Oleh:
Shifa Putri Awaliyah (Mahasiswa PBSI FKIP UNISSULA)
Dr. Evi Chamalah, S.Pd., M.Pd. (Dosen PBSI FKIP UNISSULA)
Â
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk membentuk watak, membangun pengetahuan, sikap dan kebiasaan-kebisaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.Â
Proses pembelajaran harus berpusat pada siswa dengan cara mendorong siswa memecahkan sendiri masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran dan mendorong siswa untuk menggunakan ide-ide mereka sendiri dalam membuat solusi permasalahan tersebut. Kegiatan memecahkan masalah tersebut harus didukung dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran bahasa dan sastra memiliki hubungan yang saling berkaitan. Sastra tanpa bahasa tidak akan terwujud. Ciri khusus sastra terletak pada penggunaan bahasa yang bersifat estetis.Â
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memuat dua kepentingan yaitu bahasa dan sastra. Pembelajaran bahasa dan sastra merupakan dua hal yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.Â
Dalam pembelajaran sastra tidak dapat dilepaskan dengan pembelajaran bahasa, karena bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan gagasan dan perasaan kepada orang lain baik secara tertulis maupun lisan. Bahasa berperan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik.
Banyaknya siswa yang berminat pada pembelajaran sastra dapat mempermudah para guru untuk menyampaikan materi mengenai pembelajaran sastra indonesia.Â
Hal inilah yang dirasakan guru bahasa indosia di MA Al-Wathoniyyah, banyaknya siswa yang suka membaca novel dan komik sehingga membuat para siswa di MA Al-Wathoniyyah cukup kritis ketika bertemu dengan soal-soal narasi. Adapun kurikulum yang digunakan di MA Al-wathoniyyah sendiri yaitu menggunakan kurikulum K-13.