main usahanya.

Dalam perjalanan menanti giliran waktu pulang ini, manusia yang paling beruntung adalah dia yang bisa memaknai perjalanan tersebut.

Beruntung sekali kita masih muda, masih bisa belajar banyak hal. Coba kalo udah lebih besar lagi, mau memutuskan sesuatu harus mikirin keluarga dirumah.

Semangat!

Terima kasih ya sudah mampir! Jaga kesehatan selalu, daaa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun