Mohon tunggu...
Shidana wildan
Shidana wildan Mohon Tunggu... Mahasiswa - pencari hidayah

Mendem jero mikul dhuwur

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Apresiasi Dimulai dari Kamar Tidurmu

14 Agustus 2021   14:05 Diperbarui: 17 Agustus 2021   19:31 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun ini sering ku mendengar kalimat yang paling indah dan plong selain kalimat aku tresno kowe atau I ilove you telungewu yaitu sebuah kalimat yang bersifat aktuil, apa lagi kalau bukan kalimat “Rebahan sek lur atau dalam bahasa indonesianya yaitu rebahan dulu lur”. 

Semua orang terlena dan berbondong-bondong untuk merapal kalimat seperti itu untuk bermacam-macam aspek kehidupan dan segala tetekbengeknya, seakan kalimat itu menjadi mantra yang sangat ampuh untuk menghindar dari suatu permasalahan atau hanya untuk menghela nafas. Tentunya, semua itu tergantung seberapa khusu’nya mereka mengucap kalimat itu. 

Disini, saya tidak akan mengulas secara detail tentang rebahan yang menurut saya sudah terlampau kering ilmiah itu. Saya akan mengulas terkait hal yang fundamental dari kata rebahan itu sendiri.

Yaitu, berupa objek yang umunya berbentuk persegi dan memiliki volume yang berisi bantal, guling, selimut atau alat tata rias lainya. Ya, apalagi kalau bukan kamar tidur.

Saya akan mengulas kamar tidur bukan karena saya ahli bangunan ataupun tukang desain interior yang selalu memperhatikan setiap detail sudutnya. 

Saya lebih cocok disebut penikmat atau apresiator pada kamar tidur yang pernah saya singgahi baik milik pribadi ataupun milik orang lain (baca.numpang). jika boleh berbicara hiperbolis kamar tidur bagi saya suatu tempat yang levelnya tidak jauh beda dengan penggadaian. 

Jika penggandaian dengan gagah nya mengatakan mengatasi masalah tanpa masalah justru kamar tidur sedikit kebalikanya yaitu mengatasi solusi karena masalah. 

Jika terkena suatu permasalahan dari dahulu pun kita tidak boleh untuk menghindarinya atau dalam kamus banyumas nya ora ilok karena itu akan menimbulkan masalah lain. 

Maka dari itu alangkah baiknya kita menunda sebentar yaitu dengan menfaatkan segala kenyamanan yang ditawarkan kamar tidur dengan cara slonjor, rebahan, tengkurap, atau lebih Alhamdulillah nya lagi tidur sekalian, setidaknya itu menjadi suatu solusi kongkrit yang jika bicara normalnya hanya 8 jam. 

Tentu, jangan menyinyiakan waktu itu dari pada waktumu 24jam penuh untuk memikirkan persamalahan yang tidak ketemu titik terangnya, itu juga akan berpengaruh pada kesehatan kalian. Maaf, saya sedikit ngelantur. Okey, Kita balik lagi tentang kamar tidur.

Secara harfiah kamar tidur adalah suatu ruangan indoor yang terdapat pada susunan denah rumah. Pemaknaanya pun tentu masing-masing orang berbeda-beda ada yang hanya untuk sekedar tidur dan melemaskan otot-otot yang kaku.

Bahkan ekstrimnya lagi karena dikamar tidur kita memiliki otoritas atas segalanya sehingga ada yang merepresentatifkan sebagai miniatur Negara yang mungkin itu keliatan agak fiksi tapi memang benar adanya, atau lebih alternative lagi bagi kalangan aktivitas yang ingin belajar terkait revolusi mungkin bisa dimulainya dari kamar tidur.

Hal itu juga pernah diutarakan oleh group band asal british yaitu Oasis yang menuliskan pada sepenggal lirik lagunya “So I start revolusion from my bed” tentu itu sah sah saja, monggo sakkarepmu. 

Lantas hal yang saya sampaikan tentang kamar tidur diatas itu semua akan menjadi afdhol dan untuk menjadi cerminan diri kita juga harus diimbangi dengan cara kita mengapresiasinya. 

Cara termudah untuk mengapresiasi kamar tidur yaitu dengan kembali merapihkannya setelah bangun. Mungkin, itu pekerjaan yang sangat sepele dan sangat mudah untuk menundanya. 

Tapi, hal itu jika dibiarkan akan terjangkit suatu penyakit menular yaitu megeriti syndrome atau syndrome yang tiba-tiba menyerang Ke diri kita sehingga menyebabkan rasa malas untuk gerak dan tetap klesat klesot di Kasur empukmu.

Bicara soal merapihkan kamar tidur jika hanya dibayangkan atau dilakukan secara monoton itu memang juga menjadikan hal yang sangat membosankan karena pada dasarnya gerakan yang digunakan hanya itu-itu saja, tidak ada gerakan yang kontemplatif untuk menciptakan gerakan yang menyerempet keranah estetik.

Maka dari itu disini saya memberi solusi untuk menciptakan gerak-gerakan untuk merapihkan kamar tidur dengan cara yang lebih inovatif lagi. Sebagai contoh mungkin bisa dikompinasikan dengan gaya melipat selimut dengan teknik backhand atau menata bantal guling dengan cara passing. 

Tentu semua itu silahkan di sesuaikan dengan kemampuan diri anda, monggo kerso. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan untuk kesimpulanya yaitu maka rapihkanlah kamar tidur setelah anda bangun dan jika boleh saya akan menyampaikan sebuah frasa untuk closing statement yaitu “rapihkan kamar tidurmu sebelum jatuh rasa meriangmu” akhirulkallam.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun