Mohon tunggu...
Erick Purnama Shidiq
Erick Purnama Shidiq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Laki-laki, lahir di kota kembang. Saat ini berdomisili di Tangerang, bersama ibu dan keluarga kecil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikmah Introspeksi Diri

16 November 2012   19:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:13 3669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mhasabah

Kata muhasabah atau introspeksi diri adalah kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Hanya saja masih banyak orang yang salah paham mengenai apa sesungguhnya muhasabah itu. Ada yang beranggapan introspeksi diri adalah bagaimana seseorang mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan, kemudian menyesali dan menangisinya. Padahal pengertian tersebut adalah salah satu dari syarat-syarat taubatan nasuhan (taubat yang murni). Dan  bukanlah termasuk ke dalam muhasabah.

Jika kita merujuk kepada pengertian introspeksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan diri sendiri atau mawas diri. Kita dapat simpulkan bahwa muhasabah itupun berarti sebuah upaya untuk menilai semua tindakan kita secara menyeluruh yang kemudian mengilhami manusia untuk melakukan perbaikan (ishlah). Dengan demikian kita akan selalu dalam kondisi yang stabil karena perbuatan kita terkontrol melalui muhasabah yang secara kontinyu kita lakukan. Pengertian ini juga sejalan dengan arti introspeksi menurut Kamus Oxford (Oxford Dictionary) yaitu penilaian secara hati-hati terhadap pemikiran, perasaan (tindakan) dan lain lain (the careful examination of your own thoughts, feelings, etc).

Allah Swt, berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 18-19:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik.”

Dari ayat ini, kita diingatkan untuk senantiasa mengingat dan memperhatikan perbuatan-perbuatan yang sudah kita lakukan selama ini, juga mempersiapkan bekal kita nantinya. Apabila masih banyak kekurangan tentunya harus diperbaiki, apabila ada amalan ibadah yang sudah cukup Istiqomah,

Sedangkan menurut Ibnu al-Qayyim muhasabah itu berarti berhenti sejenak, disaat kita memiliki lintasan keinginan melakukan sesuatu. Pemberhentian tersebut untuk menimbang dan berpikir, apakah pekerjaan tersebut berguna atau tidak. Sementara menurut Ibnu Taimiyah berpandangan bahwa muhasabah disebut juga dengan ‘self critism’ atau ‘self interrogation’ merupakan agenda kegiatan yang dilakukan oleh seseorang setiap hari, setiap saat untuk menilai baik atau buruk, benar atau salah. Selain itu juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala kelimpahan karunia-Nya dan memohon ampun segala kesalahan.

Dalam segala hal muhasabah atau evaluasi sangatlah penting. Terlebih jika kita lakukan ketika hati sedang dirundung kesedihan yang sangat. Dengan bermuhasabah kita dapat menyelami hati secara mendalam. Mencari dan memikirkan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari musibah yang membuat kita bersedih. Kesalahan apa yang pernah kita buat sehingga musibah ini datang? Dan untuk lebih jaunya lagi kita dapat mengetahui langkah apa yang sebaiknya kita lakukan untuk mengakhiri kesedihan dan kembali bangkit dengan penuh semagat menjadi seorang muslim yang baru. Sehingga bisa menatap masa depan yang lebih baik lagi.

Hikmah di balik muhasabah

Banyak manfaat baik berupa hikmah dan pelajaran yang dapat diambil jika kita selalu bermuhasabah diri:

1.Seseorang akan mengetahui aib dan kekurangan yang ada pada dirinya, hingga mau memperbaikinya.

2.Mengetahui titik kelemahan untuk diperkuat, sehingga menuntun kesadaran untuk bertaubat sebelum datangnya ajal (kematian) tiba.

3.Mengetahui hak-hak Allah atasnya, karena dasar muhasabah ialah menghisab diri dari mengabaikan hak-hak Allah SWT.

4.Menyadari bahwa segala perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

5.Membenci hawa nafsu dan mewaspadainya. Dan melaksanakan ketaatan serta menjauhi kemaksiatan, agar menjadi ringan hisab di hari akhirat nanti.

6.Membuat seseorang untuk berusaha meningkatkan kemampuan kecerdasan emosional seperti sabar dan ikhlas.

7.Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri terhadap apa dan bagaimana hariini untuk menyiapkan hari esok. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat al-Hasyr ayat 18:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Surat al-Hasyr:18)

8.Jika diibaratkan muhasabah seperti lampu yang menerangi dirinya sendiri. Sehingga seseorang mengingatkan dan menasehati diri sendiri. seperti apa yang difirmankan Allah Swt dalam surat al-Araf ayat 201:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. al-A’raf : 201).

Dari semua hikmah dan pelajaran dari muhasabah yang telah di kemukakan di atas. Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dengan muhasabah kita dapat mengenal keterbatasan diri, agar kita dapat mencapai nilai tertinggi kemanusiaan, yaitu; nafsul muthmainnah (jiwa yang tenang). Dan dengan bermuhasabah kita dapat melepaskan diri dari jeratan dua nafsu yang merusak, nafsul lawwamah (jiwa yang tidak stabil) dan nafsul ammaroh bi‘s-su’ (jiwa yang memiliki tabiat selalu memerintahkan keburukan).

Jika sudah demikian maka hidup yang dijalani akan terasa tenang dan damai karena telah terhindar dari distress dan strain expresse. Juga hidup menjadi lebih berkah karena diliputi dengan keridoan Allah Swt.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun